36.🐥

17.7K 858 75
                                    

🐶🐰

🐶🐰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cup

"Selamat bobok gentengnya mami."

Seina menarik selimut tebal berwarna abu-abu, menutup tubuh kecil putranya sampai sebatas dada. Dari subuh tadi hujan turun sangat deras, hingga siang ini belum reda. Jadi dingin-dingin didalam rumah seperti ini memang paling enak tidur siang,

Wanita cantik dengan dress bertali spaghetti warna kuning diatas lutut itu memilih keluar dari dalam kamar, hendak mencari dimana keberadaan sang suami yang hari ini bolos kerja. Alasannya karena hujan.

Padahal kalau Seina pikir, Jevano bisa saja tetap berangkat bekerja. Pria itu berangkat naik mobil, bekerja pun didalam ruangan yang sangat nyaman, memang dasarnya ingin bolos berkedok hujan.

"Pi."

"Papih."

Tidak ada sahutan, Jevano masih asik memandang layar lebar didepannya.

Seina dengan kejahilannya, memeluk leher Jevano dari belakang sedikit kencang membuat pria didepannya terkejut.

"Anjing!!'' ucap Jevano reflek

Plak..

Seina juga reflek menggeplak kepala belakang Jevano, karena pria itu mengatainya anjing.

"Aduh! Apaan sih, main geplak aja." Jevano menggerutu, berusaha melepas tangan istrinya yang melingkar di lehernya.

"Anjing anjing. Kamu tai anjing."

Jevano tertawa mendengar ucapan jengkel istrinya.

"Asik banget sih, nontonin apa kamu? Bokep ya?" Seina mendekatkan wajahnya disamping wajah Jevano, pipi keduanya menempel.

Jevano memicingkan matanya menatap wajah istrinya yang berada tepat di samping wajahnya.

Cup

"Bukan lah. Mana berani aku nonton bokep tanpa kamu."

"Masa sih?"

"Iyalah. Aku kan kalau nonton bokep langsung dipraktekin."

"Halah itumah kamu yang sangean." Seina mencibir.

Seina mengambil ancang-ancang di belakang tubuh Jevano, wanita beranak satu itu berniat melompati sofa.

"Satu..dua."

"Kamu ngitungin apa?"

"Tiga!"

Brukk..

Jevano kaget saat Seina melompat begitu saja, padahal sandaran sofa dibelakangnya cukup tinggi. Tangannya reflek melingkar diperut Seina lalu menariknya duduk diatas pangkuannya.

"Nghh ahh."

"Ih apaan desah-desah begitu."

"Gak liat bokong kamu dudukin apa hah?"

OUR DESTINY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang