14.🐣

14.3K 988 16
                                    

Dari hasil pemeriksaan terakhir kondisi Seina sudah baik-baik saja, perkembangan janin nya juga menunjukkan peningkatan yang signifikan jadi Dokter memperbolehkan Seina pulang tapi dengan catatan ia tidak boleh melakukan kegiatan berlebih benar-benar harus bedresh.

Siang ini Seina sudah sampai didepan rumahnya, rencananya pagi tadi dia akan pulang tapi Jevano mendadak ada urusan kantor yang tidak bisa diwakilkan jadilah Jevano pergi kekantor dahulu.

"Jevan anter Seina ke kamar dulu mah."

"pelan-pelan sayang."

"Iya mah."

Jevano menggendong Seina bridal style menuju kedalam kamarnya. Meletakkan tubuh kecil itu diatas kasur dengan hati-hati seakan Seina adalah benda yang mudah pecah jika kesenggol sedikit saja.

Ngomong-ngomong Jevano sudah merenovasi kamarnya mengganti semua yang berhubungan dengan kejadian kemarin, dinding kasur lemari intinya semua serba baru. Semua itu Jevano lakukan demi Seina, ia tidak mau istrinya terbayang-bayang kejadian kemarin jika masih dengan suasana kamar yang sama.

"Bobok ya, nanti aku bangunin kalau udah sore."

"Mas, mau kekantor lagi?"

"Enggak, mau nemenin kamu aja."

Jevano ikut berbaring memeluk tubuh seina yang meringkuk menghadap tubuhnya, tangan besar Jevano menepuk-nepuk pantat seina supaya wanitanya segera terlelap.

...

Setelah memastikan Seina tidur dengan lelap, Jevano turun ke lantai bawah. Melihat siluet kedua orang tuanya di ruang makan Jevano berjalan mendekat.

"Jevan makan?" Tawar Jeffry melihat putranya menduduki salah satu kursi di depan meja makan. Kebetulan pak tua itu belum makan siang dan Tya memilih memasak dirumah Jevano, sekalian katanya.

"Masih kenyang, papah aja."

"Kenapa kamu gak kasih tau ke Seina kalau dia hamil jev?" Tanya Tya penasaran, meletakkan sepiring tahu goreng kemudian ikut duduk disamping putranya. Kemarin saat ia mengunjungi Seina siang itu putranya mewanti-wanti jangan sampai menyinggung soal kehamilan Seina, ntah apa yang direncanakan Jevano padahal dokter bilang tidak apa-apa Seina tau toh kejadian kemarin tidak membuat Seina mengalami trauma.

"Biar seina nyadar Sendiri mah."

"Nyadar gimana maksudnya Jevano, kalau kamu gak kasih tau gimana Seina bisa tau."

"CK, Seina itu dokter kalau mamah lupa. Ya walaupun dokter anak, tapi Seina pasti paham perubahan yang bakalan terjadi kalau lagi hamil."

"Oh jadi kamu mau Seina sendiri yang bilang kalau dia lagi hamil anak kamu gitu?" Jeffry ikut menanggapi percakapan ibu dan anak itu.

"Seratus buat papah." Ucap Jevano sambil bertepuk tangan.

"CK, kek penganten baru aja Lo."

"Yee seterah aku dong, lagian aku takut kalau seina belum siap pah mah. Kalian tau sendiri kan alasan Jevano nikahin Seina? selain karena cinta Jevano pengen bantu wujudkan mimpi Seina yang pengen jadi dokter, sampai perjanjian konyol itu Seina buat dan Jevano setuju."

"Ya itumah kamu yang bulol je gak dipikir bener-bener." Sarkas Jeffry.

"Ya kan seina cantik pah, kalau gak sat set ntar digondol cowok lain."

"Kamu terlalu sat set Jevan, baru lulus SMA udah diajakin kawin aja anak orang."

"Gue nikah dulu baru ngebobol ya pah jangan seenak jidat itu mulut kalau ngomong." Balas Jevano sengit menatap ayahnya, dia punya adab kali walaupun cinta Jevano gak mau ngerusak perempuan yang dia cinta mangkanya dia nikahin sekalian.

OUR DESTINY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang