BAGIAN : 14

5.2K 89 0
                                    

Tersebar berita di kampung itu, disekitar pohon beringin tua itu banyak wanita yg hamil diluar nikah seperti Nurjanah dan Bu Modin Mukidin serta  ada ponakan pak Modin Zuleha yg juga hamil karena sering dikeloni pamannya. Walau ia seorang Modin kalau sudah kemasukan setan bisa melakukan maksiat. Ponakannya sendiri yg masih SMA digerayangi setiap malam hingga perutnya kebanyakan angin membengkak. Zuleha sendiri tidak menyadari jika yg merayapi tubuhnya adalah pamannya sendiri, karena wajahnya berubah seperti seorang pangeran.

    Malah Zuleha selalu berharap setiap malam tidak mengenakan jeroan agar Mukidin yg sudah dimasukin setan itu mudah melihat dompetnya. Zuleha juga sudah merasakan nikmatnya air surgawi, yg membuatnya ketagihan untuk sanggama dengan pangeran gendruwo.

     Pak Kades yg mendapat info itu cepat bertindak dengan mengadakan rapat di aula kantor desa. Babinsa dan Kantibmas selaku pengaman desa juga ikut galau memecahkan masalah pelik tersebut. Pak Modin selaku perangkat desa yg mengurus agama harusnya peka dan bisa mengatasi masalah itu. Bukannya malah jadi biang keladi setelah tragedy rumah tangga Bayu + Lintang.

     " Pak Modin. ! Coba jelaskan kronologi sampai istrimu, ponakanmu pada hamil itu bagaimana ? Apa mungkin dihamili gendruwo  juga ?  Lantas ilmu agamamu buat apa ? Kok gak bisa mengusir setan ?" tanya pak kades yg pasti menyudutkan pak Modin. Modin sendiri bingung mau jawab apa, karena ia tidak merasa melakukan tindakan zina itu. Terlebih kepada Zuleha yg masih ponakan sendiri.

     " Kalau dengan istri saya, wajar kan pak ? Tapi saya tidak pernah menyentuh ponakan saya. Sumpah pak !"

   Pak kades jadi bingung juga. Matanya melirik ke kiri dan ke kanan memandang Zuleha yg memegangi perutnya terus. Di bale desa sudah hadir warga lain dari Jongke yg juga hamil tanpa sebab sejak ia sering nginap di rumah Zuleha.

     " Zul, menurut kamu siapa yg telah menggerayangi kamu hingga kamu hamil ?" tanya pak kades kepad Zuleha. Gadis polos itu melirik pamannya sebentar terus menunduk takut. Takut kalau menyebut pamannya, pasti marah2.

    " Ayo bares wae nduk. Orasah wedi." kata pak kades.

     " Anu pak pak Modin tapi wajahnya sangat tampan."

     " Berarti bukan pak Modin ya. Kan pamanmu jelek." kata kaur kesra. Malah jadi candaan, semua hadirin tertawa.

     " Ya sudah, intinya ini gegara setan gendruwo yg pengin viral ngetengi orang sekitar Pajang. Besok kita adakan tadarusan di rumah pak Modin yg dekat dengan pohon beringin." kata pak kades.

***

     Zuleha sebenarnya masih sangat muda untuk merasakan nikmatnya bersanggama. Tapi kalau ia memang sangat menarik pandangan manusia seperti pamannya yg selalu mengintip saat mandi, setan Gendruwo mudah sekali masuk ke dalam pikiran Modin yg sudah ngeres itu untuk melampiaskan hasrat.

     Dengan menjelma seorang pangeran, setan Gendruwo masuk ke dalam jiwa Modin masuk kamar Zuleha yg sedang ganti pakaian di dalam kamarnya. Tentu saja Zuleha sangat welkam melihat seorang pria tampan meraba pundaknya yg tanpa busana itu.

     " Ahh.. mas.." desah Zuleha saat pinggulnya yg semok itu diusap telapak tangan Modin.  Modin sudah kilaf atau lupa itu ponakan atau orang lain. Karena hasratnya sudah didukung oleh setan Gendruwo.

     Nafas yg menghembus di belahan dada Zuleha terasa membangkitkan gairah dan birahi gadis itu hingga ada sensasi nikmat ketika dompetnya dimasuki gagang keris nogososro yg tumpul tapi menggemaskan. Zuleha membiarkan ketika bayi tua itu mentil seperti kehausan hingga menyedot sangat keras  dua bukit venusnya bergantian.

DIHAMILI GENDRUWOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang