BAGIAN : 4

19.1K 254 4
                                    

Putri Pingitan sudah masuk SD dan tumbuh sangat cantik seperti ibunya. Tubuhnya tumbuh sangat bongsor hingga kelas 4 sudah setinggi 160 cm dan berkulit kuning Langsat sehingga pak Iksan guru olah raga suka menggodainya. Hanya pak Iksan yg bisa dekat dengan gadis itu karena ia jadi guru yg mengajarkan beladiri. Sedang jika ada orang yg berniat jahat kepadanya akan menyesal karena ia bukan seorang gadis yg cengeng dan lemah. Ada kekuatan gaib yg dimiliki gadis itu sejak lahir. Ia bisa menjadi seorang gadis cantik dan ramah, tetapi bisa juga menjadi monster yg menakutkan dan sangat kuat. Iksan suka melihat gadis itu minta dibetulkan cara memakai kaos strit untuk penutup dadanya yg mulai tumbuh.

" Celana trainingnya kamu coba dulu, bapak diluar." kata pak Iksan yg berwajah tampan itu.

" Ah bapak tungguin di dalam. Putri takut sendirian di dalam kamar"
Pak Iksan jadi serba salah. Akhirnya ia mau juga masuk ke dalam ruang ganti baju menunggui muridnya yg manja. Pak Iksan hanya duduk membelakangi Putri yg sedang melepas baju seragam dan mengganti dengan seragam olah raga.

" Ini sudah Putri lepas pak." kata Putri sambil berdiri di depan Iksan dalam keadaan telanjang. Aduuhh tubuh Putri yg putih bersih itu terbuka sama sekali. Buah dadanya sudah tumbuh sebesar buah apel. Pahanya yg putih mulus itu membuat Iksan sesak nafas dan menelan air ludah.

" Kan kamu bisa pakai sendiri yang" kata pak Iksan.

" Nggak mau. Bapak yg pakaikan." kata gadis itu sambil menggerakkan kakinya menghentak lantai. Putri kayak anak kecil saja minta dipangku dan dipakaikan celana trainingnya. Memangku pantat putih mulus milik Putri ? Pak Iksan jadi bingung saat tubuh yg mulus itu tersentuh telapak tangannya. Empuk dan menggairahkan. Perlahan tapi pasti membuat deg2 an saat memegangi paha gadis itu. Lalu menyematkan kaos panjang untuk menutup bagian atas tubuh Putri. Putri merasa senang dadanya disentuh pak Iksan yang masih muda dan tampan itu. Kaget pak Iksan ketika tiba2 ia dicium Putri.

" Gemes Putri sama bapak."

" Ah kamu Put. Ayo keluar! Udah rapi kan." kata pak Iksan.

" Ada semut yg menggigit dada Putrii..ambil semutnya pak." kata gadis itu manja. Pak Iksan menuruti membuka sleting kaos panjang gadis itu dan memeriksa dada mulusnya yg digigit semut. Ternyata tidak ada. Pak Iksan jadi kesel hingga mencubit puting dada muridnya.

" Mana semutnya ?!"

" Tadi udah bapak ambil. hi hi hi" jawab Putri sambil tertawa cekikikan. Di luar ruang ganti sudah menunggu murid lain mau siap bertanding.

" Ayoh Put. katanya berani lawan aku ?" tantang murid kelas 6 yg penasaran karena Putri gak terkalahkan di sekolah itu.

" Siapa takut ?" jawab Putri.

Baru melangkah keluar, kaki Putri dijegal murid kelas 6 itu. Tapi Putri cepat melompat dan temannya malah jatuh.

" Sigit !! Mainnya disana bukan di dalam ruang kelas" kata pak Iksan menunjuk ke arah aula. Anak laki2 seusia Sigit memang tidak terpengaruh melihat kecantikan tubuh Putri. Tapi ia sangat emosional untuk membuktikan bahwa ia mampu mengalahkan jurus Putri.

" Hiiiiaaaat !" teriak Agus sambil memukul tumpukan batu-bata empat dan retak dalam sekali bukul dengan susi telapak tangan. Kali ini ia menumpuk empat bata dan melirik ke Putri.

" Giliranmu !" kata Agus. Tapi Putri malah pergi meninggalkan mereka.

