56.🌾

21.3K 804 194
                                    

🐶🐰🐷

🌾🌾🌾

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌾🌾🌾

Kaki kecilnya melangkah riang melewati jalan yang sedikit berair karena semalam turun hujan. Kaki berbalut sepatu kets mini berwarna putih itu sesekali melompat tinggi, menghindari genangan air yang bisa mengotori sepatu barunya.

Tangannya di gandeng erat oleh kedua orangtuanya, yang berjalan beriringan disisi kanan dan kiri tubuhnya. Seragam sailor dengan topi biru menutupi kepalanya itu tampak pas di pakai di tubuh kecil El.

Hari ini hari pertama El masuk preschool. Si kecil tampak bersemangat untuk memulai hari baru nya, di sekolah.

Keluarga kecil itu berhenti berjalan saat gedung sekolah El sudah didepan mata. Jevano berjongkok mensejajarkan tingginya didepan tubuh mungil, putranya. Pipi tembam itu sedikit memerah karena cuaca hari ini yang lebih dingin dari biasanya. Jevano mengusapnya lembut, lalu mendaratkan kecupan kecil di atas hidung mungil El.

"Adek, sekolah?"

Si kecil mengangguk semangat.

"Gak boleh re?"

"Wel."

"Harus ra-

-Jin, Ndak boleh jahilin temen, nulut sama ibu gulu."

"Pinternya anak papi. Oke, sekarang El sekolah papi berangkat kerja. Nanti kalau papi sempet, papi yang jemput kalau gak sempet di jemput pak Heru ndak papa, ya."

"Ndak papa. Kan papi halus kelja."

Cup

"Nih, tasnya pake." Jevano melepas tas kecil bergambar monyet yang sejak tadi tersampir di pundaknya, memakaikan tas itu di punggung El.

"Nanti bekalnya di habisin, ya."

"Iyaaaa." El mencium pipi dan hidung papi-nya sebagai salam perpisahan. Jevano juga melakukannya, setelah itu ia beranjak berdiri. Melingkarkan tangannya di pinggang Seina lalu mengecup bibir dan kening istrinya pelan.

"Aku berangkat dulu."

Cup

''Hati-hati. Nanti gak usah jemput, aku naik taksi aja gak papa."

"No. Nanti aku minta pak Heru jemput. Jangan naik taksi sendirian."

Seina mengangguk saja, tidak mau membantah apalagi mendebat suaminya. Karena sekarang keduanya menjadi tontonan orang gara-gara aksi romantis di depan sekolah.

Seina menggandeng tangan El, membawanya masuk ke dalam gedung sekolah.

"Papi, dadahhh."

"Dadaaa sayang. Jangan rewel ya."

"Iya. El sayang papi." El masih melambai-lambai kecil.

"Papi juga sayang El." Jevano juga mengangkat tangannya membalas lambaian tangan El. Punggung Seina dan El mulai menjauh dan menghilang, karena sudah masuk kedalam bangunan sekolah.

OUR DESTINY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang