29.🐤

13.3K 819 34
                                    

🐶🐰

Seina terbangun dari tidurnya, matanya masih tertutup, tangannya meraba-raba sisi sebelahnya berharap menemukan tubuh suaminya tapi ternyata tidak ada. Mata cantik itu perlahan terbuka, pandangan pertamanya mengarah pada jam yang menempel di dinding kamar menunjukkan pukul 6 pagi.

Seina hendak menarik selimut nya lagi tapi tiba-tiba bagian pusat nya seperti akan mengeluarkan sesuatu. Dengan tergesa Seina turun dari kasur menuju kamar mandi. Sampai didepan pintu kamar mandi Seina mencoba membuka knop pintu dan ternyata dikunci dari dalam.

"Jeno bukain pintunya!"

Seina meremas perut bawahnya

"Jeno buka!" Seina menggedor-gedor pintu kamar mandi itu dengan brutal.

"Sebentar lagi pake handuk."

"Cepetan!"

"JENOOOO!!"

Cklekk

Curr..

Telat

Air itu sudah mengalir bebas membasahi paha dalam Seina sampai ke kaki. Seina hanya bisa berdiri kaku.

"Kenap-astaga yang kamu mau lahiran?" Jevano panik melihat istrinya berdiri seperti patung dengan bagian bawah yang sudah sangat basah karena air. Air ketuban kah?

Jevano cepat-cepat menarik tubuh Seina kedalam dekapannya

"Sayang tenang oke. Tarik nafas tahan keluarin. Kita kerumah sakit sekarang ya?"

Seina menggeleng

"Aku bukan bidan yang, kalau kamu mau lahiran ya kerumah sakit. Aku cuma tau cara bikin bayi gak tau cara keluarin bayinya."

Plak..

"Siapa yang mau lahiran hah."

"Kamu lah, kan kamu yang hamil."

"Baru delapan bulan ih Jeno masih lama."

"Terus itu air apa?" Jevano jadi bingung sendiri. Dengan berani pria itu menyentuh bagian pusat tubuh istrinya, takut kalau anaknya meluncur tiba-tiba karena posisi Seina masih berdiri bersandar didada Jevano.

"Ahhh."

"Kerumah sakit ajalah. Tuh kamu udah ngedesah gitu, mau keluar kan dedeknya."

Seina mendelik "Tangan kamu grepe-grepe vagina aku gimana gak desah sialan." Seina menarik tangan Jevano supaya menjauh dari bagian privasi nya.

"Yang serius ini air apa?"

"Pipis."

"Hahh?"

"Air pipis Jeno."

"Pipis? Kamu ngompol yang?"

Seina menggeleng cepat "Nggak ngompol."

"Terus?"

"Emm cuma kebeletan aja."

"Aahahaha sama aja sayang. Aku kira tadi air ketuban kamu pecah."

"Yaudah mandi sekalian yuk, baju kamu udah basah semua bawahnya." Ajak Jevano, kemudian menggendong tubuh Seina membawanya masuk kedalam kamar mandi.

Jevano mendudukkan Seina di atas meja wastafel.

"E-eh nanti jatuh."

"Ada aku gak bakalan jatuh."

"Tapi takut Jeno."

"Enggak apa-apa sayang." Jevano mengambil sikat gigi milik Seina memoleskan pasta gigi di atasnya "Nih digosok dulu giginya biar kinclong."

OUR DESTINY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang