LELEMBUT adalah makhluk halus yang tinggal berdampingan dengan manusia tetapi tidak terlihat dan tersentuh oleh manusia.Bayu sudah masuk perangkap kampung lelembut karena disukai oleh makhluk halus. Bayu tinggal di kampung lelembut bisa kenal dengan Vina, Linggar serta Lintang yang adalah sahabatnya di dunia nyata. Tapi di dalam kampung lelembut lebih cantik dari expektasinya.
"Mas Bayu tinggal pilih, mau bercinta dengan siapa, Linggar atau Indah, atau Lesti semua ada."
"Aku mau uang banyak ada nggak?" tanya Bayu sambil melepas pelukan pada pinggang Vina.
"Tuh buka aja lemari"
Bayupun bergegas membuka lemari yang ditunjuk Vina. Betapa Bayu sangat terkejut ketika membuka lemari penuh dengan gepokan uang ratusan ribu. Waaah bisa buat beli Pajero nih. Kata Bayu dalam hati. Tapi Bayu bingung karena ingin keluar dari lingkungan kampung lelembut itu karena ingin bertemu dengan kawan- kawannya.
"Kenapa? Kurang banyak?" tanya Vina ketika melihat wajah Bayu yang terlihat sedih. Bayu menatap wajah cantik Vina yang masih terlentang diatas kasur tanpa baju.
"Aku ingin keluar dari rumahmu. Aku ingin ketemu dengan keluarga dan temanku judi"
"Huh biasanya kamu kan tidak betah di rumah istrimu. Paling cuma mau minta uang buat judi, kan?"
"Iyalah."
"Mau uang banyak, di rumahku ada, mau nyewek tinggal pilih. Ngapain keluar dari rumahku?" tanya Vina menggoda.
"Tapi aku senang bertemu dengan teman- temanku manusia." kata Bayu yang mulai sadar akan keberadaannya.
"Oh tidak bisa. Kamu sudah masuk dalam keluarga lelembut. Kalau bisa kamu sudah tidak bisa menyentuh benda- benda di dunia, termasuk menyentuh uang atau istrimu sendiri." kata Vina yang membuat Bayu ketakutan dan putus asa.
"Astagfirullah aladziim.. Laillah hailallah. Allahu Akbar." ucap istigfar Bayu.
"Pett!"
Mendadak Bayu tidak melihat apapun di sekitarnya selain gelap gulita. Bayu sudah lega setelah sadar dan menemukan dirinya tidak lagi ada dalam rumah setan. Tapi berada ditengah kuburan yg sangat gelap dan sepi.
Ketakutan Bayu mulai hilang ketika mendengar suara burung malam dan desiran angin dari atas pohon jati. Tapi Bayu mulai mencari letak motornya yang tidak terlihat di malam yang sangat gelap itu. Bayu terus membaca ayat kursi dan istigfar. Hingga akhirnya menemukan jalan setapak menuju jalan aspal dimana ia parkir motornya dekat got yang kering.
Bayu bergegas menstarter motornya dan memacu dengan sangat kencang menuju rumahnya.
***
Di rumah pak Kades sedang berkumpul warga yang membicarakan keluarga dibdesa itu sering diganggu hantu. Bahkan putri pak kades Linggar dianggap sering bicara sendiri seperti orang yg ketempelan setan. Linggar yang biasa pendiam dan tak pernah terlihat keluar rumah untuk ngobrol dengan tetangga atau kawan sebaya itu sekarang suka keluar sore hari. Kadang di dalam kamarnya ia mengobrol sendiri dan tertawa sendiri ketika diintip ayahnya. Tak ada yang melihat siapa yang diajak bicara oleh Linggar. Karena Rangga yang suka datang ke dalam rumah di tengah malam itu hanya terlihat oleh Linggar saja.
Hari itu Gendon dan Mardek yang sudah mulai sadar untuk ikut mengaji dan tadarusan juga datang. Seorang kyai dari Gunung Lawu dipanggil untuk memberi wejangan dan membantu mengusir setan yang ada di sekitar Beteng.
"Kita doakan bersama dan kita gerakkan masyarakat untuk sering mengaji serta menjaga jiwa jangan sampai kosong. Karena jika jiwa manusia itu kosong, maka setan itu sangat mudah masuk dan menguasai pikiran kita." ceramah kyai Blegendus.
"Bayu sudah pulang pak kades." kata Tehe yang juga teman Gendon mabuk itu. Tentu saja kabar itu mengejutkan Mardek yang melihat sendiri Bayu hilang di dekat kebon kosong seminggu lalu. Pak Modin yang sekarang juga mulai kacau karena istrinya juga suka bicara sendiri hanya mendengar saja.
"Kamu tahu sendiri atau dari kata orang?" tanya pak Kades.
"Anu pak. saya lihat motornya sudah parkir di teras tadi pagi." kata Tehe.
"Motornya tok. Lihat Bayu nggak?"
"Ya gak tahu pak. Tapi kan Bayu perginya juga pakai motor itu." jawab Tehe.
Pak Kedes saling pandang dengan pak Modin dan kaur Legino. Kyai Blegendus menghentikan ceramahnya karena ikut kaget bila Bayu bisa pulang lagi. Karena menurut kyai itu Bayu sudah kalap.
Kalap itu masuk ke dalam alam lelembut yang tidak mungkin bisa kembali ke dunia nyata.
"Coba kamu dan pak Modin melihat rumah Bayu orangnya ada tidak? Kalau ada ya diajak datang ke sini " kata pak kades.
"Tapi mungkin itu hanya halusinasi mas Tehe saja. Karena kamu kan sering pergi dengan Bayu pake motor itu." kata pak Modin.
"Makane kita cek dulu ke rumah Bayu."
***
Bayu sudah berada di dalam kamar bersanding dengan istrinya Lintang yang telah merindukan sejak kepergian suaminya.
( Bayu yang telah menjadi lelembut telah menggantikan posisi gendruwo yang selingkuh dengan Lintang.)
Kini Bayu bisa melihat siapa yang datang ke rumahnya setiap ia tidak dirumah. Gendruwo itu nampak berbeda ujud Dimata Bayu. Gendruwo yang semula mirip dengan wajahnya itu kini terlihat oleh mata setannya jika sesungguhnya gendruwo itu berwajah seperti kelelawar dengan tubuh seperti gorilla yang seram dan menakutkan.
"Sekarang aku bisa melihat siapa dirimu setan" kata Bayu yang mulai bangkit dari ranjang dan menghadang gendruwo itu. Sedang istrinya tetap terjaga diatas ranjang tanpa terganggu oleh kedua makhluk aneh itu.
"Oh kamu...kau pikir aku tidak bisa berganti ujud menjadi seperti dirimu?" kata gendruwo.
"Dimataku tidak." kata Bayu yang kini telah menjadi warga lelembut. Pastilah gendruwo itu juga merasakan aura pada Bayu yang berbeda. Aroma darah yang berdenyut dalam jantung Bayu sudah tidak ada. Bayu sekarang sudah seperti dirinya makhluk lelembut. Bayu sekarang bukan manusia.
Bayu dengan sangat berani menyerang Gendruwo yang ujudnya tidak berubah lagi. Kekuatan Bayu jadi lebih dahsyat dari sebelumnya.
"Allahu Akbar!" teriak Bayu yang menerkam leher gendruwo dengan kedua tangannya hingga Gendruwo itu menjerit histeris.
"Aaaaacccckkk"
Berbekal ilmu agama yang dimiliki Bayu, ia jadi sangat sakti dan mampu mengalahkan gendruwo itu hingga seketika lenyap menyisakan bau menyan yang menyengat hidung. Tapi Lintang tidak bisa meraba tubuh Bayu yang sudah membangunkan tidurnya.
"Lintang istriku, aku pulang sayang." kata Bayu sambil mendekati istrinya untuk dipeluk. Tetapi Lintang tidak melihat apapun dan mendengar suara Bayu selain hembusan angin lembut dan bau aroma kemenyan yang menusuk hidung.
"Yang, aku Bayu, suamimu sayang.." kata Bayu yang terus mendekat dan memegang tangan istri tercintanya. Tapi tangan Bayu tak bisa menyentuh kulit istrinya.
"Ya Allah..astagfirullah aladziim ampuni dosa hamba ya Allah..." kata Bayu sedih hingga menangis sesenggukan karena ia tak bisa lagi kembali ke dalam dunia nyata.