31. Allahu Akbar!

1.8K 146 3
                                    


Selamat malam..

Selamat menunaikan ibadah di bulan Ramadhan bagi yang menjalankan..

Selamat ulang tahun, bagi siapa saja yang hari ini sedang berulang tahun.

Semoga hari-hari kita semua bahagia dan berkah, Amien..

Happy reading..

❌❌❌

Deni dan Devi sudah sampai di restoran milik perempuan itu. Beberapa orang pekerja penasaran dengan penampakan mobil yang masih terlihat sangat kinclong, tentu saja karena masih baru. Sedang mqenghentikan lajunya di tempat mereka bekerja.

Deni turun terlebih dahulu karena ingin membukakan pintu untuk Devi. Setelah Devi keluar, barulah orang-orang yang ada di sana paham, siapa yang datang. Yang membuat mereka tidak paham adalah lelaki yang membersamai bosnya hari ini.

Dengan manisnya Deni membawakan tas kerja adiknya, dan begitu saja merangkul pinggang Devi dengan mesra. Para karyawannya sama melongo, yang di tatap aneh menanggapinya dengan santai.

"Pegawai aku pada salah fokus bang, lihat kita kayak gini" bisik Devi sembari menahan senyum.

"Biarin. Biar kamu nggak kelihatan ngenes terus!" celetuk abangnya berbisik, yang sukses mendapat cubitan kecil di pinggang Deni.

Bagi yang tidak paham, interaksi mereka berdua adalah gambaran hubungan pasangan romantis.

Devi membawa Deni masuk ke dalam resto yang masih di bersihkan, karena belum jam nya buka.

"Pagi?" sapa Devi pada karyawannya.

"Pagi, buk!" sahut mereka di ruangan itu yang berjumlah enam orang.

"Saya langsung ke atas, ya? Nanti jangan lupa, bawain kopi hitam seperti biasa!" titahnya pada salah seorang pekerja.

"Baik Bu, ada lagi?"

"Tidak itu saja, terima kasih"

Setelahnya, Devi dengan masih di peluk pinggangnya oleh Deni, berjalan menuju lantai atas. Setelah sampai di sana, mereka berdua masuk ke dalam ruangan pribadi milik Devi.

Perempuan muda itu segera duduk di kursi kebesarannya. Sementara Deni begitu saja menghempaskan tubuhnya ke atas sofa besar yang ada di ruangan tersebut, setelah meletakkan tas kerja milik Devi di atas meja.

"Adek Abang hebat banget! Bisa tunduk gitu ya, karyawan sama kamu?" puji Deni jujur.

"Bukan tunduk, Abang. Sebagai bos, kita kan emang harus baik sama karyawan. Nah, dari kebiasaan sederhana, akan tercipta hal baik lainnya, Abang, gitu." jawab Devi dengan pandangan terarah pada laptop.

"Iya sih. Abang bobok dulu ya? Ngantuk banget"

"Iya" jawab Devi singkat.

Deni benar-benar merebahkan badannya yang jujur saja memang lelah. Sementara Devi membiarkan saja kegiatan abangnya. Ada hal yang lebih penting yang harus ia selesaikan.

Seseorang mengetuk pintu dan masuk. Devi menoleh sekilas untuk memastikan siapa yang datang. Rupanya seorang pelayan yang tengah membawakan secangkir kopi pesanannya.

"Taruh atas meja aja, terima kasih" ucap Devi.

"Iya buk, sama-sama"

Pelayan itu pun kembali keluar dan menutup pintu. Sementara Devi Kembali tenggelam dengan pekerjaannya.

❌❌❌

Di lantai bawah, seorang perempuan cantik berkulit kuning Langsat dan berambut panjang, nampak masuk ke dalam resto. Perempuan itu tak lain adalah Andita, mantan kekasih Deni yang tadi mengekori lelaki itu dengan adiknya.

Andai Kau Tahu Sakitnya Melepaskan (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang