‘Tik ..., tik, tik, bunyi hujan di pagi hari ..., airnya turun dikit sedikit, hawanya dingin bikin kumalas, bikin kumalas di pagi ini.’
Kenny menyanyikan lagu anak TK ketika dia baru saja membuka mata dan disambut oleh rintihan hujan yang sudah memainkan melodinya diatas genting tetangga bahkan di atas genting kamarnya sendiri suara jatuhnya air hujan mengusik kedamaian paginya untuk melakukan ritual mandi.
"Eh, tadi liriknya bener gak sih?" gumam Kenny sambil lihat dicermin memastikan tidak ada air liur yang menggambar peta di wajahnya.
"Ah, gak salah. Ngomong-ngomong tambah ganteng aja ni Kenny, meski ada sedikit peta di ujung bibir, lagian sih ngimpi kok makan es krim." Kenny mengusap ujung bibirnya dan langsung pergi ke kamar mandi untuk mengguyur badan menghilangkan bau-bau anyir.
Lama sekali mandi, Kenny akhirnya keluar sudah lengkap dengan seragam sekolahnya. Tas, dasi, dan celana abu-abu juga seragam putih bersih membuat dia tampil mempesona.
Seusai bergulat dengan parfum, Kenny keluar dari kamar dan menuju ke dapur untuk segera ikut sarapan.
"Pah, mama mana?" tanya Kenny setelah duduk di depan papanya yang masih memainkan piring kosong diketuk-ketuk menggunakan sendok.
"Lagi ada urusan katanya, kamu makan dulu aja nanti biar papa yang makan bareng mama." Pak Galih memberikan centong yang sejak tadi beliau pegang.
"Tumben banget, ya udahlah Kenny makan dulu." Kenny mengambil satu centong nasi berserta kerabat-kerabatnya sesendok telur dadar, sesendok sayur asam dan sepucung sendok cabai merah yang menggungah selera.
"Oh,ya ..., kamu kok kenal sama anaknya temen papa, kenal dimana?" tanya Pak Galih mencairkan suasana yang sejak tadi hanya sendok dengan piring yang berirama.
"Dia kan satu kelas sama Kenny, Pah." Kenny menyuap satu sendok nasi lagi dan merasakan nikmatnya makan pagi. Namun, tiba-tiba Bu Mike keluar dengan mengusap perutnya membuat Kenny mengeluarkan sisa makanan yang belum tertelan.
"Mama berak?" ucap Kenny cepat sambil memundurkan piring yang masih berisi banyak penduduk yang terlantar.
"Dikit, ya udah ..., makan lagi, kenapa malah liatin mama?" tanya Bu Mike sambil mengambil alih kursi di samping Kenny.
Secara mendadak napsu makan Kenny hilang mungkin saja hal sama juga dirasakan oleh Pak Galih yang sejak tadi cuma liatin nasi dan kawan-kawannya seakan mereka ingin cepat pergi ke dalam dasar lautan tetapi sebuah goa misterius tak ingin membuka pintunya.
"Ma, pah. Kenny berangkat." Kenny menyalami tangan Pak Galih dan Bu Mike sembari mendorong kursi ke dalam meja supaya tidak tertendang kaki.
"Loh ini makananya," ucap Bu Mike sambil menunjuk makanan yang masih menggunung.
"Biarin mereka bersama di alam semesta, ma." Kenny pun langsung pergi dengan menggendari motornya melanju kencang menuju gedung persekolahan.
***
Hujan mulai deras, Kenny berinisiatif untuk berhenti di halte dan memakai jas hujan. Namun, disayangkan jas hujan yang biasa dia bawa ternyata sudah lama dia gantung di dinding belakang rumah karena merasa sudah tidak layak pakai.
"Eh, ada si Onyet berteduh." Lita menyindir secara halus membuat Kenny berpikir bingung dengan sikap perubahan Lita yang sekarang dengan minggu kemarin.
"Onyet, Onyet, gini tapi loe suka kan?" goda Kenny sambil memutar-mutar ibu jarinya di depan Lita.
"Suka sih, cuma sayang gue gak suka sama Onyet." Lita melirik ke arah lain supaya tidak tertangkap mata oleh Kenny.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENCINTAI DUA HATI
Non-FictionPertengkaran selalu saja terjadi pada seorang siswa bernama Kenny dan juga Rizenalita seorang Gadis. Namun, prihal cerita mereka terjebak oleh dua sisi hati yang menjerumuskan keduanya hingga membuat Kenny beranggapan bahwa dia mencintai Rizenalita...