Tentu saja berita kematian Lintang tidak ada yang mendengar atau melihat karena jasadnya hilang. Rumah yang dibeli keluarga Bayu di daerah Gunung Pare ditinggalkan kosong. Bayu mulai menjalankan tugasnya dengan memakai popok Wewe sehingga bisa melakukan apa saja tanpa dilihat orang.
Bayu sudah berada di dalam toko yang dirampok, untuk memantau apa yang terjadi di sekitar pasar. Tampak seorang laki- laki tua berjalan membungkuk sambil menyebar garam ke sisi toko sepanjang koridor di sekitar pasar Klewer. Bayu menghadang langkah laki2 itu dan mencabut keris yang terselip di pinggangnya. Lalu menikam punggung dunin itu dengan keris pusaka miliknya sehingga tembus ke dada.
"Crass !!"
"Aaaacchh"
Dukun itu tak lagi mampu mengelak dari kematiannya karena tak lagi memiliki keris pusaka yang sangat sakti untuk mengusir para setan. Tak seorangpun melihat peristiwa di pagi hari itu selain tukang sapu yang sudah datang dan satpam yang mendengar ada suara gaduh.
"Ada pembunuhan!"
Satpam dengan panik mendekat sang dukun yang sekarat memegang dadanya berlumur darah. Tukang sapu panik berlari dan berteriak minta tolong keluar koridor.
"Tolooong"
Dalam sekejap telah berdatangan tukang parkir dan polisi yang membawa senapan dan hp untuk memotret korban dan TKP. Lalu menginterogasi satpam dan tukang sapu yang jadi saksi pertama.
Bayu masih berdiri di lokasi sambil tersenyum melihat sang dukun yang akhirnya dibawa ke mobil ambulan. Setelah itu toko sepanjang koridor mulai buka sambil tetap dijaga polisi.
"Dukun kita mendadak mati seperti dibunuh orang" bisik seorang ibu2 kepada sesama pemilik toko.
"Kok bisa ya. Jangan- jangan dibunuh gendruwo penjaga toko Lintang." jawab wanita itu dengan berbisik di dalam tumpukan kain dagangan.
"Bukannya kemaren aku dengar Lintang sudah dibawa ke rumah sakit. kena santet."
"Duh.. tasku yang berisi duit tidak ada Bu.. kamu ambil ya?"
"Kamu tuh baru saja aku datang sudah kamu tuduh. Periksa saja aku." kata Bu Endang yang ada disebelahnya.
Suasana makin gaduh ketika toko sudah buka semua, dan para pedagang mengaku kehilangan duit dan perhiasan yang disimpan di dalam toko.
"Tasku hilang.. duit dan gelangku lenyap." teriak pemilik toko kain jarik.
"Aku juga. Uangku semua hilang.. jumlahnya lebih seratus juta, dan gelang kalungku 5 ons hilang. Hu hu hu hu" teriak Bu Riana sambil menangis.
Ada lebih sepuluh ibu2 lapor ke pos polisi kalau mereka telah kehilangan uang serta perhiasan. Sementara itu Bayu dengan diam- diam mencekik Bu Endang yang jadi biang kerok memanggil dukun santet yang telah mencelakai Lintang. Bu Gito menyaksikan ketika Bu Endang berteriak dan meronta ketika lehernya terasa dicekik tangan kuat entah siapa. Akhirnya Bu Endang roboh dan mati.
Pasar Klewer jadi gempar, jadi tontonan orang banyak siang itu.Ada dua pembunuhan misterius. Ambulan dan keamanan diperketat menjaga sekitar pasar Klewer. Tapi polisi curiga ada orang yang menyebar kembang serta garam sekitar lorong pasar, pasti ada orang yang berniat jahat.
*****
Bayu dengan keris pusaka dari sang dukun ternyata mampu menakuti setan sekitar pasar yang dipasang para pedagang sebagai perewangan untuk membantu pelarisan.
"Ampuun.. jangan bunuh aku.." teriak setan2 itu ketika Bayu memegang keris bertuah itu sambil mengancam setan yang menjaga di pasar.
"Kalian pergi semua dari pasar ini.. hiiaaatt"
"Iya..iya. aku pergi sekarang juga." para setan pelarisan dan setan pencuri uang kabur dari pasar. Bayupun lega telah membawa sekarung uang dan dibawa ke rumahnya di gunung Pare.
Namun betapa terkejut Bayu ketika melihat isterinya dan Puput telah berada didalam kamar dengan suka ria.
"Baru pulang mas?"
"Lintang, ternyata kamu kemaren disantet orang pasar. Tadi aku sudah bunuh tuh dukun yang telah menyantet kamu sedang menyebar garam di sepanjang jalan di depan toko kita" kata Bayu sambil membuka karung yang berisi gelang, kalung dan gepokan uang.
"Sukurlah.. mas tidak ada yang melihat kan?"
"Tentu saja tidak." kata Bayu sambil memeluk istrinya yang kembali hidup.
Tapi Bayu berpikir aneh, ketika ia melihat di dalam rumahnya ada bayangan orang yang mondar- mandir setengah tidak nampak. Apakah rumahnya telah dihuni setan- setan sahabat Lintang, atau mereka kini sedang berada di dalam istana gendruwo? Kan ia sedang memegang keris pusaka dan popok Wewe.
Bayu kemudian mencabut keris di pinggang dan mengacung acungkan ke depan, ke arah bayangan yang melintas disisinya.
"Awas, kalian berani ganggu istriku, kubunuh!"
Seperti ada kilatan cahaya dari keris itu yang membias ke seluruh ruangan. Lalu bayangan2 itu lenyap dari pandangan Bayu. Lintang tampak bahagia sudah kembali berkumpul dengan Bayu, suaminya.