13.🐣

14.4K 1K 31
                                    

Bugh...

Plaakk..

"Sudah bosan hidup kamu Reyhan?"

"M-maaf". Ucap Reyhan penuh penyesalan.

Jeffryan tersenyum remeh

"Maaf? Kamu pikir maaf kamu bisa mengembalikan keadaan menantu saya menjadi baik-baik saja?"

Reyhan menggeleng, ia tahu kata maafnya tidak akan mengembalikan keadaan seperti semula. Jeffry pasti tidak akan membiarkan Reyhan hidup tenang setelah tahu perbuatan yang telah Reyhan perbuat pada salah satu menantunya.

"Gara-gara kamu menantu saya celaka dan hampir kehilangan calon anaknya."

"Cucu yang sudah sangat lama saya nantikan kehadirannya di keluarga kami hampir mati karena kelakuan brengsek kamu Reyhan."

Bugh..

Reyhan kembali merasakan panas, perih, sakit serta ngilu di sekujur tubuhnya. Pukulan dan tamparan yang ia dapat dari Jevano dan Marka pagi tadi belum mengering dan malam ini ia kembali merasakan pukulan dari Jeffryan.

Jeffryan mencengkeram rahang Reyhan

"Kalau sampai cucu saya tidak kembali membaik, kamu bakalan merasakan neraka didunia." Ucap Jeffry kemudian berlalu meninggalkan Reyhan didalam sebuah ruangan yang sangat gelap dan lembab.

Sementara Reyhan hanya bisa mendudukkan tubuhnya lemas bersandar di dinding yang sangat dingin itu, Reyhan berdoa semoga Seina dan bayinya baik-baik saja ia tidak peduli lagi dengan nasibnya terserah keluarga djung mau memberinya hukuman seperti apa. Cintanya pada Seina yang berubah menjadi sebuah obsesi membuat ia menjadi seorang pria bodoh dan brengsek.

🐣🐣🐣

Tin..

Seorang satpam langsung membukakan pintu gerbang untuk mobil Jeffry.

"Malam tuan, silahkan masuk." Ucap pak Tono satpam yang bekerja dikediaman djung.

"Malam pak ton, istri saya sudah pulang kan?"

"Sudah tuan, mungkin satu jam yang lalu nyonya pulang."

Jeffry mengangguk, tadinya Tya dan Jeffry berniat menemani putranya menjaga seina tapi Jevano tidak mengizinkan ia bilang kalau seina sudah baik-baik saja jadi tidak perlu ikut menginap dirumah sakit. Jadi Jeffry memilih pergi lebih dulu karena tangannya sudah sangat panas ingin menghajar wajah kurang ajar Reyhan, apalagi setelah mendengar Jevano mengatakan kalau seina sedang hamil dan kejadian tadi pagi membuat Seina pendarahan membuat emosi Jeffry semakin meledak.

"Oh iya,kunci aja pak gerbangnya terus istirahat." Balas Jeffry

"Iya tuan, Terimakasih."

Setelah mobil Jeffry masuk pak Tono kemudian menutup pintu gerbang tidak lupa menguncinya.

...

"Kamu gak bunuh si brengsek itu kan pah?"

Jeffry terkejut bisa-bisanya istrinya itu baru keluar kamar mandi sudah menodong nya dengan pertanyaan saat Jeffry baru tiba didalam kamar.

"Enggaklah, enak banget kalau langsung mati." Jawab Jeffry

"Hm bagus, soalnya aku belum apa-apain dia."

"Emang mau mamah apain?"

"Mau mamah geprek burungnya." Ucap Tya dengan menggebu.

"Suka hati kamu ajalah mah."

Jeffry bergidik ngeri memilih berlalu meninggalkan istrinya menuju kamar mandi, masa bodoh dengan apa yang akan Tya lakukan besok pada Reyhan. Mau Reyhan dikebiri juga Jeffry tidak peduli yang penting jangan sampai mati langsung Jeffry gak terima.

OUR DESTINY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang