Sore ini tim medis segera melakukan perawatan terhadap Kenny, dia salah satu penumpang yang selamat dalam insiden tersebut.
"Allah masih melindungi pemuda ini, semoga dia lekas sadar." Doa seorang Wanita yang merawatnya.
Di tenda gawat darurat, Kenny tengah dirawat dan dipasang infus. Dia seperti tanaman yang layu saat ini.
"ARRARGG!!!" teriak Kenny membuat Wanita yang sedang merapikan alat-alat medis terkejut.
"Tolong ..., saya jatuh!!!" pekik Kenny, dia mengigo bahwa dirinya saat ini sedang terjatuh dari ketinggian.
"Sadarlah, kamu sudah aman," ucap seorang dokter muda.
Perlahan, Kenny membuka mata. Dokter tahu bahwa Kenny sedang mengalami trauma berat karena kecelakan pesawat satu minggu lalu.
"Sadarlah, tenang ..., tarik napasmu dan buang. Kamu sekarang lagi berada di tenda dan kamu aman." Dokter itu memberikan segelas air putih pada Kenny.
Kenny meneguknya lantas teringat sesuatu.
"Dok, saya harus pulang ke Jakarta ..., mama sama papa saya di rumah sakit," ucap Kenny.
"Tenang dulu, kondisimu belum stabil mungkin kamu bisa melanjutkan perjalanan setelah dua minggu ke depan." Dokter itu memberikan pengarahan.
"Tidak bisa, saya harus pulang sekarang." Kenny lantas mencoba berdiri tetapi dia merasakan kakinya yang begitu terasa kaku.
"Dok, kaki saya kenapa?" tanya Kenny panik.
"Kaki kamu mengalami cedera serius dan itu sebabnya saya melarang kamu pulang sekarang," jelasnya.
Kenny membaca name tag dokter yang merawatnya, Sillya Anugraheni. Itulah yang ditangkap oleh pandangan Kenny.
"Dokter, dokter yang pernah membawa Mas Andre ke rumah sakit kan?" tanya Kenny ingatan kembali ke masa belakang.
Sillya menautkan kening, dia benar-benar lupa dengan pria dihadapannya saat ini dan yang dia ingat hanya tatapan matanya menggambarkan kesamaan ketika dia kehilangan sosok Andre.
"Kamu ingat saya?" tanya Sillya.
Kenny mengangguk. "Bagaimana saya bisa lupa, dokter yang membantu Mas Andre dalam eksekusi kecelakan itu ketika saya tidak bisa berbuat apapun selain menangis."
Sillya tersenyum. "Ternyata, belum lupa sama saya."
Dia kini tertunduk. "Dok, saya mohon antarkan saya pulang ke Jakarta sekarang, saya takut terjadi sesuatu. Jika dokter dalam posisi saya, maka dokter pun akan melakukan hal yang sama." Kenny memohon.
Sillya tampak berpikir, bagaimana bisa dia pergi dengan situasi yang seperti ini dan dalam masa bertugas yang kebetulan dia di amanahkan untuk menjalankan tugasnya di Kalimatan.
"Dok, kenapa diam?" tegur Kenny membuat Sillya terperanjat.
"Saya akan minta izin pada atasan," ucap Sillya mengambil keputusan.
Kenny merasa lega karena dia bisa bertemu dengan orang baik dan dia tidak akan pernah melupakan Sillya yang notabennya sangat baik terhadap dia.
Sillya pun pergi menemui atasannya, jika dibilang dia takut. Dia memang takut dan tidak memiliki keberanian. Namun, disisi lain ada orang yang sangat memedulikan orang lain di beda daerah.
"Dokter Gabriel, saya mau minta izin jika diperbolehkan saya ingin mengantar pasien bernama Kenny ke Jakarta karena dia sangat mengkhawatirkan orangtuanya." Sillya mengucapkan maksud dan tujuan ketika melihat Gabriel yang sedang berjalan menuju tenda sebelah.

KAMU SEDANG MEMBACA
MENCINTAI DUA HATI
Non-FictionPertengkaran selalu saja terjadi pada seorang siswa bernama Kenny dan juga Rizenalita seorang Gadis. Namun, prihal cerita mereka terjebak oleh dua sisi hati yang menjerumuskan keduanya hingga membuat Kenny beranggapan bahwa dia mencintai Rizenalita...