Pak Iksan sudah sangat sayang dengan muridnya yg cantik dan imut itu. Putri Pingitan datang ke rumah pak Iksan untuk menanyakan pe er yg diberikan saat ia tidak masuk sekolah karena urusan rumah. Pak Iksan sendiri masih bujangan sampai umur 40 karena belum laku dan masih membiayai adiknya yg masih kuliah.
Puput yg cantik dan bongsor itu tentu sangat senang jika ia diperhatikan oleh gurunya yg ganteng seperti pak Iksan. Iapun datang membawa oleh2 sekantong uang untuk pak Iksan.
" Ini uang dari mana ?"
" Dari tabungan pak " jawab Puput
" Ah banyak sekali. Buat Puput saja kan masih lanjut sekolah lagi"
.
" Tidak kok pak.Itu untuk bapak saja. Kan bapak butuh biaya buat adik bapak." jawab Puput" Tidak mau Bapak tidak mau menerima uang darimu. Kamu kan masih kecil."
" Kalau begitu aku gak mau pulang. Puput mau nginep di rumah bapak." kata Puput sambil ngambeg.
Pak Iksan berpikir yg positif saja. Mungkin Puput itu anak orang kaya, dan ia melihat gurunya yg hidup susah, apa salahnya gadis kecil itu bersedekah ? Akhirnya Iksan menerima pemberian itu sambil meminta Putri pulang. Ia sangat tidak enak dong kalau muridnya yg masih dibawah umur itu menginap di rumahnya.
" Ya sudah bapak ambil uang ini dan terima kasih. Puput cepat pulang gih.'" kata pak Iksan. Akhirnya Puput tersenyum gembira pak Iksan telah mau menerima bantuan darinya.
" Pak Iksan sudah punya pacar ya ?" tanya Puput tiba2.
" Sudah. Pak Iksan sudah mau tunangan..ini fotonya .." kata pak Iksan meyakinkan kepada Puput yg kelihatannya sangat kepo ingin mendekati gurunya.
Puput melihat foto besar yg dibingkai ditaruh diatas meja pak Iksan.
" Pak Iksan sangat mencintai ya ?"
" Iya dong..namanya juga calon istri." kata pak Iksan sambil tertawa. Iksan berharap Puput kecewa dan mengambil uang yg tadi diterimanya. Ternyata Puput cuma tersenyum dan berpamitan pulang.
" Ya sudah pak, saya mau pulang saja." jawab Puput.
" Nanti bapak antar pakai motor."
" Tidak usah." jawab Puput sambil terus melangkah keluar dari teras pak Iksan. Tapi guru olah raga itu tetap mengambil motor dan keluar menyusul muridnya. Sayang sekali ketika baru menstarter motornya, Puput telah lenyap dari pandangannya. Puput telah lenyap dari gang di depan rumah pak Iksan yg mencoba mencari sampai perempatan. Pak Iksanpun kembali masuk ke dalam rumahnya. Tapi kali ini pak Iksan sangat terkejut bila di dalam rumah sudah berbaring di sofa seorang gadis yg sangat cantik dengan pakaian sexy. Janah. tunangannya.
" Janah ! Kapan datang ? Kok aku nggak lihat ?" kata Iksan sambil menyandarkan motor dan menghampiri Nurjanah.Gadis itu tersenyum dan berdiri merangkul pundak Iksan yg belum lenyap rasa kagetnya.
" Baru sampai mas." kata Nurjanah yg langsung mengajak Iksan masuk kamar sambil melingkarkan tangan ke leher laki2 ganteng itu. Seperti kena sihir, Iksan yg sangat alim dan takut berbuat dosa itu kini malah berani mencium bibir Nurjanah dan merayapi tubuhnya dengan jemari.
Sore yg sangat cerah itu tak terasa telah berubah menjadi gelap dan waktu berlangsung cepat sehingga Iksan terbawa di dalam mimpi yg sangat indah. Menghabiskan malam yg sangat mempesona itu bersama tunangannya hingga lelap dalam alam mimpi meninggalkan waktu salatnya.
Pagi hari ketika terdengar adzan subuh, Iksan baru bangun dan tangannya yg memeluk guling tidak menemukan tubuh tunangannya yg semalam telah bercinta dengannya.
" Astagfirullah aladziim.." Iksan istigfar karena ada telepon dari Nurjanah bila ia sedang sibuk bikin skripsi. Lantas siapa yg semalam tidur dan bercinta dengan Iksan ?
Iksan mencoba mengingat- ingat apa yg telah dilakukan kepada Puput muridnya. Mungkin saja ia telah bermimpi karena sangat merindukan Nurjanah tunangannya. Lalu Iksan memeriksa uang pemberian Puput yg disimpan dibawah kasur.
" Hah ? Kok uangnya jadi tambah banyak ? " gumam Iksan saat menghitung uang dari Puput sudah bertambah duakali lipat.
***
Di sekolahan Iksan datang ke kelas 4 karena hari ini pelajaran olah raga. Ia seperti kena sihir saja mencari Puput duduk di sebelah mana.
" Puput, kamu pindah duduknya di depan sini ya." kata Iksan menyuruh muridnya pindah dari bangku belakang ke hadapannya. Iksan sangat terkejut ketika menatap wajah Puput seperti mirip dengan Nurjanah tunangannya. Iksan mengucek matanya dengan punggung tangannya. Tapi ketika kembali melihat wajah Puput kok makin mirip dengan tunangannya.
" Ada apa sih pak kok ngelihat Puput terus ?" tanya Puput yg tersipu malu.
" Ah enggak kok. Nanti kamu ke rumah bapak ya ambil sepatumu yg tertinggal." kata pak Iksan.
" Baik pak." jawab Puput.
" Ayo sekarang anak2 keluar untuk bermain volly." kata pak Iksan yg ikut keluar kelas sambil membawa bola volly.
***