Happy Reading☘️
Aksa bersandar pada kursi kebanggaannya sambil melihat pemandangan kota Jakarta dari sana. Pikiran Aksa sedang berkecamuk memikirkan kehidupan masa lalunya.
Aksa bahkan menghela nafas beberapa kali hanya untuk menghilangkan ingatan itu, ingatan yang membuatnya berubah seperti sekarang. Terlalu larut dalam pikirannya membuat Aksa tidak sadar dengan keberadaan Asih yang sedari tadi terus memanggil namanya.
"PAK DIPTA?!"
Aksa terkejut dan langsung menatap Asih tajam. Asih yang ditatap demikian mendadak gugup, langsung menundukkan kepalanya.
"Maaf, Pak. Dari tadi saya sudah panggil, tapi Pak Dipta tidak mendengar."
"Ada apa?"
"Pak Aris tadi menelfon untuk meminta izin membooking ruang VIP restoran ini nanti malam jam 10."
"Buat apa?"
"Untuk lamaran, Pak. " jawab Asih takut-takut. "Beliau meminta pihak restoran untuk mendekorasi ruangan itu bernuansa romantis."
"Baiklah. Lakukan seperti yang mereka inginkan."
"Kalo begitu saya permisi dulu, Pak," izin Asih.
"Tunggu sebentar," cegah Aksa cepat. "Tolong buatkan saya kopi dan yang mengantarnya harus Avin, tidak boleh yang lain."
Asih mengangguk patuh dan undur diri dari hadapan Aksa dengan ekspresi muka bingung. Aksa mempekerjakan Avin yang masih sekolah padahal di restoran tidak menerima pekerja paruh waktu. Selalu meminta Avin yang membawakan minumannya padahal sudah ada yang bertugas melakukan itu.
Asih merasa ada yang tidak beres dengan atasannya itu. Asih curiga Aksa pasti memiliki alasan khusus mempekerjakan Avin di sini.
Asih menggeleng-gelengkan kepalanya tidak ingin mencampuri urusan bosnya.••••••••••
"APA?! kok aku lagi yang antar?" teriak Avin tidak terima.
"Pak Dipta yang minta, Avin."
"Aku lagi banyak kerjaan, Kak Puput. Kenapa gak nyuruh yang lain aja, sih? Kenapa harus aku coba," balas Avin kesal. "Atau Kak Puput aja deh yang antar, pleaseee...."
Wanita yang Avin panggil Kak Puput itu hanya menggeleng, menolak permintaan Avin. Puput tidak berani melawan perintah pemilik restoran tempatnya bekerja.
"Kak Puput minta yang lain aja, deh yang antar. Lagian Pak Aksa gak bakalan nolak atau memecat mereka jika kopinya udah diantar," mohon Avin dengan ekspresi memelas.
"Gak bisa, Avin. Bu Asih berpesan kalo yang antar harus kamu, gak boleh yang lain. Tidak ada yang berani melawan perintah Pak Dipta, Avin."
Avin mengangguk lesu. Dengan sopan, ia meminta izin pada mereka yang juga bekerja sebagai dishwasher seperti dirinya dan tentu saja mereka juga lebih tua dari Avin.
Avin dengan langkah misuh menuju ruangan Aksa. Sebelum mengetuk pintu, Avin menghirup udara sebanyak mungkin agar bisa menghadapi wajah datar Aksa.
Menunggu beberapa menit, Aksa belum juga menyuruhnya masuk. Tanpa pikir panjang, Avin langsung membuka pintu dan mengerutkan keningnya, bingung mendapati Aksa tidak ada di ruangannya.
Avin memperhatikan ruangan Aksa yang besar dan juga rapi. Ia menyempatkan diri menikmati pemandangan sore dari ruangan itu walau hanya sekilas
"Taruh kopi saya di meja."
Tubuh Avin langsung menegang mendengar bisikan dari belakang tubuhnya. Avin melihat dari ekor matanya, wajah Aksa terlalu dekat dengan wajah Avin sehingga Avin tidak bisa bergerak. Apalagi nafas pria itu berhembus menyentuh kulit lehernya membuat Avin merinding seketika.
![](https://img.wattpad.com/cover/302824211-288-k373721.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SECOND TIME SENIOR HIGH SCHOOL ||COMPLETED||
RomanceIni kisah tentang Aviandra Jesika, kembali mengulang sekolah menengah atas karena suatu alasan. Riwayat rank: 🏅1 Avin 🏅121 in thriller (21 september 2022) 🏅1 in Sekolahan (01 Oktober 2022) 🏅2 in rahasia (04 Oktober 2022) 🏅4 in Penyamaran 🏅1 i...