34.🐥

15K 963 75
                                    

🐶🐰

"El?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"El?".

"Axelle?"

"Papi pergi kerja aja deh ya, kalau di cuekin terus."

Bayi laki-laki berusia delapan bulan itu tetap menutup kedua mata kecilnya menggunakan dua buah telapak tangan super mini miliknya.

"Oke, papi ngambek."

Jevano pura-pura melangkah pergi, meninggalkan tubuh gempal bayi nya yang tengah terbaring di tempat tidur sendirian.

"Huaaaaah."

Tiba-tiba El menangis keras.

"Lah kok nangis?"

"Jeno kamu apain anak nya!" Suara teriakan Seina dari dalam kamar mandi.

"Enggak aku apa-apain. El aja yang caper."

Jevano kembali menghampiri putranya, padahal baru lima langkah ia menjauh dari putranya.

"Ututuuu anak ganteng papi." Jevano menggendong tubuh gempal El, menciumi permukaan wajah El dengan gemas. Wangi khas bayi dan sisa minyak telon semalam membuat Jevano semakin merasa nyaman memeluk tubuh kecil putranya.

"Pihhhhhh."

"Naon ujang. Gausah nangis ih drama banget idup kamu."

"Tadi sok-sokan cuek ke papi. Giliran di tinggal nanges."

"Mangkanya jadi cowok tuh jangan dingin, yang biasa-biasa aja. Kaya papi nih, biasa aja tapi dapet cewek kaya bidadari."

El memperhatikan wajah papi nya yang sibuk mengoceh. Tangan kecilnya menampar-nampar pipi Jevano, bayi gembul itu terkekeh lucu saat tangan nya berhasil menampar pipi ayahnya. Tidak keras dan tentunya tidak sakit.

"Aku ikut ke kantor aja ya mas?"

"Hm?"

Seina mendekat pada Jevano yang berdiri sambil menggendong El disebelah tempat tidur, Seina membawakan kemeja warna putih dan jas hitam untuk Jevano yang ia ambil dari dalam lemari. Sedari tadi suaminya itu memang bertelanjang dada, hanya memakai celana bahan panjang berwarna hitam.

"Aku sama El ikut kamu ke kantor, biar sekalian nanti pas kamu udah pulang kita langsung ke rumah mamah. Jadi mas gak perlu bolak balik." Jelas Seina

"Gak usah lah. Nanti aku pulang agak siangan jemput kamu sama El, aku cuma ada meeting sekali jadi bisa pulang cepet. Kita kesana sorean aja gak papa."

"Nanti kamu capek."

Jevano menggeleng "Kasian kamunya nanti kalau El malah rewel di kantor. Kamu siapin aja semua keperluan El, jadi nanti tinggal angkut ke mobil."

"Oke."

"El sini yuk sama mami. Papi mau pakai baju dulu."

Jevano hendak menyerahkan El pada istrinya, tapi bayi itu malah merengek-rengek tidak mau lepas dari gendongan papi nya.

OUR DESTINY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang