Selamat membaca❌❌❌
Seminggu Kemudian
Suasana di kediaman papa Zakaria sedari kemarin sangat ramai. Keluarga besar beliau juga sang istri sama berdatangan, untuk membantu mempersiapkan hari bahagia Devi. Bahkan beberapa yang berada di luar kota, rela mengambil penerbangan tadi malam, demi menyaksikan pernikahan perempuan itu untuk yang kedua kali.
Sebagian besar keluarga terkejut dengan berita pernikahan Devi namun, semua turut mendoakan yang terbaik untuk kelancaran acara serta kehidupan setelah pernikahan Devi nantinya.
Danial, sang kakak sepupu, bahkan sedari datang semalam tak berhenti melayangkan protes. Lelaki yang Minggu depan juga akan menikah itu, merasa kecolongan dengan kabar bahagia adik sepupunya kali ini.
Jam dinding di kamar sang calon pengantin masih menunjukkan pukul tiga dua puluh. Namun, Devi telah terjaga sejak satu jam yang lalu. Setelah salat malam, ia tak dapat memejamkan mata kembali. Berbagai perasaan muncul di hatinya, menjelang akad nikah yang tinggal beberapa jam lagi.
Walaupun ia dengan suka rela menerima Diky, serta mempercayakan hatinya kembali pada lelaki itu namun, kilasan masa lalu tetap membebani pikirannya. Bayangan penolakan sang mantan di malam pertama pernikahan, menyisipkan setitik ketakutan dalam hatinya.
Lama melamun, ia baru tersadar ketika gaungan suara seruan pagi menyapa gendang telinganya. Ia segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum salat shubuh.
Beberapa menit di kamar mandi, Devi telah selesai dengan kegiatan di sana. Ia lantas menggelar sajadah kemudian memakai mukenah, dan segera mendirikan kewajibannya.
Lima menit kemudian ia telah merampungkan dua rakaat shubuhnya. Kali ini ia menengadahkan tangan, mengutarakan segala pinta pada yang Kuasa.
"Ya Allah, tenangkan batin ini dari segala kecemasan. Aku percaya bahwa ia tak sama dengan yang dulu namun, kilasan kelam tetap andil mengejek naluriku.
Ya Allah.. perjumpaan kami memang singkat. Kesepakatan yang kami ambil juga begitu singkat. Namun, dengan segala ridaMu, aku mantap melangkah. Menatap juga menjelajah masa depan bersama orang baru. Jangan biarkan ia enyah dari hidupku seperti yang lalu. Setelah banyak kesakitan, aku yakin melabuhkan hati dan hidupku dengannya.
Berkahi awal kisah perjalanan sakral kami nantinya. Segala rintangan, mohon engkau tepiskan, ya Allah. Seiring berjalannya waktu, aku ingin hanya dia yang menjadi tujuan akhirku selama ini. Amin" doa Devi panjang lebar.
Usapan di bahunya, membuat ia menoleh. Deni satria muncul di sana. Devi mengambil tangan Deni untuk ia cium. Sang kakak dengan sayang mencium kening adiknya. Hal yang sebentar lagi tak akan bebas ia lakukan, karena Devi akan kembali bersuami.
"Semoga pernikahan kamu kali ini lancar, sesuai harapan kamu dan kami semua. Fokuskan pandangan kamu, hati kamu, niat kamu pada masa depan. Ada orang yang tulus mencintai kamu, dan abang tahu kalau kamu juga tulus mencintai calon suamimu.
Rencana serius kalian memang mendadak tapi, Abang percaya kalian saling mencintai. Abang tahu bagaimana adek, dan Abang juga tahu bagaimana Diky.
"Kok? Abang sewa orang buat selidikin mas Diky, ya?!" sergah Devi terkejut.
"Harus, dong! Abang emang perlu tahu secara mendalam tentang calonmu itu. Jangan sampai rencana pernikahan kalian yang mendadak ini, menimbulkan praduga orang, bahwa keputusan kalian bersama adalah karena pelarian atau kesenangan sesaat. Abang tidak mau Diky dan kamu begitu."
"Iya bang, paham"
"Pinter. Sekarang, siap-siap dulu ya? Tadi si mbak periasnya udah Dateng"
"Iya, bang"
![](https://img.wattpad.com/cover/300555729-288-k257731.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Andai Kau Tahu Sakitnya Melepaskan (Terbit)
Ficción GeneralJanji suci di antara kita, memiliki makna yang berbeda. Suci dan kebahagiaan bagiku namun, kosong dan neraka bagimu. Walau hatiku telah jatuh padamu, aku bisa apa? Jika akhirnya kau memilih menepi. Aku hanya bisa merelakan tanpa mampu lagi menahan. ...