12.🐣

14.1K 1K 28
                                    

"Kamu siap sayang? Kita hitung sampai tiga!"

"Satuuuu."

"Duaaaa."

"Pleasehh berhenti." Ucap Seina menggelengkan kepalanya kuat-kuat.

"Desahin nama gue sei. Reyhan."

Seina menutup mata dengan air mata yang mengalir deras diwajahnya, berharap semua ini hanya mimpi buruk."

Bugh..

"Brengsek".

Bugh..

Plaakk..

"Berani-berani nya lo nyentuh istri gue setan."

Bugh..

"Agrhhh lepas jev." Erang Reyhan saat kaki Jevano menginjak kejantanannya.

"Lo punya otak kan? Mikir! lo lahir dari rahim perempuan tapi bisa-bisanya lo berbuat hal brengsek kaya gini."

Bugh..

Reyhan merasakan nyeri luar biasa diwajah perut dan kejantanannya. Jevano benar-benar menghajarnya tanpa ampun, Reyhan tadi tidak sadar ada orang masuk kedalam kamar dirinya terbuai menikmati perlakuan nya pada Seina, sampai tiba-tiba tubuhnya terpental ke atas lantai disusul pukulan demi pukulan ditubuhnya.

Marka yang mendengar keributan dilantai atas bergegas mengecek keadaan adiknya ia tadi melihat Jevano berlari ke kamar. Tiba didalam ruang kamar adiknya Marka dikejutkan dengan keadaan adik iparnya yang tergeletak di atas ranjang dengan tubuh naked yang sangat berantakan sedangkan Jevano masih dengan emosinya asik menghajar tubuh seorang pria.

"Jevan seina berdarah!" Teriak Marka

Jevano yang sedang menghajar itu seketika berhenti, Marka yang melihat adiknya malah bengong memukul kepala Jevano supaya segera bertindak menyelamatkan istrinya.

Jevano tersadar dengan cepat menghampiri Seina yang terkulai mengenaskan diatas tempat tidur, matanya menatap darah yang mengalir dari dalam kewanitaan istrinya.

"Sayang? Hei Seina buka mata kamu!"
Tangannya meraih selimut yang teronggok diatas lantai untuk membalut tubuh telanjang seina, tangannya terus menepuk pipi seina supaya tetap sadar.

"Jenoo."Ujar seina lirih, matanya sedikit berbinar kala melihat wajah suaminya disini.

"Gak papa gak papa."

"Pipi aku sakit Jeno."

"Nanti aku cium biar sembuh oke." Ucap Jeno mencoba bercanda menenangkan Seina.

"Dia masukin itu Jeno hiks."

Jevano memejamkan mata menarik nafas dalam ia tidak kuat menatap tatapan terluka Seina. Ingin sekali ia membunuh pria brengsek itu, Jevano merasa gagal menjaga istrinya.

"Gak masuk sayang, gak papa aku udah pukul si brengsek itu."

"J-jeno."

"Aku disini oke, kamu tenang semua bakal baik-baik aja."

"S-sakit Jeno, p-perut aku sakit."

"Bertahan ya sayang, tetep buka mata kamu kita kerumah sakit sekarang." Ucap Jevano kemudian mengangkat tubuh seina keluar rumah memasuki mobil meletakkan tubuh seina dikursi penumpang sementara Jevano langsung duduk dibalik kemudi melajukan mobilnya menuju rumah sakit.

"J-jeno perutku sakittt hiks." Rancauan Seina tak tahan dengan rasa sakit diperutnya.

Sebelah tangan Jevano menggenggam tangan Seina mencoba menenangkan istrinya.

OUR DESTINY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang