Bayu sudah sejak lama mencurigai istrinya yang selingkuh dengan gendruwo penunggu pohon beringin hingga memperoleh turunan seorang gadis bernama Putri Pingitan. Tapi Bayu tak jadi menceraikan istrinya karena dengan selingkuh itu Lintang mendapat nafkah berupa uang bulanan yang tidak sedikit. Jumlahnya bisa 100 juta tiap malem Jum'at Kliwon atau sebulan lebih satu Minggu. Dengan uang itu Bayu bisa duduk manis sambil ngopi, tak perlu kerja. Malah dengan duit itu pula Bayu bisa mencari kepuasan dengan main perempuan di KV.
Namun, bila Bayu lupa diri membawa perempuan ke rumah dan menyakiti Lintang atau Puput, jangan nangis kalau dapat balasan yang menyakitkan pula dari Gendruwo.
"Aku hamil pa.." kata Lintang sambil menunjukkan surat keterangan dari dokter kandungan jika ia positif.
"Nah kalau ini pasti buah hatiku." kata Bayu lirih. Tapi Lintang jadi kesel dengernya.
Emang kalau Puput bukan anaknya? Gerutu Lintang yang sampai detik ini tidak menyadari dan mengerti apa yang dialaminya itu dicurigai suaminya. Linrang selama ini adalah istri yang setia kepada suami yang dicintainya. Lintang telah memberikan seluruh hidup jiwa dan raganya hanya untuk Bayu. Bahkan ia sangat hormat dan bangga karena punya suami yang setia dan sayang kepadanya. Walau kadang Bayu tidak pulang atau mabok, tetapi tetap memberi nafkah lahir dan batin. Masalah ada tetangga yang usil atau anaknya yang punya perangai aneh itu kan bawaan lahir. Dan kata tetangga yang sirik suka mencari kekurangannya.
Malam itu ketika Lintang sudah terlelap tidur, Bayu beranjak keluar dari kamar dan membuka peti penyimpanan uang istrinya. Malam ini adalah malam Sabtu legi, satu hari setelah Lintang mendapat jatah nafkah dari Gendruwo. Uang yang disimpan di dalam peti itu sudah lebih 300 juta. Sambil tertawa tertiwi Bayu mengambil 200 juta dan dibawa keluar rumah. Di luar rumah sudah ditunggu Gendon dan Jajat teman main judi dan maboknya.
"Periksa dulu duitnya, nanti berubah jadi daun kek dulu." kata Gendon.
"Mosok lu gak percaya sih, Nih gua tunjukin ya"
Usai melihat Bayu menunjukkan bahwa uang yang dibawanya benar -benar asli, Gendon menstarter mobilnya bersama Bayu keluar dari kampung itu.
Sambil mengendarai mobil mereka tertawa- tawa dan minum miras bersama seorang wanita purel.
"Ayohlah Yuk..segelas lagi"
"Oke..oke." kata Bayu sambil merangkul purel disampingnya. Gendon yang residivis itu sudah berencana buruk kepada Bayu sehingga sengaja membuat Bayu mabok tak sadar setelah minum miras racikan yang mematikan.
"Yui..minum lagi dong" kata Gendon lagi sambil menggoyang pundak Bayu yang sudah tergolek tak sadar di pangkuan purel.
"Stop dulu bro..minggir didepan tuh deket lapangan." kata Gendon lagi.
Setelah parkir mobil di dekat lapangan, Gendon dan Jajat merangsek ke tempat duduk Bayu untuk mengambil kantong kresek yang berisi uang dua gepok.
"Asyiiik. ayo turunkan bangkai ini Deket bak sampah." kata Gendon. Lalu kedua preman itu menggotong tubuh Bayu yang sudah pingsan dan dibuang ke bak sampah yang ada dipinggir jalan menuju Gepe. Lalu mereka sepakat kabur meninggalkan Bayu dan menggondol uang 200 juta itu.
Ketika mobil sudah sampai flyover Manahan,Gendon membuka kantong kresek dan membagikan uang segepok kepada Jajat.
"Nih bagian loe segepok. Gue segepok nih."
"Loe gila ya. Ini apaan yang loe kasih gue ? Daun pisang dodol" teriak Jajat sambil mengerem mobil mendadak.
"Brakkk!!'
Mobil yang melaju dibelakang Jajat langsung menabrak bagian samping hingga mobil Jajat terpental keluar dari flyover.
***
Lintang bermimpi buruk di tengah malam itu terbangun dan melirik di sampingnya tak dilihat Bayu sedang tidur. Ia bermimpi suaminya sedang mandi di sungai hingga badannya terendam air sampai leher. Itu mimpi buruk pertanda suaminya sedang atau akan mengalami sakit. Lintang jadi gelisah karena ia kemarin sore habis omong kalau hamil. Bukannya takut tidak diakui oleh Bayu, tapi takut kalau suaminya kepikiran biaya kelahiran, kan dia sedang nganggur.
Lintang turun dari ranjang memeriksa peti simpanan uangnya sudah diisi uang oleh Bayu gak. Kalau dia nganggur tentu tidak ngisi tabungan. Lintang mau ngecek masih ada berapa tabungannya untuk lahiran adik Puput.
Lintang bergegas masuk ruang penyimpanan uang tapi bukan brandcash. Ia buka lemari dan keluarkan peti uang itu. Ketika dibuka, uang sudah kembali penuh ada lima gepok ratusan ribu rupiah. Alhamdulillah, kata Lintang dalam hati. Berarti suaminya sudah dapet gajian dan menaruh uang 300 juta.
Tapi Lintang jadi susah tidur malam itu. Ia lihat putrinya tidur nyenyak didalam selimut tebalnya. Putri yang sekarang jadi tumbuh remaja sangat cantik dan membuat Lintang khawatir. Karena tetangga rumah suka iseng godain gadisnya. Takut kenapa- kenapa karena Putri itu pendiam dan berperilaku aneh. Bahkan kata tetangga Putri itu indigo. Lintang tidak tahu apa artinya indigo. Yang ia tahu Putri suka omong sendiri dan suka berbicara di teras yang gelap pada malam hari. Putri juga suka tertawa sendiri atau membaca mantra atau puisi yang tidak dimengerti ibunya.
"Salamualaikum"
"Walaikum salam" sahut Lintang sambil membuka pintu melihat siapa yang datang. Ternyata pak kades bersama dua orang lelaki berseragam PNS.
"Silahkan masuk pak"
"Begini Bu, suami ibu tadi pagi ditemukan www warga tertidur di pinggir jalan. Trus sekarang kami bawa ke Polsek. Kayaknya mabok Bu"
"Di Polsek?"
"Betul Bu."
Lintang bergegas pesan grab karena ia tidak bisa mengemudi mobil yang diparkir di garasi. Grab datang Lintang membsngunkan Putri untuk jaga rumah. Putri merengek ikut menjemput papanya yang katanya lagi mabok.
"Pasti papa ditipu teman temannya main kan Bu?"
"Gak tahu..udah cepetan tuh ditunggu sopir grab"
Usai dandan asal- asalan Putri ikut baik ke dalam mobil disamping ibunya.
Mobil meluncur ke Polsek mengangkut lintang dan Putri yang sangat ketakutan bila Bayu sampai jatuh sakit seperti yang diimpikan.
Hanya lima menit perjalanan mobil sudah sampai di depan kantor Polsek Tosuro. Pak polisi piket tersenyum menyambut kedatangan Lintang dan putrinya.
"Suami mas Bayu ya?"
"Betul pak."
"Kelihatannya mas Bayu mabok berat Bu, sebaimnya bawa saja ke RS. Sepertinya ada luka di dada atau lidahnya putih bekas minum miras oplosan autan Bu"
Lintang hampir menangus melihat kondisi suaminya yang lemas dan terpwjan matanya. Tapi ketika Lintang mengusap wajah dan bagian dada suaminya yang terbuka, tiba- tiba Bayu langsung tegar dan bisa membuka matanya memandangi istrinya. Seperti ada kejuatan gaib yanc terpancar dari usapan Lintang ke tubuh Bayu.
"Ada apa sih ma? Emang pada ngapain bawa aku ke pos polisi? Emang aku maling?" kata Bayu yang sudah sehat langsung berdiri dan marah- marah.
Lintang dan polisi ikut terkejut melihat kondisi Bayu yang mendadak sehat dan bisa berdiri sambil marah- marah.
"Tenanglah mas Bayu, Mas Bayu baru saja sadar dari pingsan. Mas Bayu semalam mabok berat kan?"