15. Perjumpaan Mantan Besan

2.2K 160 7
                                    


Hai, assalamualaikum..

Selamat malam, semua..

Apa kabar nih??

AKTSM balik lagi buat kalian

Selamat membaca..

Salam literasi..

❌❌❌

Seminggu Kemudian

Pagi yang cerah, secerah perasaan papa Zakaria. Lelaki lima puluh enam tahun itu sudah sembuh dari sakitnya. Hari ini adalah jadwal kontrolnya untuk pertama kali.

Beliau bersemangat untuk sembuh, karena ia tak sabar untuk mencari keberadaan putrinya. Hatinya sudah di penuhi rindu yang teramat dalam, pada anak yang telah ia buang secara paksa.

Setelah selesai merapikan diri, papa Zakaria keluar dari kamarnya menuju meja makan. Di sana sudah ada putranya, Deni, yang tengah memegang majalah bisnis di tangannya. Sementara sang istri, tengah menata makanan di bantu asisten rumah tangganya.

Melihat papanya mendekat, Deni segera menaruh majalahnya dan menarik kursi untuk papanya duduk.

"Pagi, pa?" sapanya setelah sang papa duduk.

"Pagi. Kantor gimana?" tanya balik papanya.

"Baik pa, terkendali dengan aman. Papa jadi kontrol hari ini?"

"Jadi dong, papa ingin segera sehat, biar papa bisa nyari Devi. Papa rindu anak itu" ucap papa melirih di akhir kalimatnya.

Mama Rumi yang baru saja kembali dari mengambil teh, hanya bisa menyalurkan kekuatan lewat usapan lembutnya di punggung sang suami.

"Udah, papa tenang aja. Sekarang, kita semua makan dulu, soal Devi, kita bisa pikirkan lagi nanti" saran mama Rumi, yang di angguki papa dan Deni.

Tiga orang dewasa itu pun memulai sarapan pagi mereka. Besar keinginan dalam hati, untuk segera berjumpa dengan putri satu-satunya di rumah itu.

Beberapa bulan yang lalu, mereka yang membuang Devi tanpa menilik benar tidaknya perbuatan memalukan perempuan itu. Semakin hari, semakin banyak kejanggalan yang baru mereka sadari. Dan mereka berniat membawa Devi kembali ke rumah. Kerinduan dan rasa bersalah,  perlahan mulai mendiami hati ketiga orang itu.

❌❌❌

     Papa Zakaria sudah selesai kontrol di rumah sakit. Bahkan kini beliau sedang ada di sebuah pusat perbelanjaan. Beliau hendak membelikan baju untuk putrinya. Walaupun entah kapan mereka bisa berjumpa, belum ada yang tahu. Tapi, papa Zakaria ingin memanjakan sang putri, sebagai penebus rasa bersalahnya.

Papa Zakaria di temani Deni, karena mama Rumi sedang ada acara arisan dengan tetangga komplek. Paruh baya itu dengan bersemangat berjalan ke sana kemari, mencari baju yang paling bagus untuk Devi. Hingga tak terasa, di tangannya sudah terkumpul tujuh potong dress cantik dengan berbagai warna dan motif.

"Papa, udahan belinya, itu udah banyak banget. Sini, biar Deni yang bawa" peringat Deni, yang akhirnya membuat papa tersadar.

Lelaki itu tersenyum geli dengan tingkahnya sendiri, lantas segera menyerahkan belanjaannya pada sang putra. Mereka berdua segera menuju kasir untuk menyelesaikan pembayaran.

Setelah selesai, mereka berdua mampir ke sebuah restoran yang masih ada di dalam area pusat perbelanjaan tersebut. Mereka hendak makan, karena jam makan siang memang sudah masuk bahkan hampir lewat.

     Setelah memesan makanan, mereka memilih duduk di sebuah meja yang terdiri dari dua kursi. Baru Lima menit duduk, penglihatan mereka menangkap keberadaan mantan besan papa Zakaria, yaitu papa Hendra dan mama Nur. Tapi, kali ini mereka tidak sendiri. Melainkan ada Rama dan dua orang perempuan lagi, yang mana satunya menggendong bayi. Mereka sepertinya siap berbelanja juga.

Andai Kau Tahu Sakitnya Melepaskan (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang