BAGIAN 30

790 71 0
                                    

Happy Reading☘️


Suasana SMA Cakrawala pagi ini masih begitu sepi. Hanya beberapa siswa rajin yang sudah datang di jam seperti ini. Avin memasuki kelas yang masih belum ada penghuni dan duduk di bangkunya sembari menidurkan kepalanya di atas meja.

Kepala Avin terasa pusing karna hari ini Avin kedatangan tamu yang datang setiap bulannya. Avin juga merasa tubuhnya sangat lemas hingga membuatnya tidak bisa beraktivitas seperti sebelumnya.

Ini menjadi kali pertama bagi Avin ketika datang bulan, tubuhnya menjadi selemas ini. Avin memegang perutnya yang terasa mules efek dari datang bulan.

Teman sekelas Avin mulai berdatangan satu persatu dan Avin masih setia menutup matanya. Kelas yang tadinya hening mulai ribut membuat Avin sedikit tidak nyaman. Ingin menyuruh mereka semua diam, Avin tidak ada hak.

Alex dan Zinno yang baru memasuki kelas terkejut melihat Avin yang sudah ada di tempat duduknya. Tanpa menyimpan tas mereka, keduanya menghampiri Avin yang seperti tertidur.

"Mimpi apa lo tadi malam hingga datang sepagi ini? Tumben banget," pungkas Zinno heran.

Avin mengangkat kepalanya membuat Zinno dan Alex terkejut dengan wajah Avin yang pucat seperti mayat hidup.

"Lo sakit?" tanya Alex khawatir.

Avin menggeleng pelan, "lagi dapet aja."

Zinno dan Alex saling memandang, bingung dengan jawaban Avin. Keduanya memutuskan untuk tidak bertanya lagi dan berjalan menuju tempat duduk mereka. Keduanya tidak ingin mengganggu Avin yang terlihat begitu lemas.

Waktu upacara sebentar lagi akan dimulai. Cika memandang cemas ke arah Avin yang tengah bersiap-siap ke luar kelas menuju lapangan.

"Kamu yakin baik-baik aja?" tanya Cika cemas.

Avin tersenyum ke arah Cika pertanda ia baik-baik aja. "Gak usah cemas, Cika. Kamu tau aku ini kuat. Aku gak akan mudah tumbang hanya gara-gara dapet."

"Tapi, Avin, muka kamu pucat banget. Kita ke UKS aja, ya?" bujuk Cika.

"Aku gak papa, Cika. Percaya sama aku," ucap Avin menyakinkan. "Aku ke WC dulu, ya? Kamu duluan aja ke lapangan, nanti aku nyusul."

"Gak. Aku temenin kamu ke Wc."

"Gak usah, Cika. Aku bisa sendiri."

"Tapi...."

"Udah. Kamu ke lapangan sekarang."

Cika menghela napas pasrah dengan Avin yang begitu keras kepala. "Ya udah. Aku duluan. Kalo kamu gak kuat, kamu gak usah ke lapangan, istirahat aja di UKS."

Avin hanya mengangguk dan perlahan meninggalkan kelas menuju WC. Koridor sekolah mulai sepi karna semua siswa sedang berbaris di lapangan upacara. Avin mengerjapkan matanya yang terasa buram. Badan Avin terasa sangat lemas dan keringat dingin mulai membasahi keningnya.

Gadis itu berjalan sambil berpegangan pada tembok kelas untuk menahan tubuhnya agar tidak tumbang. "Ayolah Avin. Jangan pingsan, setidaknya kamu harus sampai WC dulu."

Avin terjatuh saat tidak kuat melangkah lagi. Avin berusaha bangkit, tapi tubuhnya terlalu lemah. Ia memilih menyandarkan tubuhnya di tembok dan menutup matanya berharap pusing yang dirasakannya berkurang. Padahal Avin sudah hampir terlihat, tapi tubuh Avin tidak bisa diajak kerja sama.

Aksa yang kebetulan lewat di sana kebingungan melihat Avin yang duduk di lantai. Dengan segera, Aksa menghampiri gadis itu dan terkejut melihat wajah Avin yang pucat dan juga keringat yang sudah membasahi keningnya.

SECOND TIME SENIOR HIGH SCHOOL ||COMPLETED||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang