20.🐤

15.2K 967 9
                                    

"aku sudah benar-benar menemukan nya." Ucap seorang pria, sambil menyeruput kopi hitam didalam cangkirnya.

"Siapa?" Tanya seorang pria lain

"Putri kecil ku yang ku anggap pembawa sial dan dengan teganya aku membuangnya."

"Seorang ayah yang sangat bodoh."

"Yeah, itu aku."

"Kau yakin dia putri mu?"

"Tentu saja, aku tadi bahkan menyapanya. Tapi dia langsung lari ketakutan saat melihat wajahku." Jawabnya miris.

🐤🐤🐤

"sayang..buka pintunya."

"Seina please dengerin dulu."

"Sayangggg..."

"Shittt!!"

Jevano mengacak rambutnya frustasi. Sejak mereka pulang dari mall Seina langsung mengunci diri didalam kamar sama sekali tidak keluar, dia bahkan melewatkan makan malamnya. Jevano terus berusaha membujuk tapi tidak ada respon sedikit pun, ia takut terjadi sesuatu pada istrinya.

"Sayang ayo dong buka pintunya!"

"Aku belum mandi loh, baju aku kan didalam kamar semua. Yuk bisa yuk bukain pintunya." Ucap Jevano memelas.

"Kamu juga belum makan malem sayangku, kasian dedek nya nanti kelaparan. Kamu mau nanti dedek lahir tinggal tulang?"

"Aku hitung sampe tiga, kalau kamu gak mau buka pintunya aku terpaksa dobrak." Jevano tidak punya cara lain, mengerahkan sedikit ototnya sepertinya tidak masalah.

"Satu."

"Duaaa."

"Dua seperempat."

"Dua setengah."

"Oke, aku dobrak."

"Tig-

-Cklekk.

Pintu terbuka, menampakkan seorang istri tuan Jevano dengan kondisi rambut acak-acakan, mata sembab, pipi memerah dengan bekas jejak air mata yang mengering di permukaan pipi chubby nya.

Jevano langsung mengguncang tubuh istrinya.

"Kamu ngapain? Kenapa nangis? Jangan nangis dong." Jevano panik melihat keadaan istrinya saat ini yang jauh dari kata baik.

Bukanya menjawab pertanyaan suaminya, Seina malah menarik kasar tangan Jevano membawanya masuk kedalam kamar. Seina mendorong tubuh Jevano sampai pria itu terduduk diatas kasur.

"Kenapa kamu bisa ketemu orang itu?" Tanya seina berusa menahan emosi supaya air matanya tidak keluar lagi.

Jevano malah bengong.

"Jeno jawab! Kamu tau kan aku benci dia, dia masa lalu aku yang pengen banget aku buang jauh-jauh. Tapi kenapa kamu bisa akrab banget sama dia? Kamu sengaja mau bikin aku sakit hati iya?"

Jevano menggeleng kuat-kuat, ia mulai paham situasi "nggak sayang aku gak kenal dia."

"Nggak kenal? Jangan bohong!"

"Seina gausah pake bentak! Aku gak salah, dengerin dulu penjelasan aku bisa?"

Seina terkesiap mendengar nada tinggi suara Jevano, ia sampai tidak menyadari air matanya kembali mengalir deras dari mata cantiknya.

Jevano menghela nafas berusaha menahan diri, ini yang ia takutkan. Emosi seina semenjak hamil tidak stabil, sedikit kesalahan saja wanita itu kadang bisa marah-marah, sedih bahkan menangis sampai demam.

OUR DESTINY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang