Keluarga Camat Wilwo sangat kaget dihubungi calon besannya pak kades bila anaknya kemaren telah menelantarkan putrinya ke Gunung Kemukus. Pak Wilwo membantah tuduhan pak kades karena menurutnya Joko itu anak baik dan suka ngaji. Malah karena sampai hari ini Joko belum pulang ke rumah, pak Wilwo akan gugat balik ke pak kades.
Namun tiba- tiba ada berita di tv yang menyebut nama Joko ditemukan tergeletak pingsan di dalam kamar sebuah villa di Gunung Kemukus. Sambil menarik nafas panjang pak camat Wilwo kembali duduk di depan tv untuk menyimak berita yang sangat viral itu. Bahkan ia melihat mobil yang dibawa putranya diparkir di taman depan villa.
"Lhoh.. itu mobil kita mah..Korbannya Joko mah" kata pak Wilwo agak keras. Istrinya yang sedang makan bergegas keluar menghampiri pak camat.
"Kenapa Joko bisa sampai kesana? Ngapain pakai ke Gunung Kemukus ngajak Linggar. Tapi bagaimana itu si Linggar malah sudah pulang duluan katanya ditinggal Joko. Kok berani anak perempuan jalan dari Sragen ke Tosuro malam- malam sendirian.?" kata pak Wilwo yang memandang istrinya dengan bingung.
"Kalau begitu benar kata pak kades kalau Linggar sudah ditinggal di jalan oleh Joko."
"Terus ngapain Joko sampai ninggal calon istrinya di jalan? Apakah ada wanita lain yang menggoda?"
"Sudahlah pak, kita harus klarifikasi kebenaran beritanya. Kita sekarang langsung saja ke TKP atau ngajak besan sekalian?" kata Bu camat. Akhirnya pak camat dan istrinya langsung berangkat ke gunung Kemukus Sragen untuk menyaksikan langsung bagaimana keadaan putranya. Tetapi lain dengan pak kades yang merasa kecewa dengan kelakuan calon mantunya yang ternyata ingin menodai Linggar saja membawa ke gunung Kemukus. Tidak ada yang tahu jika Linggar selalu dikawal oleh Rangga, kekasihnya yang tak terlihat kasat mata.
****
Joko yang ditemukan petugas hotel dalam keadaan pingsan akhirnya dilaporkan ke polisi. Awalnya dibawa ke rumah sakit, tetapi dalam perjalanan Joko tersadar hingga dibawa ke pos polisi.
Polisipun memeriksa Joko dan menanyakan apa yang dilakukan di villa. Sayangnya Joko seperti orang stress malah berteriak ketakutan dan kadang tertawa sendiri.
"Au a'uuut aa auuu" kata Joko sambil menutup wajahnya. Bahasa Joko membingungkan polisi karena cadel seperti balita.
Ketika pak camat dan istrinya datang ke pos polisi sambil melihat mobil miliknya yang tidak rusak sedikitpun parkir di depan pos. Tapi Bu camat langsung menangis ketika menemukan putranya seperti orang gila. Ada rekaman cctv yang menunjukkan sosok hitam nenek- nenek bersama Joko saat duduk berdua makan di cafe. Betapa bu camat sangat kaget, begitu juga polisi yang melihat pada layar monitor cctv. Joko tidak datang bersama Linggar, melainkan sosok wanita tua dengan jubah hitam.
"Aneh! Lalu mana yang benar nih." gumam bu camat.
Dalam rekaman cctv juga terlihat seorang pelayan membubuhkan serbuk ke dalam gelas minuman yang dipesan Joko. Polisi juga menangkap bartender yang terlihat di cctv. Bartender mengaku bubuk bius itu dipesan Joko untuk membius teman kencan yang waktu itu dilihat bartender sebagai gadis cantik Linggar. Tapi kenapa ketika ditemukan di dalam kamar cuma ada Joko? Lalu Linggar kemana? Polisi juga mendapat laporan dari pak kades jika Linggar telah ditelantarkan oleh Joko.
Bu camat dan suami jadi bingung karena anaknya telah terbukti melakukan tindak kejahatan, sedang ia malah jadi korban. Joko jadi linglung seperti stress.
"Kami sedang mendalami kasus ini pak. Keterangan dari pihak gadis sangat kami butuhkan" kata polisi.
Sebelumnya polisi menduga Joko sudah melakukan kejahatan terhadap Linggar, lalu mencari alibi dengan pura- pura gila. Tapi ketika pak kades lapor bila putrinya pulang sendiri di tengah malam, tentu polisi jadi lega. Walau Joko tetap ditahan karena dianggap telah konspirasi dengan bartender untuk mencelakai Linggar. Rekaman cctv dijadikan bukti. Yang jadi bingung tentu pak camat dan istri karena putranya yang stress malah ditahan polisi. Lalu apa sebenarnya yang terjadi?
Linggar dipaksa ayahnya pergi memenuhi panggilan polisi. Tapi polisi yang memeriksa tiba- tiba gagu atau sulit berbicara. Seperti yang dialami Joko bicara dengan cadel dan sangat sulit.