53.🌷

14.9K 768 74
                                    

🐶🐰🐷

"Bangun tidul El telus mamam..."

"Habis mamam telus nenen.."

"Habis nenen... El tolong mami."

"Belsih-belsihin kamal mandi... Holeee."

El bersorak kesenangan sambil menggosok-gosokan sikat toilet ke dalam kloset. El menuangkan satu bungkus besar pewangi kedalam kloset, karena ulahnya itu Seina menyuruh El sekalian menyikati klosetnya, padahal tadi niat awalnya mau memandikan bocah cerewet itu.

"Mami, halummm." El mengendus-endus wangi kloset didepannya.

"Udah kan? Sekarang ayo mandi. Nanti keburu papi ngambek, El gak jadi di ajak kepasar malem."

El langsung melempar sikatnya begitu saja, El cepat-cepat masuk kedalam bak mandi yang sudah disiapkan Seina beberapa menit yang lalu.

Seina memungut sikat yang tadi dilempar anaknya, lalu meletakkan di tempat yang semestinya.

Seina menghampiri El yang sedang kesusahan membuka tutup sabunnya, Seina meraih botol sabun itu membukanya sekalian memandikan El. Selesai mandi Seina langsung mendadani El, memakai kan segala pernak-pernik ke tubuh kecil itu, setelah selesai Seina membawa El turun ke bawah menemui Jevano yang sedang menonton diruang keluarga.

"Hayooo ...papi jelek kaya bab-

-Ellll!"

El menutup mulutnya rapat-rapat, lalu menyengir saat ayahnya menatapnya penuh permusuhan. Oke saatnya jadi anak yang baik dan penuh sopan santun, El tau pasti papinya akan mengancam tidak jadi ke pasar malam nanti malam kalau El mengatai papinya babi.

"Ehehee hayo papi ganteng." Ucapnya manis sambil melambaikan tangan kanannya.

Jevano mendengus, tapi tetap menerima tubuh gembul itu lalu memangkunya dan menciumi pipi bapau El gemas. Setelah memastikan sang anak aman bersama papi nya, Seina beranjak pergi menuju kamar untuk mandi.

"Papi, udah mandi?"

"Udah lah, papi mah pertama. Emang El, tidur kaya kebo gak bangun-bangun, lama banget."

"Kan ngantuk."

"Gitu tadi siang sok-sokan gak mau tidur. Papi gak ngantuk, nih mata El masih dua, papi ayo kepasar malem sekarang. Helehh tai kucing Lo Samsul." Jevano mencubit gemas kedua pipi El, kulit El yang putih bersih sampai memerah.

Plakk

El menabok paha Jevano yang tidak tertutupi kain, karena pria itu hanya memakai kolor hitam diatas lutut dan kainnya tersikap.

"Sakit tau pipi El papiii."

"Paha papi juga sakit ellll."

"Papi kan udah olang gede."

"Ya dipikir orang gede gak bisa ngerasain sakit apa?" Jevano meraih tangan El yang tadi di gunakan bocah cerewet itu untuk menggeplak pahanya "El tuh tangannya kecil tapi kok panas sih kalau nabok?"

"Bial papi kapok." Ucap si kecil lalu fokus menonton tayangan iklan di televisi.

"Ihhh adek bayina lucuu." El terkikik gemas saat melihat iklan bayi dengan popok.

El bersandar didada bidang papinya lalu mendongak "Papihh?" Jevano berdehem.

"El waktu bayi lucu ndak?"

Jevano menggeleng "El waktu baru lahir jeleknya minta ampun, kaya zombie."

"Iyah?"

Jevano mengangguk mantap, tapi tidak ada suara yang keluar dari bibir pria itu lagi.

OUR DESTINY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang