11.🐣

14K 808 27
                                    

Makasih yaaa udah mau baca cerita aku☺️

(Part ini mengandung 21+ jadi yang belum legal skip aja hehe:)

🐣🐣🐣

Jevano berjalan cepat menuruni anak tangga menuju meja makan, tangannya membawa tas kerja, dasi, jas dan gesper yang belum dipasang.

Jevano lupa kalau hari ini ia punya jadwal meeting pagi sekali karena klien nya dari jepang, Jevano yang tidak punya prepare bangun pagi kesulitan sendiri.

"Yang tolong pasangin ini."

Seina meninggalkan alat masaknya, mendekati Jevano lalu meraih dasi yang dari tadi cuma dipegang doang gak punya inisiatif buat masang.

"Ganteng banget suami aku." Ucap Seina selesai memasang dasi di lingkaran leher Jevano.

"Makasih." Ucap Jevano

"Sarapan dulu aku udah selesai masak."

"Gak keburu nanti na."

"Dikit aja gak papa yang penting jangan kosong perutnya."

Jevano menurut ia selalu mencoba menghargai apapun yang istrinya lakukan untuknya, mendudukkan diri dikursi dengan cepat mulai menghabiskan sarapan yang sudah disiapkan istrinya.

"Aku berangkat ya." Pamit Jevano menghampiri Seina yang belum selesai sarapan, kemudian mencium kening seina lama.

"Hati-hati gak usah ngebut." Seina berpesan setelah mencium tangan kanan Jevano

"Iya cantik, kamu juga nanti hati-hati berangkat nya."

"Iya."

Selesai dengan sarapannya, Seina beranjak membersihkan alat makan. Seina juga harus segera bersiap-siap untuk berangkat kerja.

Saat sedang merapikan penampilan nya didepan cermin Seina mendengar suara bel berbunyi.

"Siapa?" Tanya Seina setelah membuka pintu rumah.

"Pagi Seina."

"Pagi, kok bisa sampai sini kak?"

"Sengaja mau jemput lo."

Seina berdecak bagaimana Reyhan tau alamat rumahnya, apa laki-laki itu menguntit dirinya.

"Gausah kak aku berangkat bawa mobil sendiri". Tolak Seina mencoba tetap tenang

"Please dong sei sekali aja."

Seina tampak berfikir kalau dia terus menolak, reyhan pasti tetap memaksa.

"Oke, kakak duduk dulu aku mau ambil tas."

Seina mengajak Reyhan masuk menyuruhnya duduk di sofa ruang tamu, dia bingung mau di ajak masuk apa enggak tapi masa diluar.

"Sei?"

"Iya."

"Suami Lo mana?"

"Udah berangkat ke kantor."

"Oh." Reyhan tersenyum

Seina kembali masuk kamar memasukkan beberapa barang ke dalam tas yang akan ia bawa, tapi tiba-tiba pergerakan tangannya berhenti saat mendengar pintu kamarnya dibuka.

OUR DESTINY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang