5.🐣

16K 1K 13
                                    

Welcome to my story 👋

Jangan lupa vote dan komen👋

Seina memandangi wajah tampan suaminya sesekali mengusapnya lembut. Ia sudah bangun sejak pukul 6 pagi tadi dan sekarang sudah hampir pukul 7. Selama itu ia hanya menatap wajah suaminya sambil bergumam betapa beruntungnya ia mempunyai suami seperti Jeno, tampan mapan baik pengertian sayang keluarga.

Beberapa menit kemudian Jeno terusik karena merasakan elusan lembut dipipinya. Jeno membuka mata dilihat nya wajah cantik Seina pagi ini

"Pagi sayang." sapanya lalu mencuri kecupan dibibir

"Pagi, bangun yuk! Liat tuh udah jam berapa!"

"Emang jam berapa?"

"Jam 7 lebih."

"aku libur, capek banget badanku."

"Emang gak ada jadwal meeting atau apa gitu hari ini?"

"Gk ada berkas udah aku beresin tadi malem.''

Seina mengangguk lalu bangun tanpa memperdulikan dadanya yang terekpos

Jeno yang melihat dada bulat istrinya didepan mata, ikut bangun langsung menarik seina bersandar didepan dada bidangnya dan melilit tubuh mereka dengan selimut.

"Kerasa tau yang.?

"Apanya?''

''itu kamu bangun.'' Seina tertawa, dengan sengaja menyentuh benda itu dengan tangannya.

"Shhhss... Jangan digodain yang!" Perintah nya menahan gejolak gairah

"Hehe... Bangun tuh anak tiri kamu urusin gih.''

"Ayok ah kamu mandiin tapi." Dengan sekali tarikan tubuh seina digendong masuk kedalam kamar mandi.

🐣🐣🐣

Selesai dengan acara mandi, seina lebih dulu turun kebawah menuju dapur untuk menyiapkan sarapan karena ia juga harus segara berangkat ke rumah sakit.

"Bi Iyem kemana yang? biasanya jam segini udah dateng?" Jeno bertanya sambil meminum susu coklatnya yang sudah dibuatkan Seina sebelum ia memulai acara masak nya.

"Oh iya aku belum bilang ya?" Tanya Seina

"Belum, emang bilang apa?"

"Bi Iyem nggak kerja lagi yang, dia mau fokus bantuin anaknya yang baru aja lahiran dikampungnya sana."

"Terus kamu gimana?"

"Ya gak papa, aku juga masih bisa urus rumah sendiri.''

"Nggak kecapekan nanti, ngurus rumah ngurus keperluan aku belum lagi kamu kerja?"

"Nggak lah ada bi Iyem juga aku tetep ikut ngurus semua kan, ya cuma agak ringan sih pas ada bi iyem.''

"Cari asisten baru mau?'' usul Jeno

Dari dulu Seina suka melakukan pekerjaannya sendiri karena memang latar belakangnya yang sudah sendirian sejak kecil. Seina juga tidak sengaja memperkerjakan bi Iyem sebagai asisten dirumahnya, kebetulan suami bi Iyem itu pak Mamat (satpam dirumahnya) ia mengatakan kalau istrinya bosan didesa ingin ikut kekota. Jeno yang mendengar itu mengusulkan beliau untuk jadi asisten dirumahnya saja hitung-hitung menjadi teman ngobrol Seina dan Seina menyetujui.

OUR DESTINY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang