31.🐥

14.1K 915 106
                                    

Brak..

Jevano menutup pintu ruangan Seina dengan keras. Pria itu juga melempar berkas yang tadi dikirimkan sekretaris ke atas meja begitu saja, beberapa lembar kertasnya sampai berceceran di atas lantai.

Jevano melempar tubuhnya di atas sofa.

"Tua Bangka sialan."

"Awss." Jevano menyentuh bekas luka di pelipis nya, ternyata masih perih padahal sudah diobati.

"Dia pikir bikin El gampang apa ya, enak banget mau dibawa pergi ke Jepang segala. Kalau tadi papah gak dateng gue pastiin hari ini tua bangka satu itu udah patah lehernya."

"Arghhhhh muka ganteng Jevano yang kaya zombie gak keurus ini tambah lagi bonyok."

"Seinaaa bangunnnn. Aku udah kek simulasi jadi duda tau gak."

Jevano berdiri lalu berjalan mendekati ranjang Seina. Istri tercintanya itu masih asik berlayar di pulau kapuk, entah mimpi apa yang terjadi didalam alam bawah sadarnya sampai tak kunjung bangun.

Jevano duduk dikursi yang berada disebelah ranjang Seina, tangannya terulur menggenggam tangan Seina yang terbebas dari infus dengan lembut, meletakkan tangan kecil itu diatas pipinya "sayang bangun yuk." Ucapnya sambil menatap wajah damai Seina yang tertidur.

"Kamar kita dirumah pasti udah ada Spiderman nya, soalnya udah tiga mingguan kamu disini."

"Kalau seminggu muncul satu Spiderman, brati sekarang udah ada tiga Spiderman. Hmm not bad biar rame."

Aslinya mah enggak. Walaupun lagi gak di tempati, petugas kebersihan yang dateng tiap seminggu tiga kali tetep bakalan bersihin rumah plus kamar mereka juga, jadi gak mungkin ada Spiderman seperti kata Jeno.

"Kenapa aku gak pulang? Ya karena kamu sih gak bangun-bangun."

"Nana bangun ihh. El butuh kamu sayang, bayi kita juga harus dapet nutrisi dari kamu."

Mata Jevano terasa berat, ia berusaha membuka lebar-lebar kantung matanya, tapi rasa lelah dan kantuk lebih mendominasi jadi ia tertidur begitu saja disamping tempat tidur Seina.

🐥🐥🐥

Bugh..

''Buat Lo yang udah berani-beraninya mukul anak gue." Ucap Jeffry dengan nafas tidak beraturan.

Saat ini Jeffry berada di gudang tempat dimana ia dan para putranya suka mengeksekusi orang-orang tidak berguna dan berani mengganggu ketenangan keluarganya, walaupun tidak sampai meregang nyawa. Minimal bonyok lah, seperti yang sudah-sudah, contohnya Reyhan.

Tadi setelah berhasil memisahkan Jevano dan Yuda yang berkelahi didepan ruang rawat Seina, Jeff menyuruh anak buahnya untuk membawa Yuda kesini. Pria yang sudah mempunyai tiga cucu itu akan membuat perhitungan.

Bugh..

"Jeffry lepasin gue!''

"Lepasin? Gue, ngelepasin Lo?"

Jeffry menggulung lengan kemeja nya sampai ke siku, tak lupa jam tangan super mahal nya juga ikut di lepas.

"Setelah Lo pukul anak gue tanpa alasan yang jelas? Setelah lo ngatain anak gue bukan ayah yang baik, suami gak becus."

"Cih. Lo pikir gue terima gitu aja bangsat!"

Bugh..

Wajah Yuda tertoleh kesamping, darah segar kembali keluar dari dalam bibirnya.

"Tapi kenyataannya emang begitu kan. Anak Lo gak becus jagain anak gue. Jevan janji bakalan jagain Seina apapun yang terjadi, tap apa sekarang. Seina koma, itu karena kelalaian Jevan." Ucap Yuda emosi. Pikiran nya sedang kusut

OUR DESTINY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang