🐶🐰
"Lah kok bobok lagi sih dek." Ucap Seina memandang wajah putranya yang tertidur. Beberapa menit lalu El terbangun dan menangis, Seina dengan sigap memberi ASI pada putranya supaya berhenti menangis karena sepertinya putranya itu merasa lapar. Tapi setelah menyusu dan kenyang bayi yang semakin hari semakin gembul itu malah kembali tidur.
"Papi bentar lagi pulang tau."
"El belum mandi malah bobok lagi."
"Hey." Seina menoel pipi gembul El dengan gemas. Berniat mengganggu bayi laki-laki itu supaya bangun.
"Ck. Kebo banget sih dek. Kaya bapakmu."
Seina memilih menaruh El kembali kedalam baby box nya. Lebih baik Seina turun kebawah menunggu suaminya pulang kantor.
"Masak apa mbok?" Tanya Seina, saat sudah sampai di dapur. Ia melihat wanita paruh baya itu tengah berkutat dengan sesuatu di depannya.
"Tadi siang kan non Seina request, dibuatkan ayam crispy untuk menu makan malamnya." Jawab Mbok Mina
Seina menepuk keningnya pelan "Oh iya, ya ampun sampe lupa. Ini udah selesai mbok?"
"Tinggal goreng non, dikit lagi selesai."
"Yahh telat deh. Maaf ya mbok gak bantuin simbok tadi." Ucap Seina sedih.
"Gak apa-apa atuh non. Non Seina udah sering banget bantuin simbok, padahal ini kan emang tugas simbok."
"Hem yaudah deh besok gantian Sei yang masak ya."
Mbok Mina mengangguk dan mengacungkan jari jempol nya. Melarang nyonya muda nya itu untuk tidak pergi ke dapur adalah sesuatu yang tidak mungkin. Kadang dibeberapa bersempatan saat Seina kerepotan dan tidak bisa memasak, ibu dari Axelle itu akan tetap kedapur walaupun mbok Mina sudah menyelesaikan acara memasaknya.
Seina berjalan ke arah kulkas, membukanya lalu mengambil beberapa buah alpukat dari dalam kulkas. Mencuci buah berwarna hijau itu lalu dipotong kecil-kecil kemudian dimasukkan kedalam blender. Saat akan memencet tombol on pada blender tiba-tiba suara bel berbunyi memenuhi ruangan.
"Biar Sei aja yang buka pintunya. Simbok lanjutin goreng ayamnya." Ucap Seina lalu berjalan pergi meninggalkan dapur.
"Permisi mbak, benar ini kediaman bapak Jevano djung?" Ucap seorang pria, yang muncul setelah Seina membuka pintu.
"Iya, ini rumahnya. Ada apa yang mas?"
"Ada kiriman paket dari Jepang mbak."
"Jepang?"
"Iya mbak."
"Pengirimanya siapa ya mas?" Tanya Seina lagi, seingatnya Jevano tidak pernah bilang sedang membeli barang apalagi ini dari Jepang, jauh sekali.
"Bapak Yuda Iskandar Ditama mbak. Barangnya beruba pohon bonsai."
Seina melongo, sejak kapan suaminya itu jatuh cinta pada tanaman.
"Oh iya iya. Oke saya terima."
Pria itu menyodorkan sebuah kertas tanda penerimaan barang. Seina membubuhkan tanda tangannya pada kolom yang sudah disediakan.
"Terimakasih mbak."
"Iya, saya yang seharusnya berterima kasih. Biaya pengirimannya sudah lunas mas?"
"Sudah mbak tenang saja. Kalau begitu saya permisi ya mbak." Pria itu langsung pergi setelah menurunkan pohon-pohon berdaun hijau itu didepan teras.
Seina mengamati lima pohon bonsai dengan ukuran yang berbeda-beda, jangan lupa bentuknya yang aneh-aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR DESTINY [END]
Teen Fiction"Hamil gih biar aku jailin anak sendiri bukan anak orang!" sarkasnya lalu beranjak meninggalkan ranjang menuju kamar mandi. ✍️ April 2022-September 2022 High rank🏅 #6 Nomin #1 Gs #1 Genderswitch #1 Nomings #1 Jaemings