BAGIAN : 41

459 15 1
                                    

Toko Lintang semenjak kelahiran anak keduanya dari keturunan Bayu, tidak dijaga gendruwo dibobol maling. Semua barang berharga dirampok hingga keluarga Lintang tak lagi punya harta. Bayu sudah tidak lagi berjudi karena sadar dan ingin bekerja untuk keluarga. Namun kondisi yang sangat sulit itu membuat Bayu kembali berhubungan dengan makhluk halus yang telah memberinya popok Wewe sebagai alat untuk mempermudah mencari uang.

      Bagi Lintang yang tidak pernah protes dan selalu bersyukur ya tidak curiga saat Bayu pulang bawa uang sekarung hasil mencuri dari kantor bank.

    Namun ada juga seorang paranormal yang dipanggil oleh bank untuk mencari tahu orang yang telah membobol rekening yang akhirnya menuduh Bayu sebagai pencuri. Paranormal dipanggil karena dalam data keuangan dan rekening tidak ada pembobolan, tetapi uang dalam brandcash lenyap. Pasti ada tuyul atau setan yang mencuri uang tanpa terlihat oleh pegawai bank.

      Siang itu rumah Lintang dijaga oleh polisi dan digeledah tempat penyimpanan uangnya. Sedang polisi hanya melihat Lintang yang berada di dalam rumah, karena tidak melihat Putri Pilihan atau Bayu yang bisa menghilang.

      Paranormal yang datang ke rumah Bayu sempat melakukan ritual bakar menyan dan panggil setan yang ada didalam batu cincinnya untuk mencari keberadaan Bayu. Tapi Bayu sudah dijaga oleh Wewe Gombel Usy yang lebih sakti dari setan yang dipelihara paranormal itu.

       "Bawa saja wanita itu bersama bayinya  ke kantor polisi pak." kata paranormal.

      "Kasihan dia masih menyusui Mbah"

      "Tapi nanti kan bisa untuk memancing agar suaminya datang ke kantor"

        "Begitu ya? Yasudah bawa ke dalam mobil saja dia. Nanti ditaroh sel khusus." kata polisi.

      Lintangpun akhirnya dibawa ke mobil patroli. Pak kades yang sudah sadar ikut menggotong istri Bayu yang semok itu. Kasihan Lintang dan bayinya yang harus disel di kantor polisi, bahkan warga kampung juga mendukung penangkapan itu karena pada iri.

      Namun ketika polisi dan pak kades ikut mengantar Lintang ke kantor polisi, Bayu dan Lintang terlihat tersenyum ria sambil menghitung uang yang disimpan dalam karung.

      "Tadi yang datang siapa sih mas? Seperti pak kades juga."

      "Ya pak kades minta agar kita segera pindah dari kampung ini." kata Bayu berbohong.

      "Sepertinya tadi mereka membawa seorang warga kampung ini dan dinasukkan kedalam mobil polisi ya"

      "Nggak tahulah. Udah nggak usah pikirin itu. Yang penting aku mau siapin beli rumah yang jauh dari kampung ini."

***

      Sampai di kantor polisi wanita yang mirip Lintang dikeluarkan dari dalam mobil dan dimasukkan ke dalam sel. Pak kades sebenarnya ingin ikut bicara agar Lintang ditahan di rumahnya saja. Tapi niat itu tertahan karena paranormal terus mengawal dan diminta untuk menjaga di luar sel.

     "Bagaimana Mbah?"

     "Tenang saja pak, pasti suaminya segera datang. Tolong beliin kemenyan lagi." kata Mbah Peloh.

     "Oke." kata polisi sambil memberi uang kepada Banpol untuk membeli Menyan serta kembang setaman untuk ritual Mbah Peloh.

      Sampai malem ditunggu sambil membaca mantra, Mbah Peloh malah kejang- kejang berteriak histeris membuat para polisi piket kebingungan. Bahkan di dalam tahanan sudah tidak ada Lintang dan bayinya.

       "Gerrrrrrgg.. geerrrrg"

       "Mbah itu didalam sel ada kucing hutan tuh.. Mbah.. Mbah.. eling.." kata polisi sambil menggoyah goyah pundak Mbah Peloh yang masih kejang.

      "Pulangkan aku sekarang juga... haaahh " kata Mbah Peloh yang malah mengigau dan mengeracau dengan suara besar.

      "Aduuuh gimana ini?" gerutu polisi sambil menelpon ke polres minta bantuan. Mbah Peloh bangun dan merentangkan kedua tangan kedepan. Wajahnya menyeringai seram sekali dan terus berjalan masuk kantor melempar alat2 diatas meja dan mendorong kursi hingga terguling.  Akhirnya polisi datang dari polres untuk mengamankan Mbah Peloh dengan dirukyah.

    Untung ada polisi yang bisa jadi ustadz mengusir setan di Polsek dan menenangkan Mbah Peloh.

     "Anu pak di dalam sel ada binatang liar tuh"

      "Binatang liar?"

      "Iya... kan tadi siang masukin istri tersangka pencuri uang di bank, ee malemnya berubah jadi kucing hutan noh"

      "Kalian ini polisi berpikir pakai intelejen kalian, bukan ikut2an kata dukun. Bagaimana membuktikan kriminal yang tidak jelas ?"

       "Siap Ndan."

     Ketika sel di buka, binatang liar itu mendadak lenyap karena polisi ustadz sudah bacakan ayat kursi dan Al Falaq. Akhirnya dirapatkan di dalam agar tidak percayai kata dukun.

      "Jaman digital kok percaya dukun. Kehilangan uang di bank kan karena kelalaian karyawan bagian I.T nya. Sekarang banyak pembobolan rekening secara online. Nangkep orang itu jangan sembarang kalau tidak ada bukti jelas." kata beliau.

      "Siap Ndan."

      Saat sudah dikasih minum air putih yang dibacain doa, Mbah Peloh sadar dan disuruh pulang oleh polisi.

     "Ini ada uang buat ngopi Mbah..mau dianter apa pulang sendiri?" kata polisi. Mbah Pelohpun pilih pulang sendiri sambil menunduk malu. Mbah Peloh sebenarnya bisa melihat bila Bayu itu yang merampok uang di bank, sayang ilmunya belum bisa menandingi kesaktian lelembut yang membekingi Bayu.

     

DIHAMILI GENDRUWOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang