36. JERIT MALAM

1 2 0
                                    

      Keramaian terjadi di Universitas Mandalika karena telah resmi dibuka untuk calon mahasiswa dan mahasiswi baru dan setelah Kenny mengikuti acara pembukaan tersebut, Kenny kembali ke UKS untuk melihat keadaan Lita yang sekarang pipinya memar akibat tonjokan dari Vino yang menghantam keras.

    "Bagaimana keadaannya, Dok?" tanya Kenny khawatir, entah kenapa tiba-tiba hatinya menjadi cemas.

     "Dia baik-baik saja hanya ada luka bagian luar dan sedikit dibagian dalam mungkin dia akan mengalami sakit sesaat tapi jangan khawatir, obat ini akan meringankan nyerinya." Dokter UKS itu pun memberikan satu obat oles yang dia berikan pada Kenny.

       Faldiansyah setengah berlari menghampiri Kenny sedangkan Galang, pria itu sedang sibuk menyalin catatan dari Faldiansyah karena dia tidak menulis waktu disuruh nulis.

      "Fal, loe kenapa ngos-ngosan?" tanya Kenny pada Faldiansyah yang kini berada tidak jauh dari depannya.

       "Gue khawatir sama Lita, apa dia baik-baik aja?" tanya Faldiansyah panik.

      Kenny terdiam sesaat sesekali mengerutkan kening sambil bertanya-tanya dalam hati.

      "Malah ngalamun, loe gak kesambet kan?" tepukkan dari Faldiansyah, membuat Kenny terperanjat.

       "Ah, enggak ..., dia baik-baik aja paling nanti udah bangun." Kenny menatap lekat wajah bulat dengan mata tertutup itu. Wanita yang selalu dia salahkan dan selalu dia jaili kini terbaring di brankar.

      Faldiansyah menatap Lita, tangannya hampir menyentuh kening Lita. Namun, tangan Kenny berhasil menghalangi tangan Faldiansyah.

      "Jangan pengang dia, dia tidak suka dipegang sama orang lain." larang dia ketika Faldiansyah hendak memegang kening Lita.

      "Kenapa?" tanya Faldiansyah bingung.

      "Bukan gue ingin menjauhkan kalian berdua tapi Lita tidak suka dipegang sama orang lain dan gue gak mau kesalahan yang dulu gue perbuat, loe juga melakukannya." Kenny terus menjelaskan sedangkan Lita perlahan sudah sadarkan diri tetapi dia tetap diam dan mendengarkan suara Kenny.

       "Ternyata dia tidak lupa meskipun gue sudah di caci dan dimarahi olehnya tapi gue tidak tega melihat wajahnya bonyok akibat pukulan dari pria itu."

      Perlahan, Lita membuka matanya dan Faldiansyah lagi-lagi ingin membantunya untuk menyandarkan tubuh tetapi Kenny menggeleng dengan wajah datar.

      "Biarkan dia usaha sendiri, dia tidak butuh bantuan siapapun." Kenny menekan brankar dengan kedua tangannya di sela Faldiansyah menatapnya heran.

      "Loe kenapa sih, Ken. Gue mau melakukan ini, loe larang sekarang gue mau bantuin Lita, loe larang juga. Padahal semalam gue udah janji sama bokapnya Lita kalau gue bakal jaga dia selama bokapnya pergi dinas." Faldiansyah menjelaskan alasan kenapa dia sejak tadi bersikeras untuk menolong Lita.

      Kenny mengucek matanya seakan-akan dia baru saja bangun tidur dan habis mengelindur.

      "Kenapa sih, Fal?" tanya Kenny, sok plin-plan.

      "kenapa, kenapa, loe tu yang kenapa. Jangan bilang loe jeoules kalau gue deket sama Lita." Faldiansyah menggoda Kenny.

      Galang yang baru saja masuk bersama Safa pum ikut menimbrung gurauan mereka.

       "Cie, cie,cie,cie ..., cintaku berakhir di UKS ni judulnya." Safa mulai menggoda Lita dan Kenny sedangkan Galang bersiul seakan ada burung yang hinggap di dahan.

        "Ish, apaan sih." Kenny dan Lita menjawab bersamaan membuat ketiganya saling bersiul.

       Kenny menjitak kepala Galang dan Faldiansyah yang membuat keduanya menyengir kuda tetapi tidak dengan Safa, karena Kenny tahu bahwa wanita itu telah diklim menjadi kekasihnya Faldiansyah.

MENCINTAI DUA HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang