Wisatawan lokal di sekitar Beteng mulai menurun setelah tidak dilihat lagi keluarga Bayu disitu. Sedang di rumah pak kades sudah mulai aman setelah di tempat itu sering diadakan pengajian dan tadarusan. Bahkan pak kades sekarang sudah senang putrinya yang cantik itu dilamar oleh seorang anak pengusaha terkenal dari kota Klaten bernama Joko Pitono. Sebenarnya Linggar tidak mau menerima karena dihatinya sudah ada Rangga yang sudah memberinya kebahagiaan lahir batin.
Linggar menghela nafas ketika ayahnya memberi ijin Joko membawa Linggar pulang ke rumah orang tuanya.
"Yah, kan aku belum nikah dengan mas Joko, kenapa ayah mengijinkan aku dibawa mas Joko"
"Ah.. sudahlah. Kan ayah sudah kenal baik dengan orang tuanya."
Serba salah mau menolak ajakan Joko, kan dia sudah melamar, tinggal nunggu hari H saja bulan depan. Akhirnya Linggar menurut saja karena dirumah Joko kan ada adik perempuannya, kan bisa tidur dengan adiknya. Lagi pula Joko itu dulu keluaran pondok gak mungkin macem- macem.
Usai berdandan cantik Linggar masuk mobil yang dikendarai Joko menuju Klaten. Joko sangat senang bisa menakhlukkan hati pak kades hingga membawa pulang Linggar yang jadi kembang kampus itu. Joko yang merasa tampan dan kaya, mosok ditolak Linggar yang hanya anak kades.
"Kita kemana mas?"
"Ke rumahku lah."
"Kok kesini?" tanya Linggar yang curiga mobil masuk ke daerah Gunung Kemukus bukan Klaten. Bukannya di daerah itu dikenal orang tempat mencari pesugihan atau ilmu hitam? Kata Linggar dalam hati.
Linggar menurut saja ketika dibawa ke sebuah villa yang menurut Linggar itu tempat penginapan untuk wisatawan yang mau berkencan.
Ternyata ada cafe di dalam villa itu. Linggar langsung duduk di posisi dekat dengan taman. Joko melangkah ke bar untuk pesan makanan dan minuman.
"Tunggu bentar ya."
Sekejab kemudian datang pelayan mengantar minuman dan steak ke meja di hadapan Linggar.
"Kita makan dulu, tadi kan aku belum sarapan" kata Joko yang mulai meneguk air jeruk. Linggar sebenarnya tidak nyaman diajak ke cafe itu karena ia melihat gelagat Joko yang kurang baik. Kenapa tidak langsung ke rumahnya saja bertemu dengan orang tuanya, kenapa harus ke villa yang jauh dari rumahnya.
Linggar mendadak pingsan sehabis minum es jeruk dan sedikit steak. Tapi Joko bukannya panik malah senang jika akal bulusnya tercapai. Dengan bantuan pelayan villa, Joko menggotong Linggar masuk ke dalam hotel yang ada dibelakang cafe.
Senang hati Joko meletakkan tubuh gadis cantik itu diatas ranjang. Lalu menutup pintu dari dalam dan mulai rebah disamping Linggar yang tak sadarkan diri.
Sambil tertawa kecil pemuda kaya itu mulai melepaskan pakaian Linggar satu demi satu sehingga terlihat semua.
"Ha ha ha.. Linggar, mulai detik ini kau tidak lagi jadi kembang kampus" bisik Joko sambil meraba dan mencium bagian- bagian terindah tubuh Linggar.
Namun apa yang terjadi benar- benar tak dapat dipercaya jika mendadak ruangan jadi gelap. Tubuh Linggar yang indah itu lenyap.
Joko tak melihat apapun dalam ruang gelap selain bau anyir darah dan suara gemercik air dan hembusan angin malam yang sangat dingin. Ah bukannya ia datang ke villa itu siang? gumam Joko dalam hati. Joko berangsek berdiri untuk menyalakan saklar lampu. Tapi kakinya seperti terendam dalam air rawa yang berlumpur.
Sekilas mata Joko melihat bayangan laki- laki berdiri di hadapannya. Bayangan laki- laki itu makin jelas dan ternyata berwajah sangat seram dan menyeringai perlihatkan gigi taring yang merah dan mata yang melotot seolah mau keluar dari rongga.
"Hehhh hehhh."
"Hantuuu..!!"
Joko mencoba untuk bangkit dan beranjak dari tempat gelap itu. Tapi ia seperti tidak punya kekuatan untuk bergerak. Dan tanpa daya kepalanya dicengkram oleh makhluk itu dan dibawa keluar entah kemana. Joko sudah berteriak sangat kencang tetapi seperti tidak ada yang mendengar dan menolongnya.
***
Pak kades bingung ketika melihat putrinya malah pulang sendiri tanpa diantar Joko. Linggar terlihat kesal karena tidak pulang bersama Joko Pitono.
"Astagfirullah aladzim, dimana suamimu?" tanya pak kades yang menjemput putrinya dari gerbang rumah.
"Aku ditinggal di Gunung Kemukus sendiri pak." kata Linggar. Tentu saja pak kades terkejut mendengar jawaban Linggar menyebut Gunung Kemukus.
"Gunung Kemukus? Ngapain kesana dia?" tanya pak kades yang sangat terkejut putrinya dibawa ke Gunung Kemukus tempat bursa memek.
Linggar sendiri seperti sangat kecewa setelah pulang kembali ke rumah.
"Aku bilang apa? Ayah sih ngijinin aku dibawa ke tempat yang aku tidak tahu"
"Trus, dimana kamu ditinggal Joko? Trus dia Kemana kok sampai kamu pulang sendiri?" tanya pak kades makin kepo.
"Aku gak tahu pak, tiba- tiba aku sudah sampai di bale desa."
Aneh! gumam pak kades dalam hati. Tapi bukankah pak kades pernah berada dalam dunia gaib, dan melihat Linggar juga disana. Mungkinkah Linggar dilindungi roh halus saat menghadapi musibah? Pastilah Joko telah melakukan sesuatu kejahatan terhadap Linggar, batin pak kades. Setahu pak kades, Linggar itu punya pacar gendruwo bernama Rangga yang sering datang ke dalam kamar Linggar, atau mengantar kuliah. Pastilah gendruwo itu selalu mengikuti kemana Linggar pergi. Kata Pak kades dalam hati. Kalau gadis cantik itu dalam bahaya gendruwo itu pasti melindunginya.
