OUR DESTINY [END]

45.🌺

🐶🐰

Warning!!

Part ini panjang, awas bosen. Skip aja ga papa✨

"Halo cantik. Eh-beneran cantik banget neng, mau ngapel di mana nih."

"Halo mas ganteng. Mau ngapelin kamu tapi jauh."

"Bisa aja nih induk curut."

"Papih lagi ngapain? Udah makan?"

"Baru aja beres makan, terus telfon kamu."

"Anak kita mana?"

"Tuh." Seina mengarahkan kamera ponselnya ke depan wajah El yang sudah tertidur disampingnya.

"Jam berapa sih? Tumben udah bobok. Gak telfon aku dulu lagi."

"Udah jam 9 pak, udah malem. Tadi siang asik main dia, sampai gak tidur siang. Jadi nya gini deh, habis mandi minta makan selesai makan nenen bablas tidur."

"Papi, mulai terlupakan nih."

"Gak dong. Papi tetep nomor satu. Ya dek ya." Ucap Seina sambil menciumi pipi tembem El, membuat Jevano disebrang sana mengiri.

"Besok aku pulang."

"Hah?"

"Besok aku pulang, sayang."

"Kok cepet?"

"Gak seneng lo, suami pulang cepet."

"Papi males lah Lo Lo tak tabok bibirmu tau rasa."

"Hehe maaf. Gak suka banget sih yang pake Lo gue. Padahal awal nikah masih pake."

"Gak enak. Gak ada sopan-sopannya. Udah suami-istri itu aku kamu biar romantis eakk lagian kedengeran lebih sopan. Masih remaja pacaran mah iya-iya aja Lo gue."

"Eh iya, papi beneran pulang besok?"

"Hm."

"Emang udah beres kerjaannya yang disana."

"Sudah cintaku. Suamimu ini bahkan rela lembur di negeri bapakmu supaya bisa cepet pulang tau gak."

Seina mengangguk-angguk paham "Jam berapa nyampe sini kira-kira."

"Siang."

"Oke. Sampai ketemu besok siang suamiku muahh."

"Hm, sampai ketemu besok. Tidur gih udah malem."

"Iya."

"Aku matiin ya. I love you."

"Love you to papih."

Tut.

🌺🌺🌺

"Abang mau pinjem bonekanya ishh."

"Ndak boleh abang, ini boneka adek."

"Pinjem bental."

"Ndak boleh!"

"Kok El jadi pelit sih?" Jiera melepas tarikan boneka beruang El dengan kasar.

El diam menunduk, sambil memeluk bonekanya erat.

Tyana datang dari dapur sambil membawa nampan berisi dua gelas susu dan cookies untuk kedua cucunya.

"Loh kenapa nih, kok mukanya pada jelek?" Tanya Tya setelah meletakkan nampannya diatas meja. Melihat raut muka tak beres kedua cucunya.

"Abang mau pinjam bonekanya adek tapi adek dak mau pinjemin Oma." Ucap Jiera lantang.

Tyana mendekati El yang masih menunduk diam.