Hai, assalamualaikum...Apa kabar? Semoga baik ya?
Nggak terasa ramadhan udah masuk sepuluh hari terakhir, ya??...
Semangat dan istiqamah puasanya sampai lebaran tiba
Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan
Selamat ulang tahun bagi yang hari ini kebetulan sedang berulang tahun..
Selamat membaca..
❌❌❌
Hari-hari berlalu begitu saja. Semua tidak ada yang berubah. Devi tetap menjadi pribadi yang pendiam. Namun, sejak perjumpaannya dengan keluarga sang mantan beberapa Minggu lalu, membuat dirinya akhirnya menyerah. Benar apa yang di bilang abangnya, bahwa ia harus hidup dengan normal. Harus sanggup melupakan yang telah berlalu. Rasa cinta boleh saja sulit di lupa tapi, untuk kembali ke masanya tentu tak akan bisa.
Hal-hal yang berbau kisah dengan sang mantan, perlahan mulai ia simpan. Foto, buku nikah, akta cerai, juga cincin nikah yang selama ini masih ia pakai. Semua ia simpan dalam satu kotak. Ia harus bisa melanjutkan hidup.
Pagi ini dengan menggunakan pakaian santai, Devi bermaksud meliburkan diri dari pekerjaan. Ia ingin memanjakan dirinya sendiri. Sudah cukup lama ia tidak melakukan relaksasi pada tubuhnya. Hari ini ia akan mengunjungi pusat kecantikan untuk melakukan perawatan.
Setelah selesai bersiap-siap, ia keluar dari kamar dan duduk di meja makan untuk memakan sarapan yang telah di sediakan mbok Wati. Seperti biasa, mereka akan makan bersama.
"Mbok jadi pulang kapan?" tanya Devi sembari mengisi piringnya dengan nasi.
"Minggu depan mbak, sepertinya" jawab mbok Wati.
"Iya sudah. Mau Devi antar apa gimana?"
"Lihat nanti saja, mbak. Mbak Devi nggak apa-apa mbok tinggal sendiri?"
"Nggak mbok, memangnya kenapa?"
"Ya mbok takut aja mbak Devi kesepian. Selama ini kan kita hidup berdua. Dan, kepulangan mbok kan memang untuk berhenti. Mbok agak nggak tega ninggalin mbak sebenernya"
"Tega nggak tega, harus tega mbok. Keluarga mbok juga penting. Apa lagi anak mbok pingin mbok tinggal diam di rumah bantu momong cucu. Menikmati masa tua lah, mbok"
"Tapi, pasti nanti mbak Devi bakal sendirian"
"Devi bisa pulang ke rumah papa, mbok. Devi udah pikirin banyak kemungkinan, mbok. Ayo lah, kita lanjut makan dulu"
Majikan dan asisten rumah tangga, yang sudah layaknya keluarga itu pun kembali melanjutkan makan. Dan hanya membutuhkan waktu sepuluh menit bagi mereka untuk merampungkan makan.
Setelah itu Devi pamit keluar rumah. Dengan mengendarai mobil baru hadiah dari abangnya, Devi meninggalkan rumah menuju tempat refreshing nya hari ini.
❌❌❌
Tiga puluh lima menit berkendara, Devi telah sampai di sebuah rumah kecantikan. Setelah memarkirkan mobilnya, ia keluar dan berjalan masuk ke tempat tersebut. Ia di sambut seorang resepsionis yang sudah mengenalnya, saat ia baru saja masuk.
"Selamat pagi mbak Devi? Apa kabar?" sapa Mega, si resepsionis.
"Pagi juga mbak Mega. Kabar aku baik. Mbak gimana?" jawab dan tanya balik Devi.
"Baik, mbak. Mau ketemu Miss Hana ya, mbak?"
"Iya, betul"
"Silakan masuk mbak, Miss Hana nya udah nunggu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Andai Kau Tahu Sakitnya Melepaskan (Terbit)
General FictionJanji suci di antara kita, memiliki makna yang berbeda. Suci dan kebahagiaan bagiku namun, kosong dan neraka bagimu. Walau hatiku telah jatuh padamu, aku bisa apa? Jika akhirnya kau memilih menepi. Aku hanya bisa merelakan tanpa mampu lagi menahan. ...