17.🐣

13K 920 19
                                    

"nanti gak usah tunggu aku pulang yah."

"Pulang malem lagi?" Tanya Seina

"Hmm."

"Boleh gak hari ini gausah lembur, kamu pulang kaya biasanya."

"Gak bisa na, kerjaan kantor banyak. Aku udah bilang kamu kalau ada masalah karyawan yang melakukan penggelapan uang dan kemarin muncul masalah baru lagi."

"Hari ini aja please. Aku kangen banget jalan-jalan malem keliling komplek terus beli jajanan gitu, kamu hari ini pulang cepet yaa."

"Lain kali aja ya. Kalau udah beres dan keadaan normal aku gak lembur-lembur lagi kok."

"Kemarin juga bilangnya gitu."

"Seina tolong ngertiin aku, aku kerja juga buat kamu."

"Aku kurang ngerti nya dimana sih? Kemarin aku pengen siomay aja sampe nyuruh anak sekolah yang lewat depan rumah Jen, kamu gak kasih izin aku keluar rumah tapi kamu gak mau beliin."

"Kan aku udah bilang iya nanti pas pulang kerja Seinaaa, kamu aja yang gak sabaran."

"Mikir lah Jeno, kamu pulangnya malem yang jualan juga pasti udah tutup. Gila aja jam sebelas malem masih buka."

"Iya maaf, mangkanya kalau mau apa-apa itu liat kondisi dan situasi dong."

"Kamu nyalahin aku? Kalau bisa aku juga gak mau minta-minta kaya gitu. Tapi ini kemauan anak kamu."

"Anak aku aja terus yang di kambing hitamkan."

"Tuh kan nyalahin aku lagi, kalau gak mau direpotin ya gausah punya anak sekalian."

"Seinaaa!!"

"Apa? Dah sana berangkat."

"Aku berangkat, hati-hati dirumah." Pamit Jevano kemudian mencium kening dan perut seina.

"Gausah pulang sekalian nginep aja di kantor kelonin tuh kerjaannya."

"Jangan marah-marah dong mami nanti cantiknya tambah."

"Gembel."

Cup..

"Dijaga ya cantik omongannya, jangan nyampah teross lagi hamil juga."

"Ck, bacot pergi Lo dari rumah gue." Seina mendorong tubuh besar Jevano keluar kamar kemudian menutup pintu keras tak lupa menguncinya.

Brakkk..

"Jangan lupa makan sayang, i love you segudang." Teriak Jevano dari luar kamar.

Seina acuh saja mendengar ucapan cinta Jevano.

"Mending kerja kan gue kalau gini, dirumah gak ngapa-ngapain punya suami satu kerja teros." Seina menggerutu sambil melangkahkan kakinya menuju tempat tidur.

"Dek kita cari papi satu lagi mau?" Seina mengusap perut buncitnya berharap calon anaknya menyetujui.

"Kita cari yang tajir, eh tapi bapakmu udah tajir."

"Oh kita cari yang ganteng aja gimana?"

"Eh gak jadi deh, bapakmu udah ganteng malah gak ada yang seganteng bapakmu dek." Ucapnya lalu terkekeh.

" Ucapnya lalu terkekeh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
OUR DESTINY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang