Banyak kejadian aneh di sekitar kampung Bayu membuat warga mulai curiga kepada keluarga Bayu. Terutama sering terjadi kecelakaan mobil atau orang gila setelah bertamu ke rumah Bayu. Mardek yang juga komplotan judi Bayu mencurigai adanya anak gendruwo yang sering menakuti warga. Padahal Puput yang sering diganggu pemuda di lingkungan kampung itu karena cantik, tetapi di saat yang sama muncul makhluk yang sangat seram berjalan mendampingi Puput bila pulang tengah malam.
"Kita usir saja keluarga Bayu dari kampung ini pak." kata Mardek yang jadi tokoh masyarakat.
"Betul pak. Lagian Bayu itu juga penjudi yang suka maling uang."
"Sabaaar..kita belum dapat buktinya kalau mereka itu jahat." kata pak Lurah.
"Bukan soal jahat, di rumah itu ada makhluk misteriusnya. Puput itu kan anak setan." kata Gino.
"Astagfirullah..dia itu anak pasangan Bayu dan Lintang. Bukan seperti yang kamu katakan bro." kata pak kades.
"Kata Bayu itu bukan anaknya kok. Lagian Bayu yg kerjanya cuma judi saja bisa beli mobil." kata Sakino.
Rumah serbaguna di samping bale desa sudah berkumpul puluhan pemuda yg sedang rapat untuk mengeksekusi keberadaan keluarga Lintang dan Bayu. Suasana jadi panas karena mereka ingin segera menangkap Puput yang suka tampil sangat seram di malam hari ketika dipergoki pemuda desa saat pulang les di sekolah.
"Ya sudah nanti kita panggil saja Bayu dan Lintang ke bale desa." kata pak kades.
Mardek tidak puas dengan keputusan pak Kades untuk memanggil Bayu temannya berjudi. Ia memilih jalan pintas datang sendiri ke rumah Lintang bersama Boneng. Siapa tahu ada rejeki nomplok dari Lintang yang katanya banyak duitnya.
***
Benar juga kata Mardek ketika mendengar laporan Kesot dan Pitol yang malam Minggu kemarin lewat dan ingin bertamu ke rumah Bayu, untuk minta sumbangan, malah melihat kejadian yang sangat aneh dan menakutkan.
"Aku melihat sendiri di dalam rumah itu ada Bayu kawe yang sedang bercinta dengan Lintang. Padahal Bayu kan sedang judi di rumah Modin"
"Terus?"tanya Mardek penasaran.
"Aku pulang karena ada makhluk hitam di samping rumahnya memukul punggungku dengan batang pohon kelapa yang diangkatnya dengan mudah. Aku langsung ngompol dan dengkelen gak bisa bergerak. Tahu- tahu aku sudah terkapar dipinggir kali." cerita Pitol.
Akhirnya Mardek nekat datang bersama Boneng ingin buktikan laporan dari Kesot.Mosok dia takut sama setan, apa gunanya dia berguru ke Banten.
Usai baca mantra yang tidak dimengerti siapapun, Mardek melangkahkan kaki masuk ke teras rumah yang hanya ada lampu remang- remang 5 Watt.
" Tok Tok Tok !!"
Pintu diketok Mardek, sementara Boneng melangkah ke samping rumah melihat situasi. Tampak di belakang rumah itu pohon beringin yang sangat besar tidak seram bagi Boneng maupun Mardek.
Pintupun akhirnya dibuka oleh seorang gadis cantik yang mereka kenal sebagai anak Bayu. Mardek menarik nafas karena wajah gadis itu sangat cantik dan terlihat tubuhnya dibalik dasternya yang transparan.
"Masuk pak." sapa gadis itu.
Mardek langsung masuk sambil membuka pintu lebih lebar. Sedang Boneng langsung membekap mulut Puput dan membawanya keluar rumah untuk diculik. Puput dibungkam tentu dengan kekuatan gaib hingga terdiam tidak berteriak. Mardek yang sudah berada di dalam rumah berhadapan dengan Lintang yang sudah berdiri di depan pintu kamarnya.
"Mas Bayu tidak di rumah pak"
"Oya. Kebetulan sekali..aku mau mencicipi kehangatan kopimu sayang.He he he.." kata Mardek yg langsung memeluk Lintang dengan ganasnya.