" Mau kemana kamu ? Ini kamu pukul dulu.." kata Agus Ternyata Putri kembali membawa empat bata lagi ditumpuk diatas tumpukan Agus yg empat itu jadi lebih tinggi. Kemudian atraksi Putri yg hanya mengusap bagian paling atas tumpukan batu bata itu.

" Pukul dong !! Jangan cuma diusap neng !!" kata Agus. Pak Iksan menyaksikan aksi Putri yg sangat memukau.

" Bruk !!" Bata berjumlah delapan itu hancur dengan sekali usap pakai telunjuk jarinya.. Tentu saja Agus tidak percaya pada apa yg dilihatnya. Iapun langsung menendang Putri dengan sangat kuat.

" Dukk !!"

" Aduh !!"

Yg ditendang tidak bergoyah, tapi Agus merintih karena kalinya seperti menendang batang pohon kering yg sangat keras. Kaki Agus langsung bengkak memerah dan sangat sakit untuk berjalan.

" Ayo anak2 mulai bertanding. " kata pak Iksan dengan menggerakkan kedua tangannya memanggil myrid2 klas 6. Agus masih merintih duduk di teras kantor guru sambil memegangi kakinya yg bengkak. Pak Iksan menghampiri dan menuntun masuk ke ruang UKS.

" Makanya jadi anak itu jangan sombong suka memukul perempuan" kata pak Iksan.

***

Usai dipermalukan di sekolah Agus laporan ke orang tuanya kalau ia telah dihajar oleh temannya hingga ayahnya marah dan emosi mengantar ke sekolah keesokan harinya.

" Mana temanmu yg berani menghajar kakimu sampai bengkak ?" tanya ayahnya di depan teman Agus di sekolah. Gareng yg tertawa menunjuk ke arah Putri yg sedang duduk dengan teman sesama cewek.

" Yang itu pak..cewek yg tinggi besar itu." kata Gareng. Ayah Agus masih tidak percaya ditunjukkan seorang gadis setinggi gurunya.

" Mana dia ? Bukannya itu Bu gurunya ? Guru kok main pukul saja sama muridnya." bentak ayah Agus.

Pak Iksan yg mendengar ucapan orang itu langsung keluar dari kelas melihat diluar.

" Bapak siapa ?" tanya pak Iksan.

" Saya orang tua Agus. Salah anak saya apa kok kakinya sampai bengkak dihajar temannya."

" Kata siapa anak bapak dihajar ?"

" Ya anak saya yg bilang gitu."

" Anak bapak bohong. Dia yg menendang temen ceweknya yg tinggi itu. " Kata pak Iksan. Putri menoleh ke arah ayahnya Agus yg marah2. Betapa kaget ayah Agus ketika meligat wajah Putri masih imut kayak bocah kecil.

" Agus mah bohong tuh pak." kata teman yg lain belain Putri. Wali murid itu jadi malu ketika yg dihadapi adalah seorang murid perempuan yg imut dan tak berdosa Agus menunduk malu karena ia tidak bisa mengalahkan Putri yg anak perempuan Mosok kalah sama perempuan. Kata Agus dalam hati.

***

Agus tidak suka dipermalukan Putri di depan teman2 nya hingga pulang sekolah menghadang gadis itu sambil mmbawa tongkat Pramuka bersama empat temannya. Ke lima bocah klas 5 SD itu menghadang di perempatan jalan yg dilalui Putri.

" Tuh orangnya sudah belok sini Gus. Langsung kamu pukul saja dari samping, aku mukul dari belakang " kata Wowo.

" Oke. kemon." kata Agus yg berjalan pelan mendekati Putri.

" Jangan main2 ya sama aku " kata Agus sambil mengayunkan tongkat bambu di tangan ke kepala Putri.

" Buk ! Bukk!!"

" Aduh !!"

" Klotak. Sakit tauk"
Mereka senang melihat Putri jatuh tersungkur dan mereka memukul tubuhnya sekuat tenaga. Tapi Wowo mendengar suara tawa Putri yg sudah jauh meninggalkan mereka.

" Dadaaaa...dadaaa Gus, wok"

Serentak keempat anak SD itu melongok ke arah sumber suara Ternyata Putri sudah pergi malah meledek dengan menungging kan bokongnya. Lalu siapa yg mereka gebuki tadi ? Astaga, mereka telah memukuli Dodo teman sendiri yg babak belur..

DIHAMILI GENDRUWOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang