Happy Reading☘️
"Eh, Cik? Tau, gak nama cowok yang duduk di sudut kanan dekat jendela?" tanya Avin disela mengunyah. Kedua gadis itu tengah makan bakso di kantin sekolah dengan Cika yang membayar makanan Avin tentunya. Anak kos seperti Avin tentu tidak memiliki uang lebih. "Kok aku baru liat dia, ya?" lanjut Avin.
"Di sudut dekat jendela?" ulang Cika memastikan.
Avin mengangguk.
Cika memakan baksonya sambil berpikir, kembali mengingat orang yang Avin maksud. Keseringan menunduk saat berada di dalam kelas membuat Cika tidak terlalu mengingat mereka yang duduk di sana.
Cika menelan baksonya cepat setelah mengingat siapa cowok yang Avin maksud. "Aku ingat sekarang. Namanya Zico, anak pemilik sekolah kita ini," jelas Cika. "Di samping Zico namanya Zinno dan di depannya ada Alex dan Alfian."
Avin perlahan mengangguk mengerti. Ia belum mengetahui nama keempat pemuda itu. Jangankan tahu nama mereka, lihat mereka saja baru hari ini.
"Serius kamu baru liat?" Cika bertanya tidak percaya. "Ke mana aja kamu selama ini, Avin? Zico udah ada dari minggu lalu loh. Memang, sih, waktu kamu masuk mereka gak datang sekolah, tapi selebihnya sampai hari ini mereka hadir terus loh."
"Ah? Masa, sih? Perasaan baru hari ini deh aku liat," ujar Avin dengan tampang polos.
"Kayanya mata kamu ada yang salah, deh, Vin. Masa mereka yang setinggi itu gak kamu liat?"
"Iya kali, ya? Kayanya aku harus ke dokter mata, deh."
Cika tertawa dengan tampang Avin yang dengan polosnya mengiyakan ucapannya. Emang dasar Avin. Bar-bar gitu ternyata masih ada sisa kepolosan.
"Em, Vin. Maaf kemarin aku gak bantu kamu." Cika menatap Avin dengan tatapan bersalah. Kemarin Cika berniat membantu, tapi Aksa malah mengusir Cika begitu saja. Apalagi guru itu selalu mengawasi Avin.
Avin mendengus mengingat kejadian kemarin. Suasana hati Avin langsung memburuk yang berpengaruh pada selera makannya yang hilang. Avin mendorong mangkok bakso dan gelas minumannya di hadapan Cika. "Ingat wajah Pak Aksa dan hukumannya bikin selera makan aku hilang. Udah gak doyan lagi makan bakso," keluh Avin.
Cika mengerjap. Menatap Avin dan mangkok milik gadis itu bergantian. "Gak doyan karna udah habis," sindir Cika. Mangkok Avin sudah bersih. Bahkan setetes kuahpun tidak ada.
"Sayang kalo dibuang, Cika. Mending buang di perut," kilah Avin.
"Sayang kalo dibuang, Cika. Mending buang di perut," ulang Cika, dengan nada sindiran.
Avin hanya tertawa mendengar sindiran Cika. Malu? Tentu saja tidak.
Mengenai hukuman Linda, dkk, Avin sudah mendengar hukuman ketiga gadis tengil itu. Kalian tahu hukuman mereka apa?
HANYA DI KASIH SP!
Bayangkan betapa kesal Avin mendengarnya? Rasanya Avin ingin membakar satu sekolah ini beserta Pak Aksa hingga jadi abu. Namun, Avin tidak punya keberanian seperti itu. Ya kali bakar sekolah, yang ada Avin yang dibakar. Canda.
Mendengar hukuman ketiga gadis itu membuat Avin tak habis pikir. Mereka sudah sering menghina bahkan membully Cika, tapi mereka cuma dikasih surat peringatan. Avin yang melawan mereka justru dihukum sampai tulangnya hampir remuk. Mentang-mentang anak donatur sekolah, mereka diistimewakan.
"Cih! Dasar pilih kasih!" ucap Avin kesal. Tenang saja, yang dengar cuma Cika doang karna Avin ucapnya dengan nada pelan.
"Gak boleh ngomong gitu, Avin," tegur Cika.
![](https://img.wattpad.com/cover/302824211-288-k373721.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SECOND TIME SENIOR HIGH SCHOOL ||COMPLETED||
RomanceIni kisah tentang Aviandra Jesika, kembali mengulang sekolah menengah atas karena suatu alasan. Riwayat rank: 🏅1 Avin 🏅121 in thriller (21 september 2022) 🏅1 in Sekolahan (01 Oktober 2022) 🏅2 in rahasia (04 Oktober 2022) 🏅4 in Penyamaran 🏅1 i...