"OOO..tolooong.." teriak Lintang yg meronta melepaskan diri dari pelukan Mardek.
"Percuma kamu berteriak Lintang, tidak ada yg mau mendengar suaramu.." kata Mardek yg terus memaksa Lintang masuk kamar.
"Brukk !!"
"Aaaaacchhh."
Bayu tiba2 telah berada dalam kamar itu dan menendang Mardek hingga tersungkur ke lantai dan tertimpa meja yang roboh.
"Bayu! Berani sekali kamu melawan aku hah?" kata Mardek yg bangun sambil pasang kuda2. Sayangnya kekuatan Mardek tidak sebanding dengan Bayu yang tiba-tiba menjelma menjadi raksasa seperti Hulk. Wajah Bayu yang tampan itu berubah menjadi seram dengan mata melotot seperti hendak keluar dari rongganya. Mardek dicengkeam dan diangkat kuduknya lalu dilempar keatas atap rumah itu hingga jebol.
"Aaaaaaacccchhhh" jeritan Mardek menggema sampai ke langit saat tubuhnya yang besar itu terlempar hingga tersangkut pada dahan beringin yang tinggi. Diatas pohon sudah ada makhluk hitam berambut panjang yang menunggu membuka mulut Mardek dan memasukkan ke dalamnya kotoran manusia dan cacing. Dia adalah Wewe gombel.
Wewe Gombel adalah setan betina pasangan gendruwo yang suka menculik anak gadis yang pulang tengah malam. Lalu membawanya ke atas pohon tinggi dan menyuapi mulutnya dengan kotoran manusia dicampur cacing dan belatung.
Saat yang sama Boneng yang merasa sangat bahagia bisa menggendong tubuh Puput pergi terperanggah karena tiba- tiba tubuh Puput makin besar dan wajahnya menjelma makhluk yang sangat seram. Boneng jatuh tersungkur ketika gendongannya semakin berat dan membalikkan tubuhnya jatuh ke tanah. Lalu Boneng dicengkram makhluk perempuan raksasa itu dan dilempar ke atas hingga tersangkut diatas dahan beringin.
"Ohhhh..ampuunnn..jangan bunuh akuuu.." rintih Boneng sambil berpegang pada ranting pohon beringin. Saat itu juga ia dipaksa makan kotoran manusia yang dicampur dengan belatung.
"Hoek..Hoek."
"Ayoh..ini harus kamu habiskan kalau mau hidup." kata Wewe gombel yang mengikat kakinya dengan ranting pohon beringin.***
Paginya bale desa sudah bersiap memanggil Bayu dan Lintang untuk dimintai keterangan perihal rumahnya yang dicurigai warga ada makhluk halus yang meresahkan warga. Tapi pak kades bingung mencari Mardek dan Boneng yang ditunggu sampai siang juga tidak hadir.
"Kata Bu Modin Mardek digondol Wewe semalam" kata hansip Gino.
"Kamu itu omong apa toh Gin? Hari gini kok ada Wewe nggondol orang tua."
"Tapi ini benar pak kades, kalau gak percaya ayoh kita lihat mereka sedang minta tolong diatas pohon."
"Ah masak sih." kata pak kades yang beranjak pergi ke rumah kontrakan Bayu bersama perangkat untuk membuktikan laporan Gino.
Rame- rame warga sudah berkumpul dibawah pohon beringin besar itu sambil menengadah ke atas dimana tubuh Mardek dan Boneng bergelantungan pada dahan dengan kaki dan tangan diikat ranting basah.
"Mardekk!! Ngapain kamu sampai ke atas pohon beringin ?" teriak pak kades sambil tertawa heran. Perangkat sudah berupaya mencari tangga untuk memanjat pohon yang hampir tak ada dahan selain akar yang memagari badan pohon itu. Akhirnya Irfan dan Tehe bisa memanjat sambil membawa tambang plastik yang besar itu ke atas untuk mengikat Mardek dan Boneng dan menurunkan pelan- pelan.
"Kamu tanyain Boneng dan Mardek, ngapain semalam nginep diatas pohon." kata pak kades bercanda.