Kamar 6: Kamar 4 dan Felicia

34 5 0
                                    

Ikawa X Mipa 4

Zalwa ngedrop, jd dia izin beberapa hari

Layar ponsel milik Felicia yang menampilkan chatt Ikawa disaksikan oleh Kia, Shopee, Inara, juga Nina. Mereka menatap cengo layar ponsel itu seakan mencoba memahami tiap kata disana. Mereka bubar setelah Felicia merebut ponselnya kembali secara paksa. Berdecak kesal karena penghuni kamar ini yang kelewat absurd.

Padahal Felicia telah memberitau mereka dengan membacakan pesan itu. Namun memang pada dasarnya mereka ini terlalu kepo, jadinya Felicia dipaksa memperlihatkan chatt Ikawa.

"Pas aku tinggalin dia keliatan baik-baik ajah," ucap Nina tampak paling cemas disini. Bahkan Nina merasa bersalah karena meninggalkan Zalwa yang ternyata sedang sakit.

"Bukan salah lu, engga usah gitu, Zalwa engga akan suka," peringat Felicia penuh arti. Meski rautnya terlihat tenang, sejatinya ia sangat resa apalagi Ikawa tidak kunjung membalas pesannya yang menanyakan keadaan Zalwa.

Benar kata Nina, gadis itu pagi ini masih baik-baik saja. Sampai tiba-tiba Nina mengabarkan kalau Zalwa tidak pulang-pulang sampai malam hari. Padahal gadis itu tidak ada jadwal, alhasil Felicia yang sedang di perpustakaan memilih pulang ke asrama. Di jalan ia tidak lupa sekalian mencari sahabatnya itu.

Namun nihil, sampai ke kamar 4 pun Felicia tidak menemukan Zalwa. Bahkan ponsel Zalwa tidak aktif membuat rasa cemas hadir. Namun Felicia tetap tenang dan terus mencoba menghubungi gadis itu. Hingga pukul 12 malam, Ikawa mengabarkan kalau Zalwa ngedrop dan perlu dirawat.

Zalwa memiliki maag kronis, asam lambungnya cukup berbahaya. Namun mengingat betapa hypernya anak itu, tentu ia suka menerobos saja apapun makanan yang dikonsumsinya. Tidak peduli pedes atau asam, selagi Zalwa suka ia akan terobos saja.

Cih, sepertinya Felicia akan mulai mengatur makan Zalwa.

"Ikawa keren," puji Shopee dengan mata membinar, "sigap banget sama Zalwa."

"Iya anjirr, kok bisa gitu, sih?" Kia geleng-geleng kepala, "hihihi, sabilah kiww, gue gebet."

Felicia menatap ke duanya datar. Mereka tidak tau saja bagaimana dua anak itu suka berantem karena sama-sama ego tinggi. Ikawa dengan sifat rasional dan apatisnya yang memunculkan keras kepala. Zalwa dengan terlalu bodoh menaruh ekspetasi dan harapan pada orang dekatnya, Zalwa juga selalu mengalah dalam berbagai aspek dan memaklumi. Dua sikap yang bertolak belakang ini selalu saja memicu pertengkaran pada ke duanya. Dan paling berdampak pada Zalwa.

Ikawa juga, sosok yang muna bagi Felicia. Bilang engga mau tapi lakuin.

Bahkan dibanding dirinya, Ikawa jauh lebih sigap seperti kata Shopee.

"Zalwa imunnya engga kuat, yah?" ujar Inara. Jelas terpatri kecemasan disana.

Felicia sejenak berpikir. Anak itu kalau dikatakan imunnya engga kuat, engga juga soalnya Zalwa tuh kuat main basket sampai 4 quarter. Zalwa juga kuat lari-lari dan berjelajah satu kampus ini (Kamar 4). Tapi dikata kuat juga engga, sekalinya maagnya kambuh, jadi letoy cewek itu. Bahkan sampai masuk rumah sakit.

Ingatlah wahai kawan, Zalwa Teodora Eugenia ini cukup petakilan.

"Engga kita jenguk?" tanya Kia.

Felicia menatap ponselnya sejenak, setelah itu menghembus nafas kasar lalu menatap penghuni kamar. "Si Ikawa engga jawab dimana."

"Ihh, coba telepon!" Nina jadi gregetan sendiri sampai menggigit bibir bawahnya. Rasa bersalah terus menghantuinya karena meninggalkan Zalwa tadi.

"Percuma, entar nomor gue diblok sama dia." Felicia mendudukan dirinya di pinggir ranjang.

Sektor 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang