Berbekal popok Wewe, Bayu bisa mengambil duit orang tanpa dilihat pemiliknya,bisa masuk ke dalam kamar gadis yang diinginkan tanpa ada yang melihat. Intinya Bayu bisa menghilang dan kalau main judi pasti menang karena bisa melihat kartu yang tertutup.
Lintang yang melihat suaminya sekarang rajin membantu jualan di pasar dan tidak sewot seperti dulu, merasa senang. Bayu sekarang lebih banyak tinggal di rumah dan tidak marah- marah. Lintang sangat bahagia ketika suami tercintanya menunggu saat ia melahirkan bayi kedua yang terlahir laki- laki.
"Yang ini biar mama saja yang kasih nama" kata Bayu sambil mencium kening istrinya. Senangnya Lintang ketika ia diberi kepercayaan menamakan anaknya laki- laki.
"Bagaswara" ucap Lintang sambil melirik Bayu disampingnya. Putri Pingitan mulai cemburu karena perhatian mamanya akan berpindah kepada adiknya. Bagas masih kecil saja sudah tampan seperti ayahnya. Tapi Putri sekarang sangat senang karena ayahnya terlihat selalu mesra dengan mamanya setelah selama satu Minggu tidak pulang entah kemana.
"Tok tok tok." Tiba- tiba keceriaan Bayu terusik dengan ketokan pintu dari luar. Ia langsung beranjak membuka pintu.
"Assalamualaikum"
"Walaikum salam. Eh kamu Ndon..ayoh masuk"
"Gaklah ayoh kamu ikut aku ke Balai desa. Kamu dipanggil pak kades" kata Gendon yang langsung menarik tangan Bayu. Ternyata diluar sudah banyak warga yang berkumpul di depan rumah Bayu. Bayu yang merasa tidak bersalah jadi bingung kenapa ia dipanggil pak kades? Karena itulah Bayu segera memegang erat popok Wewe yang dipakainya, sambil menyebut nama "Usy" 7 kali. Seketika Bayu lenyap dari pandangan Gendon maupun warga yang telah menunggui di depan rumahnya. Gendon langsung panik ketika ia tidak lagi menggenggam tangan Bayu yang berubah menjadi ular pyton.
"Hiiiiii " pekik Gendon seraya melompat melepas pegangan tangannya.
"Hantuuuu.."
"Mana Bayu?" teriak Bayan yang ikut datang. Tapi Gendon dan Mardek sudah lari terbirit- birit ketakutan melihat ular besar itu bergerak ke arah mereka. Mana suasana bertambah tegang karena makin gelap dan hujan gerimis. Perangkat desa dan hansip yang ikut memburu Bayu yang dituduh membuat Linggar anak pak kades kesurupan melihat ular sebesar paha itu adalah jelmaan Bayu.
***
Di balai desa pak kades sudah menunggu kedatangan anak buahnya yang menjemput Bayu dari rumahnya. Tapi yang datang warga dan hansip yang ketakutan melihat hantu.
"Betul pak, Bayu tadinya sudah keluar dari rumah, tapi pas saya tarik tangannya keluar, berubah jadi ular pyton" Kata Gendon sambil ngos- ngosan.
"Ngarang kamu, pasti Bayu tidak ada di rumah, kan dia sudah 10 hari tidak pulang." kata pak Bayan.
"Tanya Mardek lah. Mardek juga lihat Bayu malah nyuruh kami masuk minum kopi" sambung Gendon.
"Betul gitu Ndon?"
"Beh betul gan"
Wah berarti benar kalau Bayu sudah mati, yang ada di rumah Lintang itu pasti setan selingkuhannya. Kata pak kades dalam hati. Padahal hampir tiap malam Jum'at diadakan tadarusan dan baca ayat kursi di bale desa. Akhirnya warga dan perangkat desa yang kumpul di bale desa dibubarkan pak kades. Sedang Bayu yang sejak tadi berada di lokasi itu tidak terlihat oleh mereka hingga mengerti apa yang sedang dibicarakan pak kades.
Tanpa sepengetahuan warga, Bayu telah berjalan menuju rumah Tehe dan Gatot yang biasa mabok dan judi bersamanya. Berarti benar kasiat popok Wewe itu telah membuat Bayu sakti bisa menghilang dan ganti ujud kek setan.
Tehe tentu saja sangat terkejut bila mendadak Bayu sudah duduk di belakangnya sambil membawa botol miras dan diletakkan diatas meja judi.
"Nih minum dulu." kata Bayu sambil tersenyum. Tehe dan Gatot melirik ke wajah Bayu."Lo kemana saja sudah dua Minggu ngilang?" tanya Tehe. Bayu tersenyum.
"Nginep dirumah bini muda tau!" jawab Bayu.
"Bawa duit dong?"
"Kok bisa?"
"Katanya bini muda loe kuntilanak?"
Seisi rumah pada tertawa mendengar candaan Gatot yang sudah langsung mengambil sloki dan meneguk miras yang dibawa Bayu.
"Gua kira tadi sore cuma akal- akalan loe aja sampai Gendon dan Mardek ketakutan lihat hantu di rumah loe " kata Tehe. Tentu saja para penjudi sahabat Bayu tidak ada yang tahu kalau Bayu sudah jadi warga lelembut dan saat ini sedang menunggui lelaki tampan itu.
"Emang ngapain loe pada buru gue?" tanya Bayu.
"Kata pak kades eloe buntingin anaknya he he"
"Buntingin?"
"Iya. noh si Linggar kesurupan nyebut nama loe di rumah pak kades "
Waah..pada kagak tahu semua nih, kalau rumah pak kades kalau malam jadi base camp gendruwo dan Wewe Gombel.Kata Bayu dalam hati. Gendon dan Mardek ikut nimbrung ketika Bayu bagi- bagi miras dan ikut main kiu2.
"Nah gitu dong jadi teman.. sekali- kali bagi2 minuman." kata Mardek yang tidak malu- malu menuang miras ke dalam sloki.
"Kenapa loe gak ikut main Yu.? Gak bawa duit ya?" tanya Tehe.
"Lagi males aja.Mau jelasin ke pak kades, kenapa emang dengan anaknya?"
"Iya noh, Linggar asal tidur suka ngelindur nyebutin nama kamu Yu.Emang udah kamu apain?" tanya Tehe. Baru saja Tehe iseng bertanya, mendadak Bayu sudah hilang lenyap dari tempat itu. Tehe bingung melirik kekiri dan kekanan mencari Bayu. Bayu sudah pergi tanpa diketahui teman- temannya karena ia memakai popok Wewe.
