49.🌸

16.8K 867 103
                                    

🐶🐰

"Blumm... Blummm."

"Citttt..waaaa."

"Ngenggggg....."

"Laksasa datang. Dum Dum Dum..."

"Aaaaa laliii!!"

"Supelman datang. Wiu..wiuuuu."

"El, mandi dulu yuk."

"Ntal, mami. Tunggu papi pulang."

Seina mengangguk, "Oke nanti kalau papi udah pulang langsung ajakin mandi yah."

"Iyah."

"Bang Adrian, titip El ya."

"Aman Sei."

"Mami ke dapur lagi ya El, mau lanjutin masak."

"Otte." El melambaikan tangannya pada sang ibu yang kembali masuk kedalam rumah, meninggalkan El dihalaman depan rumah bersama Adrian.

Adrian sedang merehap tanaman-tanaman di halaman depan, mengeliminasi tanaman yang sudah tidak layak huni dengan tanaman yang baru. El? Main tanah. Bocah itu sejak satu jam yang lalu ikut bersama Adrian katanya mau membantu, tapi El asik sendiri dengan mobilan dan truk-truk mainan miliknya.

"Ambil galam, ambil kecap, ambil caos, oseng-oseng."

"Yeaaa jadi." El menatap takjub olahan masakan dari tanah yang ia buat.

"Om lian."

"Apa El."

"Mamam." El menyodorkan tanah benyek dengan toping-toping dedaun didalam sekop mini nya.

"Iuhhh, jorok El."

"Pula-pula mamamna om!"

"Hehe iya tau, udah ayo gali lagi tanah nya om mau tanam bunga baru."

El bergaya hormat "otte."


Tin-tin

"Papihh!" El melambai-lambai heboh, saat mobil Jevano memasuki pekarangan rumah.

Jevano keluar dari mobil sambil menenteng tas kerjanya serta jas yang tersampir di pundaknya.

"Ya tuhan, anak siapa kamu heh?"

"Anak papi ahahaha." El tertawa sambil berlari ke arah Jevano, menubruk tubuh tegap sang ayah dengan erat.

Jevano berjongkok, membalas pelukan hangat si kecil dengan sayang. Rasa lelahnya seharian bekerja menguap begitu saja saat ia bertemu dan memeluk orang tersayang nya. Tidak peduli dengan kemejanya yang kotor, terkena tanah yang menempel di baju El.

"Buluk banget anak papi." Jevano mencubit hidung El gemas. Demi apapun rupa El saat ini seperti curut kecebur sawah.

"Bantuin Om lian tanam bunga."

"Apaan. El cuma main mobilan sama garuk-garuk tanah doang." Adrian angkat bicara.

"Hehehe." El menyengir lalu kembali pada mainan dan tanah galiannya.

"Eh ayo mandi, udah sore El."

"Nanti papi, masih siang."

"Siang gundulmu. Udah jam setengah lima ini. Nanti kena marah mami kalau mandinya kemalaman."

El menggeleng tidak peduli, kembali asik pada mainannya.

Jevano meletakkan tas dan jas kantornya di teras lalu menggulung lengan kemeja nya, Jevano berniat membantu Adrian saja sekalian mumpung ia punya waktu. Memaksa El juga percuma, bocah gembul itu kalau sudah bertemu dengan tanah sulit untuk dipisahkan.

OUR DESTINY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang