🐶🐰🐷
"Ini namana woltel."
"Kalau ini?"
"Ini kangkung."
"Yang ini?"
"Tomat."
"Ini apa?"
Si penjual tampak berfikir, tiba-tiba berteriak "Papi! Ini yang daunna walna gleen apa?"
"Kangkung!"
"Bukan, satuna!"
"Bayam."
Si penjual mengangguk mengerti, lalu menatap calon pembelinya "ini bayam."
"Oh bayam. Yang ini apa, kok warnanya merah-merah."
"Ihhh ndak tau lah, mami kapan belina kenapa cuma tana-tana telus sih!" Ucap si penjual bersedekap dada.
Seina terkekeh, mencubit gemas hidung si penjual kecil yang terdapat sedikit noda tanah.
"Berapa harga semua sayuran ini paman?"
"Ndak tau."
"Lah, gimana sih." Seina terkekeh.
Penjual kecil yang memakai sepatu boot berwarna kuning dan topi kelinci itu tampak kebingungan. "Buat mami masak semua aja deh, nanti bial papi yang bayal hehe."
"Emang papi El ada duit?"
Kepala berbalut topi kelinci itu mengangguk mantap "Ada. Nanti El minta papi aja." Seina mengacungkan jempol, nice idea.
"AXELLE!"
"Iya?"
"Tolongin papi dong. Itu bibit sawi di kursi teras bawa sini dong dek."
"Iya, sebental papi."
"Mami kulsina yang mana?" Seina menunjuk kursi kayu yang berada disebelah pintu keluar. El menatap kakinya, yang berbalut sepatu dan kotor. Seina yang paham langsung berdiri mengambilkan bungkusan bibit sawi yang tadi diminta Jevano.
"Nih. Kasih ke papi."
"Telimakacih, mami. Muahhh."
Pedagang sayur abal-abal itu langsung berjalan pergi setelah mencium pipi maminya pelan, meninggalkan keranjang sayurnya pada maminya yang duduk diteras belakang.
Seina masuk ke dalam membawa keranjang yang berisi beberapa sayuran segar yang tadi pagi dipanen Jevano dan El. Lumayan, dapat sayuran segar, sehat dan tidak perlu beli.
Seina menyimpan sayuran-sayuran itu kedalam kulkas, supaya tetap segar.
Ting tong..
Seina beranjak dari kegiatannya, berjalan menuju pintu utama. Membuka pintu dan betapa terkejutnya dirinya saat seorang pria tinggi berdiri didepannya.
"Pagi, sayang."
"Eh-Pagi, papah." Seina meraih tangan Jeff lalu menciumnya "Papah kesini? Sendirian?"
Jeffryan mengangguk lalu merangkul bahu Seina, mengajak menantunya masuk kedalam. "Papah tadi lari pagi, eh kebablasan sampai rumah kamu."
"Really? Wah, padahal jauh tau jarak rumah papa ke sini."
"Iya emang jauh, papah aja sampe kelaparan. Untung di depan nemu bapak-bapak jualan bubur, mampir deh papah disana sarapan. Nih, papah juga beli buat kalian." Jeffryan menyerahkan plastik putih berisi tiga kotak bubur ayam.
Seina menerimanya "Makasih papah. Padahal Sei udah masak. Papah mau sarapan lagi."
"Udah ah kenyang, nanti kalau laper papa makan lagi." Keduanya berjalan ke dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR DESTINY [END]
Teen Fiction"Hamil gih biar aku jailin anak sendiri bukan anak orang!" sarkasnya lalu beranjak meninggalkan ranjang menuju kamar mandi. ✍️ April 2022-September 2022 High rank🏅 #6 Nomin #1 Gs #1 Genderswitch #1 Nomings #1 Jaemings