51.💐

16.1K 832 108
                                    

🐶🐰

CIT..CIT CIT

Bocah dua tahun setengah itu berjalan sambil menatap setiap orang yang ia temui di lobby kantor sang ayah dengan senyuman. Langkah si kecil menggema di seluruh penjuru ruangan karena sepatu nya yang menimbulkan bunyi berdecit setiap El melangkah kan kaki kecilnya. Karena bunyi dari sepatunya itu jugalah yang membuat El semangat berjalan sambil tersenyum-senyum tidak jelas.

Tangan kecilnya digandeng erat oleh sang ibu, takut-takut si kecil akan lari dan membuat keributan. Seina tersenyum ramah, menanggapi sapaan para karyawan suaminya. Semua karyawan membungkuk hormat, saat salah satu tokoh penting dalam hidup Jevano itu melewati mereka.

"Hidup pak Jevan kita sempurna sekali yah. Sudah tampan, mapan, punya istri yang sangat cantik. Lihat, putranya juga sangat tampan dan comel, seperti boneka."

"Putra pak Jevan tidak akan pernah bertanya 'gaes info loker'."

"Benar sekali! Si kecil tampan itu sudah bergelimang harta sejak lahir. Ayahnya seorang pengusaha sukses dan ibunya seorang dokter. Dua sumber uang yang mengalir terus tanpa henti."

"Jangan lupa, Pak Jeffryan-kakeknya juga pengusaha sukses. Pak Mark-kakak pak Jevan juga seorang pengusaha yang gak kalah sukses. Oh iya kudengar dari gosip yang beredar, ibu bos ternyata anak dari seorang pengusaha sukses diJepang."

"Oh ya tuhan. Tidakkah salah satu dari mereka mau mengangkat ku jadi pembantu dirumahnya. Pasti gajinya di atas umr, dan bonus memandangi wajah tampan dan cantik pemilik rumah."

"Jangan mengada-ada, kubur saja mimpi mu itu."

"Tapi kudengar, ibu bos sudah tidak bekerja lagi semenjak mengandung. Apa itu benar?"

"Iya. Kau lihat sendiri tadi ibu bos datang bersama putranya, sudah pasti beliau tidak ada kerjaan dirumah."

Serentetan bisikan-bisikan dari para karyawan itu, menemani langkah Seina dan El menyusuri lobby. Seina hanya tersenyum menanggapi kalimat-kalimat yang dilontarkan karyawan suaminya itu, mereka tidak tau saja bisa sampai di tahap seperti ini, Seina harus melewati banyak kerikil bahkan batu besar yang menemani setiap dirinya melangkah.

El memberikan maccaron mini yang dibungkus plastik bening pada beberapa karyawan yang ia temui. Tindakannya itu mengundang pekikan meriah dari para karyawan karena tingkah lucu si bos kecil.

"Nah."

"Untukku?"

"Hum!"

"Aaaaa lucu sekali. Terimakasih tuan muda kecil."

Kepala yang berbalut topi berbentuk kepala gajah itu mengangguk lucu, bahkan belalai si gajah ikut memantul karena El yang terlalu bersemangat mengangguk.

"Sudah habis?"

El menoleh pada keranjang kecil di tangan nya "Masih satu, mami."

Kemarin Seina membuat maccaron, dan hari ini kebetulan dirinya akan berkunjung ke kantor sang suami. Seina sengaja membungkus maccaron-maccaron itu dengan plastik bening dan memasukkan ke dalam keranjang kecil yang sengaja El bawa untuk dibagikan pada beberapa karyawan.

"Oke, let's go. Kali ini siapa target terakhir?" Seina menggandeng tangan El, mengajaknya masuk kedalam lift menuju lantai dimana ruangan Jevano berada.

"Daddy!"

Seina tersenyum gemas, ingin sekali mengigit pipi putranya yang semakin hari semakin tembam itu.

Ting

Seina dan El keluar dari dalam lift, langsung menuju ruangan Jevano.

"Onty kalin!"

OUR DESTINY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang