44.🍁

17.9K 911 69
                                    

🐶🐰

Gue double up yeaaaa

Gaess ayo komen gue maksa pokonya Lo semua harus komen gak mau tau!💘

"Mas, disana berapa hari?"

"Seminggu mungkin."

Seina mengangguk, kembali pada kegiatannya yang sedang mengepak beberapa potong baju juga keperluan Jevano lainnya kedalam koper. Rencananya besok, Jevano akan pergi ke Jepang untuk perjalanan bisnis.

"Mami mami." Panggil El yang sejak tadi ikut merusuh di samping sang ibu.

"Apa sayang."

"Papi bawa ini ndak?" El menunjukkan celana dalam berwarna hitam milik Jevano.

Seina mengangguk, membuat El dengan sigap melipat kain segitiga itu lalu memasukkan kedalam koper secara asal.

"Kok kalian semangat banget sih, papi mau pergi loh besok." Jevano merajuk.

Ini akan menjadi perjalanan bisnis keluar negri nya yang pertamakali setelah dua tahun lebih tidak pernah kemana-mana semenjak El lahir sampai sekarang. Kalau keluar kota Jevano sudah sangat sering tapi pria itu tidak pernah sampai menginap, besoknya pasti Jevano akan mengusahakan untuk pulang, katanya gak bisa lama-lama jauh dari putranya.

"El?"

"Um."

"El, ikut papa aja yuk."

"Kemana papih?"

Raut wajah Jevano berbinar, oke ini saatnya Jevano mencuci otak seuprit putranya.

Jevano mendekati dua orang kesayangannya yang sedang sibuk berberes didepan lemari, membawa tubuh kecil itu duduk dipangkuannya.

"Jalan-jalan. Nanti kita pergi ke mana aja, mau gak?"

"Zoo?"

"Boleh."

"Nanti di zoo ada onyet?"

"Ada dong, gorila juga ada."

"Golila apa papi?"

"Em, kaya onyet tapi lebih gede."

"Gede kaya papi?"

Jevan mengangguk tak apalah dirinya disamakan dengan gorila.

"El mau itut papi."

"Bilang mami, biar mami ikut juga."

"Mami ayo itut papi mami."

Seina berbalik berhadapan dengan dua laki-laki kesayangannya. Matanya menatap Jevano tajam, sementara yang ditatap hanya membalas dengan cengiran.

"Gak bisa sayang."

"Tenapa?" Bibir El melengkung kebawah.

"El kan badannya masih panas, giginya mau tumbuh lagi. Nanti kalau El ikut papi pergi, giginya gak jadi tumbuh. Mau giginya gak jadi tumbuh?"

Axelle menggeleng ribut, bocah itu sudah sangat lama menantikan giginya tumbuh lagi. El iri dengan gigi Abang Jie yang sudah tumbuh hampir semua sementara giginya baru tumbuh tigabelas kata papi.

"Sayang?" Jevano memelas.

"Gimana? El masih tetep mau ikut papi?" Tanya Seina lagi sambil menatap wajah menggemaskan putra tunggalnya.

El menggeleng ragu, lalu berbalik memeluk tubuh tegap ayah nya.

"Papi mapin El ya, El ndak bisa temenin papi."

Jevano mati-matian menahan tawanya, jangan sampai ia menghancurkan suasana haru putranya.

"Huhuu El ndak sayang papi ya?" Ucap Jevano pura-pura sedih.

OUR DESTINY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang