Bayu tumbenan rukun sama istrinya yang mulai hamil muda setelah beberapa hari tidak keluar rumah. Toh di rumah pun Bayu bisa menikmati hidangan enak dan bersantai ria bersama Lintang karena tersedia uang yang cukup. Bayu bahkan baru saja membeli mobil bekas yang bisa dipakai untuk mengantar istrinya belanja atau ke bidan bila ingin memeriksakan kehamilannya.
Putri senang melihat Bayu rukun dengan mamanya hingga ia mau tidur bertiga malam itu.
Lintang yg sudah lelap tertidur karena sudah terpuaskan oleh permainan suaminya, tidak peduli kepada putrinya yg kini menggoda papanya. Siapa yg tak tergoda melihat pertumbuhan tubuh Putri yg sangat cepat itu. Gadis cantik itu sudah mulai beranjak remaja itu makin menggoda.
Bayu mulai menyesal telah menuduh istrinya selingkuh dengan setan, itu terbukti Putri sangat menyayanginya. Akhirnya Bayu mengurungkan niatnya untuk mesum dengan Putri.
" Kok udahan pa ?"
" Udah pakai kembali bajumu "
" Kenapa sih pa kok nangis?"
Bayu menangis sesenggukan menyesalkan perbuatannya kepada Lintang yg dicemburui telah selingkuh dengan makhluk halus. Tapi ia masih bingung dengan uang yg selalu ada di dompet Lintang hingga ia bisa mengambilnya untuk berjudi. Mungkin saja Lintang punya tabungan atau uang dari ayahnya yang ada di luar Jawa. Waktu nikah dulu kan Lintang juga membawa gelang dan kalung emas yang selalu disimpan untuk berjaga kalau nanti dibutuhkan untuk melahirkan.
***
Tok tok tok. Pintu diketuk dari luar saat Bayu sedang tidur memeluk putrinya. Bayu ingat yg ketok pintu pasti Bendot mau ngajak main ceki. Bayupun seperti kesetanan bangun sambil membongkar lipatan baju Lintang yg tersimpan banyak uang. Setelah itu Bayu kembali bergegas keluar rumah menemui Bendot yg ternyata bersama Srihadi teman main judi di pos ronda.
" Kamu sudah bawa uangnya ?" tanya Bendot. Bayu tersenyum.
" Sudah dong.. tapi jangan di pos ronda ah. Itu mah cuma untung ngantuk." kata Bayu.
" Tenang saja. Di warung kopi mbak Tinuk. Tahu kan ?"
" Oke." jawab Bayu yg ikut pergi membawa motor sendiri. Bendot ternyata sudah berkolaborasi dengan Tinuk pemilik warung kopi untuk mengerjai Bayu yg punya duit banyak. Bayu kalau main judi selalu bawa uang banyak dan royal buat minum serta bagi2 kepada Tinuk dan cewek2 warung kopi.
Di rumah besar Tinuk sudah siap .meja bundar rendah berkaki tiga dua buah. Tamu yg main ceki kartu cina digelar di lantai beralas tikar.
*" Nah ini boss kita lama nggak nongol. " ujar Keplek dan Dono yg sudah duduk di pojok sambil ngopi.
" Lagi bikin anak nih." jawab Bayu.
" Anak ? Emang gendruwonya cuti ?" tanya Dodo sambil tertawa.
Di komunitas judi sudah hapal jika Bayu sedang menikmati selingkuhan istrinya dengan Gendruwo hingga setiap hari tidak mungkin Bayu miskin.
" Anakmu juga sudah prawan gitu Yu. Gak papa kamu keloni, kan dia anak gendruwo." kata Bendot. Sesaat kemudian Tinuk datang membagikan kopi dan gorengan diatas meja. Ngobrol di warkop Tinuk enak, ditemani cewek cantik bercelana pendek hingga pamer paha yg putih2 dan dada yg montok.
Diluar rumah Tinuk, Dirin dan Sakir sudah siap2 ngacir ke rumah Bayu pakai motor berniat merampok Lintang, istri Bayu.
Istri Bayu pasti menyimpan uang banyak dan putrinya yg sudah remaja itu bisa diculik untuk minta tebusan.
Sampai di lokasi Sakir memarkir motornya agar jauh agar suara motor tidak didengar mereka.
" Tok ! Tok ! Tok !"
Lintang yg tadi sudah lelap tidur tidak mendengar ketukan itu, tetapi Putri mendengar sehingga beranjak membukakan pintu.
Begitu pintu dibuka, Sakir langsung masuk ke dalam menangkap tangan Putri dan membawanya keluar. Dirin masuk ke dalam kamar untuk menggeledah lemari tempat penyimpanan uang Lintang. Namun sial bagi Dirin, karena ia dihadang makhluk tinggi besar hitam hingga menggigil kerakutan. Belum sampai mau berbalik keluar rumah, kepalanya ditangkap tangan besar itu dan diangkat tubuhnya ke atas hingga melihat betapa wajah makhluk itu sangat seram.
" Mau apa kamu masuk rumah ini?" tanya makhluk itu sambil meremas leher Dirin dengan kuku2 tajamnya.
" Heh eh ek hek " Dirin tidak bisa mengucapkan kata sepatahpun karena tenggorokannya terasa menyempit dan sulit bernafas.
Makhluk aneh itu kemudian mencampakkan tubuh Dirin ke ranah diluar rumah dan menginjaknya dengan sangat kuat hingga Dirin menjerit sangat keras.
" Aaaaacchhh.."
Masih di luar rumah, Sakir yg telah berhasil membawa Putri, terjegal jatuh karena Putri telah berubah ujud menjadi makhluk tinggi besar dengan rambut terurai dan bulu di sekujur tubuhnya. Sakir dicabik2 tubuhnta dengan kuku panjangnya dan lari kabur. Dalam keadaan tubuh berdarah - darah Sakir naik motor dan ngebut tapi tidak tahu arah karena keadaan gelap gulita.
" Ampuuuunnn tolooong !!"
Sakir memacu motornya hingga menabrak pagar tembok dan jatuh terkapar di jalan kampung. Wargapun keluar menemukan Sakir bersimbah darah setelah motornya menghantam tembok rumah orang.
Lintang yg mendengar ribut2 diluar mencari putrinya yg tidak ada di kamar, ia khawatir Putri berada di luar.
" Puputtt.. Puuut !!"
" Iya maa " jawab Putri yg ternyata sedang nonton tv di ruang tengah.
" Sukurlah kamu di rumah Put. Jangan keluar ya Kayaknya ada maling itu berisik warga pada ngumpul" kata Lintang sambil memeluk putrinya.
Esoknya warga kampung itu menemukan Sakir sudah mati karena mabok bermotor hingga kecelakaan. Sedang Dirin mati terkapar di jalan desa yg berbatas dengan lembah. Dikabarkan kedua orang itu adalah residivis yg dicari polisi karena sering mencuri dan merampok.
Bayu pulang di rumah sudah banyak warga yg berkerumun dan didatangi polisi untuk mengusut kronologi kematian Sakir dan Dirin. Bayu tidak habis pikir, bagaimana mungkin kedua temannya itu mati karena kecelakaan motor dan yg satu tersangkut di pohon yg menjulur di pinggir jurang dengan sekujur tubuh berlumur darah.
