Bayu berteriak minta tolong dan menangis sambil istigfar berulang- ulang ketika Lintang membangunkan suaminya yang nglindur karena bermimpi buruk. Lintang senang karena Bayu yg telah pergi selama seminggu itu akhirnya pulang kerumah. Sepertinya ada kekuatan gaib yang menuntun Bayu untuk bertaubat.
"Istigfar mas..kau telah bermimpi buruk ya"kata Lintang sambil menggoyah tubuh Bayu yang mulai bisa membuka mata dan beranjak bangun.
"Astagfirullah aladziim" ucap Bayu sambil memeluk Lintang. Entah kenapa Bayu jadi semakin cinta kepada istrinya dan tidak ingin jauh dari perempuan cantik itu. Ia telah merasakan betapa sedihnya jika dirinya masuk ke dalam warga lelembut yang tidak bisa bercinta dengan istrinya. Padahal selama satu Minggu itu ia telah pergi dan masuk ke dalam alam lain yang serba menyenangkan tetapi misterius. Yang kini ia rasakan sebagai mimpi buruk. Bayu tidak lagi bertanya tentang uang dan ingin pergi bermain judi.
"Aku tidur sangat lelap semalam sampai lupa subuhan" kata Bayu yang bergegas ke kamar mandi karena sudah jam 10.00. Lintang terharu mendengar ucapan Bayu yang tidak seperti biasanya tidur dan bangun selalu siang, dan tidak pernah sholat.
"Maafkan papa ya mah, selama ini papah tidak menafkahi mamah." kata Bayu. Tentu saja kata Bayu dibantah oleh Lintang yang merasa selalu diperhatikan suaminya dan diberi nafkah lebih oleh Gendruwo yang berwajah Bayu. Lintang menghela nafas lembut. Ia merasa senang jika Bayu cukup membantu di toko saja kan hasilnya berjualan cukup untuk hidup.Kata Lintang dalam hati. Usai mandi Bayu bergegas mentater mobilnya untuk mengantar Lintang pergi ke pasar membuka tokonya. Sampai Puput sekarang sudah remaja malah bisa bermanja ria dengan papanya.
"Sekalian antar Puput ya pah?"
"Iya sayang." jawab Bayu yang sudah berada di dalam mobil.
***
Setelah mengecek rumah Bayu, Gendon dan Tehe tidak menemukan teman main kiu2 itu, mereka sepakat ke pasar untuk menanyakan kepada Lintang yang buka toko di sana. Tehe kan sudah kenal baik dengan Lintang sehingga tidak sungkan ketika bertemu di pasar menanyakan keberadaan Bayu sambil minta rokok.
"Mbak Lintang tadi diantar mas Bayu ya?"
"Iya. Memang kenapa?"
"Berarti sudah pulang ya mbak."
"Iya semalam pulang tahu jam berapa, tadi bangun juga sudah siang."
"Sekarang dimana mbak?" tanya Tehe sambil melirik celdam wanita itu yang duduk sembarangan.
"Tadi mau ngantar sekolah Putri, gak tahu terus kemana lagi. Paling pulang atau mencari kalian seperti biasa."
Ah Tehe mencolek lengan Gendon sambil terus mengawasi kecantikan istri Bayu yang sedang bebenah sambil duduk dilantai. Tapi Gendon jadi merinding ketika melihat bayangan hitam yang bergerak di belakang Lintang seperti bukan manusia.
"Ini mas buat beli rokok " kata Lintang yang langsung memberi selembar uang berwarna merah kepada Tehe.
"Waah mbak Lintang ini tahu saja saya lagi kecut nih belum isep rokok" jawab Tehe sambil menerima uang ratusan ribu dari tangan Lintang.
"Terima kasih ya mbak, saya mau cari ke rumah, kali udah pulang." kata Tehe sambil masih berdiri memandangi dada Lintang yang terlihat dibalik daster tipisnya. Dasar mata mesum. Maklum Tehe sudah tua gak kawin karena gak punya kerjaan tetap. Gendon langsung ngacir menarik tangan Tehe buruan pergi ninggalin pasar.
"Lo tadi gak lihat ya" bisik Gendon ketika berada di atas jok motor mereka kabur.
"Lihatlah..gua aja deg2an terus saat lihatnya"
"Lihat apa coba?"
"Perkakas Lintang "
"Dasar ngeres loe."
"Emang bener sih. Gimana gue gak ngeres, lihat cewek cantik kek Lintang."
"Bukan itu bego, bayangan hitam disamping mbak Lintang itu.. seperti piaraannya dulu masih."
"Gendruwo?"
"Iyalah."
***
Benar juga dugaan Gendon bila Lintang masih ada hubungan dengan gendruwo itu sekalipun sudah pindah dari kontrakan lama. Di rumah Bayu motor masih diparkir di garasi, mobil juga masih diparkir di depan rumah. Berarti Bayu sudah pulang.
Kedua sahabat itupun buruan mengetok pintu setelah masing- masing mengisap rokok yang telah dibelinya."Tok..tok tok.!"
"Yuk Bayuu..gue datang nih.." Gendon berteriak memanggil Bayu hingga berkali- kali tidak ada jawaban. Tapi Tehe sangat terkejut melihat pintu terbuka seperti ditarik dari dalam rumah. Pintu terbuka lebar, tapi di dalam rumah tak terlihat siapapun. Padahal Bayu sudah berdiri di depan mereka untuk mempersilahkan mereka masuk.
"Masuklah bro. Aku sendirian nih di rumah" jawab Bayu yang tidak didengar dan tidak terlihat oleh Gendon maupun Tehe.
"Wah ngeri Don gak ada orang..sepiii tapi kok pintu kebuka begini" kata Tehe.
"Masuk aja..kali Bayu lagi didalem nyiapin duit bakal main sama kita" kata Gendon sambil melangkah masuk ke dalam. Tapi tiba- tiba ia seperti menabrak tembok yang tidak terlihat. Gendon terjatuh di lantai.
Bayu sendiri bingung ketika mau menyentuh tubuh sahabatnya itu tidak bisa. Seperti meraba bayangan saja. Apakah aku sudah jadi lelembut? kata Bayu dalam hati. Bayu sekarang tidak lagi berminat main judi tapi masih suka bertemu dengan sahabatnya untuk sekedar ngopi atau ngobrol.