15.🐣

14.6K 982 24
                                    

Brakkk..

"Jevan tolongin gue agrhhh."

"Ketuk pintu salam dulu napa, main dobrak aja. Kalau engsel pintunya copot gimana hah!" Jevano memandang sengit kakaknya yang tiba-tiba datang membuat keributan.

"Ya kali engsel pintu gedung sekelas djung crop pakai kualitas abal-abal."

"Bacot. Pengangguran Lo pagi begini sampai ada waktu ngerusuh di kantor gue."

Marka mendelik apaan pengangguran, bahkan kerjaannya menumpuk setinggi harapan orang gede.

Mark mendekati Jevano menarik kursi adiknya lalu bersujud didepannya.

"Lo ngapain bangsat."

"Je tolongin mas Je, ini menyangkut ekosistem rumah tangga gue Je."

"Apaan sih mas, ekosistem apaan? berdiri gak! Atau mau gue tendang selangkangan lo!"

"Tolongin gue Je, pliss urgent."

"Y-ya tolongin apa. Minggir dulu ya sat kalau gini gue keliatan kek orang paling suci tau sampai Lo sembah."

Marka berdiri memilih duduk di kursi yang bersebrangan dengan meja kerja Jevano.

"Emang lo punya masalah apa sih mas sampai minta tolong segala ke gue?."

"Chantika minta cerai." Jawab Mark lemah letih lesuh.

"What? Idih gak mungkinlah mbak eca itu kan bucin banget sama lo mas."

"Chantika ngidam pengen pelihara singa Jev, kalau gak dikasih dia minta cerai. Pusing gue gimana nurutinnya."

"Ya tinggal beli lah mas dikebun binatang jangan kaya orang susah deh lo. Atau Lo mau berburu? Oke ntar gue anterin ke hutan Amazon."

"CK, hutan Amazon? Yang ada gue di ngap sama emakconda."

"Ya terus gimana? Beli aja kalau gitu. Daripada gak diturutin dicerai jadi duda mau?"

"Kalau singa nya ada dan bisa langsung dibeli gue gak perlu nemuin Lo begini. Masalahnya ini singa Jen mana ada coba singa yang warna pink."

"Aneh banget sih ngidamnya, calon-calon perusuh nih besok anak Lo mas."

Mark akui kehamilan chantika yang kedua ini ngidamnya banyak mau dan aneh.

"Gimana dong Jev, beli dimana singa hidup warna pink. Kemarin kadal gak ada ekor, ayam tapi pantatnya gaboleh ada bulu, monyet, bebek sekarang singa mana harus warna pink lagi."

Jevano memandang horor Marka yang menceritakan segala bentuk ngidamnya chantika, Jevano dapat memastikan kalau taman belakang rumah papahnya sudah beralih fungsi menjadi tempat penampungan hewan.

Sepasang kakak dan adik itu diam dengan segala pemikiran masing-masing.

"Dicat aja mas singa nya pake warna pink." Saran Jevano yang gak tau itu saran benar atau enggak.

"Emang bisa?"

"Ya gak tau, di coba dulu ajalah yang penting singa nya warna pink."

Mark mengangguk tidak buruk juga mengikuti saran Jevano.

"Oke deh, thanks ya dek udah bantu mikir."

"Hm. Mas?"

"Apa?"

"Feeling gue besok istri lo minta gajah pake sarung mas."

"Jangan aneh-aneh dong Je, Lo gak tau pusingnya gue kalau nurutin ngidamnya chantika." Mark menarik nafas lelah, salahnya juga kenapa membuat istrinya hamil lagi.

OUR DESTINY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang