Assalamualaikum, semua..
Apa kabar? Semoga baik ya?
Oh iya lupa..
Selamat hari raya idul Fitri nih, buat semuanya
Selamat membaca, ya?
❌❌❌
Hampir dua jam berkendara, dua mobil milik Devi yang dikemudikan Deni dan dirinya sendiri, sampai juga di rumah besar berlantai dua dengan halaman yang cukup luas. Rumah itu rumah orang tuanya, istana masa kecilnya.
Mereka berdua memasukkan mobil ke garasi. Setelahnya, mereka berdua keluar bersamaan. Deni menggenggam lembut tangan Devi. Ia tahu adiknya itu sedang di hinggapi berbagai perasaan di hatinya. Dan ia ada di samping perempuan itu untuk menguatkan.
Saling melempar senyum seolah saling menyalurkan kekuatan, mereka berdua berjalan menuju pintu utama rumah orang tua mereka yang terbuka.
"Assalamualaikum" sapa mereka bersamaan.
"Waalaikum salam" jawab suara dari dalam.
Setelahnya terdengar suara langkah kaki mendekat. Pemilik langkah itu adalah mama Rumi dan mbok Ijah.
Dua perempuan itu tertegun sejenak, mendapati kehadiran Devi di hadapan mereka. Sebelum akhirnya mama Rumi berjalan tergesa menyongsong putrinya. Beliau dengan perasaan haru, memeluk erat putri yang sangat di rindukan itu.
Ibu dan anak itu berpelukan erat, di iringi usapan tangan Deni pada punggung keduanya. Kecupan hangat mama Rumi berikan untuk putri satu-satunya itu.
"Selamat datang kembali anak mama. Akhirnya rumah mama terisi cahaya lagi. Kalau cuma ada Abang surem, nggak ada yang bisa mama ajak menghabiskan waktu ala-ala wanita" sambut mama di iringi kelakar, yang membuat Deni merubah ekspresi wajahnya.
"Mama, ish!" timpal Deni cemberut.
"Terima kasih, ma. Mbok Ijah apa kabar?" sapa Devi pada pembantu mamanya.
"Baik mbak, Alhamdulillah. Wah, mbok ikut senang akhirnya Mbak pulang lagi ke rumah tuan" sahut mbok Ijah.
"Seharusnya memang ini tempat kembali Devi, mbok. Oh iya ma, papa ada di mana?" tanya Devi pada mamanya, ketika tidak menemukan keberadaan lelaki cinta pertamanya itu.
"Papa lagi di kantor kamu. Kita sengaja nggak bilang kalau kamu mau pulang, biar jadi kejutan buat papa. Ngomong-ngomong ayo masuk, masa di depan pintu aja kayak tamu!"
"Iya, ma. Devi boleh minta makan nggak, ma? Laper banget, belum sempat makan" pinta Devi kikuk.
"Ya Allah, anak mama laper ya? Kasihannya. Ayo, makan dulu, biar mama suapin. Anggap aja kamu jadi bayi lagi!" seru mama Rumi girang. Devi dan Deni menepuk kening bersamaan sembari tertawa pelan.
Devi mengikuti langkah mamanya ke ruang makan. Sementara Deni mengajak mbok Ijah untuk mengangkut barang-barang milik Devi, agar bisa segera di pindakan ke kamar perempuan muda itu.
❌❌❌
Waktu bergulir dengan cepat, saat ini matahari sudah condong ke barat. Itu artinya waktu sudah mulai sore.Di kantor Devi, papa Zakaria, tengah merapikan meja yang berantakan karena tumpukan berkas. Papa Zakaria ingin segera pulang. Entahlah, beliau seperti tiba-tiba merindukan suasana rumah.
Setelah memastikan mejanya rapi, beliau memasukkan laptop dan beberapa berkas yang akan beliau periksa di rumah. Dengan tidak meninggalkan jasnya, beliau segera keluar ruangan dan beranjak pulang.
Hendak naik kotak besi yang akan mengantarnya ke lantai bawah, beliau berpapasan dengan Sheryl, sekretarisnya.
"Bapak mau pulang?" tebak Sheryl, melihat atasannya yang seperti akan meninggalkan kantor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Andai Kau Tahu Sakitnya Melepaskan (Terbit)
Ficção GeralJanji suci di antara kita, memiliki makna yang berbeda. Suci dan kebahagiaan bagiku namun, kosong dan neraka bagimu. Walau hatiku telah jatuh padamu, aku bisa apa? Jika akhirnya kau memilih menepi. Aku hanya bisa merelakan tanpa mampu lagi menahan. ...