Happy reading, semuanya..
❌❌❌
Suasana di rumah sakit Mitra Sahabat seketika mencekam, saat dua mobil ambulan yang berisi Lintang dan si penabrak, tiba di halaman rumah sakit dan berhenti tepat di depan pintu UGD.
Beberapa suster jaga lantas membantu membawa mereka berdua masuk, untuk segera di berikan pertolongan pertama.
Para perawat mengambil tugasnya masing-masing. Ada yang bertugas memasangkan oksigen dan ada pula yang bertugas membersihkan darah yang masih terus keluar dari tubuh Lintang.
Seorang dokter datang dan segera memeriksa keadaan Lintang yang buruk. Ia memerintahkan pada perawat untuk memberikan suntikan bius, agar lebih mudah memberikan tindakan.
Dokter tersebut memerintahkan untuk memasang alat pembaca detak jantung, yang segera di laksanakan seorang perawat lelaki.
Tim medis masih berusaha agar Lintang baik-baik saja. Segala upaya mereka semua lakukan. Namun, Lintang belum juga sadarkan diri. Wanita itu masih nyenyak dalam belaian alam bawah sadarnya.
❌❌❌
Mobil Rama telah sampai di pelataran rumah sakit tersebut, bersamaan dengan mobil keluarganya dan mobil keluarga mertuanya. Ia segera mengajak semua orang untuk masuk menuju ruang UGD. Satu hal yang aneh adalah, Rafkha dan Arjuna tiba-tiba menangis tak terkendali.
Dengan mengerahkan sisa kewarasannya, ia mencoba bersabar menghadapi kedua putranya. Ia dekap dengan sayang tubuh Rafkha yang memerah karena histeris. Sambil menciumi Arjuna yang ada dalam gendongan mamanya.
"Anak-anak papa, jagoan-jagoan hebat papa. Papa mohon tenang ya? Doakan bunda kalian, semoga bunda baik-baik saja" bisik rama pelan, dengan air mata yang sama berlelehan.
Kedua anaknya masih saja menangis, walau tak begitu histeris lagi. Ia sedikit bernafas lega.
Menguatkan hati dan langkah kaki, ia mendekati dokter yang secara kebetulan keluar dari salah satu kamar UGD. Ia yakin itu adalah ruangan di mana istrinya di tangani.
"Permisi, dokter. Pasien atas nama Lintang, apa ada di dalam?" tanya Rama penuh harap.
"Korban kecelakaan, bukan?"
"Iya, betul. Saya suaminya, dok"
"Alhamdulillah, anda datang. Keadaan istri anda buruk pak, Bu Lintang belum sadarkan diri. Dan dari pantauan tim kami, dengan sangat berat hati kami sampaikan bahwa Bu Lintang mengalami keguguran. Di karenakan kerasnya benturan" papar sang dokter.
"Kondisi yang lainnya, dok?" sela mama Lintang.
"Pendarahan, Bu. Bu Lintang mengalami pendarahan di beberapa tempat. Untuk ini, kita patut bersyukur karena masih ada stok darah untuk tranfusi. Kita berdoa saja, semoga kondisi Bu Lintang segera membaik" terang sang dokter.
"Aamiin. Terima kasih, dokter" sahut Rama.
"Sama-sama, pak. Saya permisi dulu"
"Silakan"
Seperginya dokter tersebut, tubuh Rama tiba-tiba lunglai seperti jelly. Rafkha yang ada dalam gendongannya nyaris saja terjatuh, andai papa dan iparnya tidak sigap menopang tubuhnya yang tak bertenaga itu.
Mama Lintang dengan segera meraih Rafkha yang mulai mereda tangisnya. Papa dan iparnya bersamaan mendudukkannya di kursi tunggu yang ada di sana.
"Kamu yang sabar, ini semua ujian. Kita nggak bisa milih untuk menolak. Banyakin doa, semoga istrimu baik-baik aja"ucap papanya menegarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Andai Kau Tahu Sakitnya Melepaskan (Terbit)
Ficción GeneralJanji suci di antara kita, memiliki makna yang berbeda. Suci dan kebahagiaan bagiku namun, kosong dan neraka bagimu. Walau hatiku telah jatuh padamu, aku bisa apa? Jika akhirnya kau memilih menepi. Aku hanya bisa merelakan tanpa mampu lagi menahan. ...