50.🌿

16.9K 835 83
                                    


Gak nyangka gabutku udah jadi 50 part😭🤣🤣🤣

Sebenarnya mau up jam delapan tadi tapi tiba-tiba internet nya susah konek, jadi yah baru bisa up sekarang gak tau ini udah jam berapa ke up nya🙏 maaf ya gess

🐶🐰

Jevano keluar dari dalam mobil, kemudian melangkah kakinya masuk kedalam rumah.

"Papi pulang!"

Seru Jevano serak, ucapannya barusan mengundang El yang tengah asik bermain di ruang tamu berlari menghampiri Jevano. Jevano berjongkok, siap menerima pelukan hangat penuh sayang dari putra kecilnya.

"Papii!" Pekik El girang menerjang tubuh Jevano dan memeluk leher sang ayah erat-erat.

Jevano melonggarkan pelukan keduanya, merangkum wajah kecil tapi tembem milik El djung. Lalu menciumi setiap inci wajah El dengan gemas. El hanya terkikik saat bibir sang ayah terus-terusan menciumi wajahnya.

"El sudah mandi?"

"Cudah."

"Humm, kok gak bau minyak telon. Bau asem nih."

El melotot, tidak suka dikatai bau asem. El kan sudah wangi, mami Sei juga mendadaninya dengan baik dan memakaikan wewangian seperti minyak telon.

El menciumi bajunya sendiri "Wangi kok."

"Masa sih, papi cium bau asem tuh."

"Ish, hidung papi belmasalah. Sana pelgi ke dok-tel."

"Ndak mau ah. Coba El cium aja biar hidung papi sembuh."

Tangan kecil El menangkup wajah Jevano kemudian menciumi setiap inci wajah tampan sang ayah dengan tergesa.

"Huh sembuh. Papi sudah bisa cium El wangi?"

Jevano mengendus-endus leher si kecil "wahh, Wangi. El mandi sendiri atau sama mami?"

"Sama mami lah, El ndak mau kena malah mami lagi kalena kemalin mandi sendili."

"Mami gak marah sayang. Mami cuma gak mau adek kenapa-napa kalau mandi sendirian di kamar mandi, kan adek masih kecil masih butuh bantuan orang tua."

"Maaf, papi."

Cup

"Gak papa, jangan diulangi lagi yah. Kalau mau kemana-mana bilang dulu, oke."

"Otte."

Jevano berdiri mengandeng jemari kecilnya, mengajak bocah itu masuk kedalam.

"Loh, ada Abang Bima." Sapa Jevano saat sampai di ruang tamu ternyata ada Bima disana, sedang bermain dengan boneka-boneka milik El.

Bima menoleh pada Jevano lalu melambaikan tangannya "Hai, om Jevan."

"Hai. Udah lama, mainnya?"

"Sudah. Dari tadi sore."

Jevano mengangguk meminta pada El dan Bima untuk tidak kemana-mana. Setelah memastikan dua bocah itu anteng bermain di ruang keluarga, Jevano berjalan masuk ke dapur. Disana bisa ia lihat si cantik sedang berkutat didepan kompor dengan centong sayur ditangannya.

Jevano tersenyum smrik, ide jahilnya muncul seketika. Dengan berjalan mengendap-endap, Jevano berdiri berdiri tepat dibelakang tubuh Seina, wanita itu sama sekali tidak menyadari adanya keberadaan Jevano dibelakangnya.

Dengan sekali remasan, Jevano berhasil membuat Seina terkejut bukan main. Bahkan wanita itu hampir saja melempar centong sayur yang ada di tangannya.

"Aw-awshhh sayang lepasin. Copot ini kuping aku."

OUR DESTINY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang