BAGIAN 2

1.9K 128 25
                                    

Happy Reading☘️


Angkot yang mengantar Avin sampai ke sekolah barunya berhenti tepat di depan gerbang yang bertuliskan SMA Cakrawala.

"Wah!" Avin terkejut dan terkagum dengan luas dan besarnya lingkungan sekolah barunya saat pertama kali keluar dari angkot. Dilihat dari depan pagar saja sudah terlihat besar. Apalagi kalo sudah masuk, Avin tidak bisa membayangkannya. Gadis itu baru pertama kali melihat langsung SMA Cakrawala. Avin tidak datang saat proses pemindahannya karna semua sudah diurus oleh mereka yang menjadi alasan Avin berada di sekolah itu.

Avin menggeser tubuhnya dari tengah gerbang saat suara klakson motor menyadarkan dirinya. Avin kembali terkagum melihat banyaknya moge yang memasuki lingkungan sekolah. Avin menatap satu persatu siswa/i yang baru memasuki lingkungan sekolah. Hampir di antara mereka membawa kendaraan sendiri ataupun diantar supir pribadi.

"Gila! Ini sekolah baru aku?" gumam Avin tidak percaya.

SMA Cakrawala salah satu sekolah elit yang ada di ibu kota. Sekolah itu terkenal dengan fasilitas yang lengkap serta muridnya yang berprestasi.  Suatu keberuntungan bagi Avin bisa belajar di sana.

"Cih! Kampungan!"

Avin menoleh saat kalimat sindiran terdengar dari samping tubuhnya. Gadis itu mengernyit heran melihat mereka yang tadi berada dalam angkot yang sama dengannya belum juga memasuki lingkungan sekolah. Tatapan sinis juga belum juga hilang saat mereka menatap Avin.

Avin mengangkat bahunya acuh, tidak peduli dengan sindiran mereka. Avin kembali memandang lingkungan sekolah dari balik gerbang. Buang-buang tenaga jika Avin meladeni ucapan gadis yang mengatainya tadi sok kenal.

Avin merapikan lagi seragam sekolahnya dan mulai melangkah memasuki area sekolah dengan senyum merekah. Mata gadis itu langsung membola melihat betapa besarnya SMA Cakrawala setelah berada di dalam. Avin tidak tahan untuk tidak berdecak kagum. Avin memikirkan berapa biaya yang harus mereka keluarkan untuk bisa sekolah di sana.

Avin menggeleng-gelengkan kepalanya setelah sadar memikirkan hal itu bukanlah urusannya. Avin hanya perlu fokus pada tujuannya berada di SMA Cakrawala. Gadis itu memandang sekelilingnya dan benar saja, beberapa siswa tengah menatapnya dengan tatapan yang Avin sendiri tidak mengerti. Mungkin mereka pikir Avin aneh, kali, ya?

"Eh? Ruangan kepala sekolah di mana, ya?" Avin menghentikan langkahnya di tengah koridor setelah sadar dirinya tidak mengetahui letak ruangan itu. Menggaruk kepalanya yang tidak gatal karna bingung arah mana yang harus Avin lewati. Di depannya ada dua arah yang harus dipilihnya.

"Ke kiri... atau... ke kanan, ya?" gumam Avin, berusaha mencari arah yang tepat. Kan berabe jika nanti ia tersesat. Malu, coyy!

"Murid baru, ya?"

"Astaga, dragon!!" teriak Avin melompat kaget. Avin mengelus dadanya yang berdebar kencang. Hampir saja jantungnya copot dengan suara yang tiba-tiba itu.

Terdengar suara cekikikan dari arah belakang tubuh Avin. Dengan wajah memerah menahan kesal, Avin membalikkan tubuhnya untuk melihat siapa gerangan yang hampir membuat jantungnya copot. Niat hati ingin mengomel, Avin malah terpaku setelah melihat rupa orang di depannya.

Astaga! Bidadari kesasar dari kayangan mana ini?

Avin tidak bisa menyembunyikan rasa kagumnya untuk gadis yang berdiri di hadapannya. Bahkan tanpa sadar, mulut Avin sedikit terbuka.

"Maaf. Kaget, ya?" Raut bersalah begitu jelas tersirat dalam wajah gadis itu.

Bahkan suaranya selembut itu.

SECOND TIME SENIOR HIGH SCHOOL ||COMPLETED||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang