BAGIAN : 9

7.8K 132 4
                                    

Rumah pak kades sudah dipenuhi warga dan sebagian orang paranormal yg siap memeriksa rumah Bayu jika mungkin ada makluk yg diduga telah mengganggu warga Pajang.

" Mana Mardek..mana dia yg kemarin vokal mau nggrebek rumah Bayu.." kata pak Kades.

" Gak perlu nunggu .Mardek, langsung saja grebek rumah Bayu." kata Sentot.

" Kata isterinya, Mardek semalam pergi sama Boneng ke rumah Bayu, tapi sampai sekarang belum pulang." kata Gendon. Pak kades jadi bingung melihat Gendon. Apa benar Mardek telah grebek ke rumah Bayu ? Wah bahaya kalau sampai Mardek sendiri turun tangan, bisa ada perang ilmu gaib. Karena menurut kades, Mardek punya ilmu gaib seperti supranatural Poncrot.

" Gendon ! Coba katakan sekali lagi apa yg telah kamu ketahui dengan Mardek." panggil pak kades.

" Anu pak..Saya dengar dari tetangga Mardek, isterinya nangis mulu ngimpi Mardek digondol Wewe." jawab Gendon.

" Lhoh katanya tadi Mardek grebek rumah Bayu bersama Lintang? Yg mana yg bener?"

" Tadinya begitu, tapi tadi pagi warga mendengar ada suara aneh dari atas pohon beringin dibelakang rumah Bayu." kata Gendon.

" Ya sudah sekarang kita buktikan kata Gendon. Kita rame2 ke rumah Bayu." kata pak kades.

" Dari tadi sudah ane bilang, langsung grebek saja rumah Bayu." kata veberapa warga yg ikut kesel

Akhirnya mereka sepakat pergi ke rumah Bayu walau mendung tiba2 bergantungan sangat gelap saat itu.

Hujan mulai turun walau cuma gerimis tetapi sangat deras dan disertai angin yg sangat kencang hingga membolak balikkan dahan beringin yg tumbuh menjulang diatas rumah Bayu. Lalu rombongan warga yg datang sambil membawa payung itu berhenti saat mendengar teriakan dari atas pohon beringin.

" Toloooong...aaaaaacchhh"

" Hu hu hu hu huuu"

" Itu suara Mardek !" pekik Gendon yg sudah berada dibawah pohon. Pak kades mulai mencium adanya aroma magis dan merinding.

" Ambil tangga..ambil tangga !"

" Tidak usah ! Langsung panjat saja lewat akar2 nya yg bergelantung"

Benar cerita Gendon kalau Mardek digondol Wewe. Karena tidak mungkin ia berada diatas dahan beringin yg sangat tinggi semalaman dengan cuara dingin dan hujan.Pikir pak kades .

Tiga orang warga sudah mulai memanjat dengan memegang erat akar beringin yg bergelantungan. Lalu salah seorang sudah naik menggapai bapgian gelap yg mungkin tempat Mardek duduk pada dahan.

" Bawa tambang buat ikat tubuh Mardek, lalu turunkan ke cabang yg kuat " kata Farid di Awah.

" Berisik Lo. Cuma koar2 gak ikut kerja." jawab Mukidin sambil melirik ke wajah Farid.

" Tangan dan kakinya diikat." teriak orang yg berada diatas pohon.

" Siapa yg ngikat ?" tanya Farid.

" Bego Lo. Kok tanya begitu."

" Habis kan mereka di atas pohon, ngapain pakai diikat kaki mereka ?"

" Diam diam !!!" bentak pak kades yg kesal dengan celoteh mereka

Betapa mereka sangat terkejut ketika menemukan Mardek berada didekat Boneng dalam keadaan menyedihkan. Selain beberapa bagian tubuhnya yg lecet dan lebam, perut mereka busung karena kekenyangan.

" Ada Mardek dan Bonengggg !!" teriak Rinto yg membuka ikatan tambang pada kaki Mardek.

" Bisa bicara gak ? Tanyain siapa yg membawanya ke atas pohon."

Rintopun mulai menurunkan tubuh Mardek yg mulutnya berlepotan kotoran manusia sampai mengotori bajunya.

" Hoek..Hoek..bau sekali mulutnya"

Boneng menyusul diturunkan dan dibawahnya sudah ada lima orang untuk menangkap tubuh besar Boneng.

" Brukk...gedebuk !!"

Akhirnya Mardek dan Boneng bisa diturunkan walau sangat berat dan susah. Pak kades saja ikut muntah mencium bau kotoran manusia yg bercampur cacing di sekitar mulut dan pipi kedua warganya.

" Kenapa kamu sampai ke atas pohon itu, Siapa yg membawamu ?"

" Kamu ditanya pak kades kok diem saja ? Jawab dong !!'

" Apakah Bayu yg melakukan semua ini ?"

Tak satupun pertanyaan warga dijawab oleh Boneng dan Mardek selain menggeleng dan memberi bahasa monyet.

" Wah..ini jelas digondol.wewe. " kata Gendon.

" Betul pak kades. Biasanya kalau digomdol Wewe pasti diikat di puncak pohon dan didublak tai." kata Jono.

Benar juga kata Jono. Kata pak kades dalam hati. Kalau sudah didublak tai pasti jadi bisu dan lupa ingatan.

" Itu perutnya bisa busung kenapa ya ? Apa kekenyangan bakmie ayam ?" tanya Bokir.

" Bakmie ayam Wewe gombel pasti beda dengan mie ayam kita." kata Wardi Bayan sambil tertawa. Mie ayam punya Wewe gombel tuh telek lencung dicampur cacing.

" Sudah..bawa ke dokter sana."

" Hujan begini mana ada dokter buka pak."

Hujan makin deras dan geledek bersaut sautan memekakkan telinga. Warga urung menggrebeg rumah Lintang. Tapi Gendon penasaran ingin melihat sendiri seperti apa wajah gendruwo yg menjelma Bayu.

***

Kedatangan Gendon yg sopan dan tidak terlihat niat buruknya tentu disambut Lintang dengan ramah pula.

" Oh pak Gendon to, mas Bayu nggak ada tuh."

" Ya udah kalau begitu mau omong langsung nih.." kata Gendon sambil verangsek masuk ke dalam kamar Lintang.

" Mau pinjam uangnya 2 juta saja"

" Ah segitu banyak saya tidak punya pak. Kan mas Bayu tidak kerja." kata Lintang sambil membuka lemari mengambil sisa uang dari simpanannya yg tinggal 300 rb. Gendon mulai ada niat jahat saat berada di belakangnya memandangi bemper Lintang yg bohay. Gendon senyum2 sendiri ketika tangannya mulai berani mengusap bemper wanita itu.

" Duuuhh..mulusnya bempermu mbak..mumpung gak ada Bayu..kita main bentaran.." kata Gendon. Betapa Gendon terkejut ketika wanita cantik itu membalikkan badan dan tersenyum merespon sambil berkata.

" Kita keluar aja yuk." kata Lintang sambil menarik tangan Gendon keluaar dari kamar. Saat itu Gendon baru gemetar dan ketakutan setengah mati karena  wajah Lintang telah berubah menjadi nenek,- nenek yang keriput dan berbau busuk. Nenek sihir seperti dalam film horor yang menyeringai memperlihatkan deretan gigi yang tajam seperti pedang dan lidah menjulur berwarna merah darah.

      "Ohhh... ampuuunn"

      "Hihihi hihihi hiii"

      Gendon bukan cuma menggigil melainkan juga terkencing- kencing ketika tangannya dipaksa keluar dari rumah sambil diangkat kerah bajunya dan dibanting- bantingkan ke tanah.

      "Prokk!"

      "Aaaacck"

      Ternyata Mardek juga mendapat giliran sama ketika sedang berjaga di depan pintu dicengkram lehernya oleh tangan besar makhluk aneh. Mardek yang sudah mencoba membaca mantra ilmu gaib itu kini malah lupa hingga ia tak melakukan apapun selain menyerah saat lehernya diangkat dan dilempar ke langit.

       "Hi hi hi loe mau mampus ya.. hi hi hiiih"

      Ketawa yang seperti kuntilanak terkekeh- kekeh makhluk itu melempar tubuh Mardek ke atas langit yang gelap.

      Malam yang sangar menakutkan yang baru pertama kali ini Mardek  dan Gendon mengalami. Mereka seperti di alam aneh yang tidak pernah dilihat. Lalu mereka berdua tidak lagi bisa melihat rumah Bayu selain deretan pohon yang menjulang tinggi dan gelap gulita.

      Mardek menangis karena ia kini berada diatas dahan pohon randu alas yang tumbuh disitu. Begitu pula Gendon.

DIHAMILI GENDRUWOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang