43.🍃

19.1K 886 60
                                    

🐶🐰

Jevano membawa barang-barang keperluannya juga keperluan anak dan istrinya selama menginap disini, membawanya masuk kedalam kamar.

"Udah semua, pih?"

"Udah."

"Sekali angkut?"

"Iyalah. Lagian cuma koper dua, sama tas doang."

Jevano terlihat mengobrak-abrik satu tas khusus berisi perlengkapan El.

"Salep memarnya dimana ya, sayang?"

"Di tas kok, tadi pagi aku masukin kedalam tas."

"Gak ada."

"Cari yang bener."

"Gak ad-eh ada deng, nyelip hehe."

"Makanya cari yang bener dulu, jangan banyak omong."

"Iya maaf."

Jevano berjalan menuju tempat tidur membawa sebuah salep untuk lebam khusus bayi. Jevano naik ke atas kasur, duduk disamping putranya yang terbaring sambil menyusu.

Jevano menyikap selimut bayi yang menutupi tubuh putranya. Terlihat El hanya memakai piyama yang tidak dikancingkan dan tidak memakai celana piyamanya. Hanya memakai sempak berwarna biru, bergambar tokoh karakter Olaf.

"Cielah cuma pake sempak." Ejek Jevano pada sang putra.

El tidak peduli, bocah itu sengaja menyedot banyak air susu sang ibu sehingga saat ditelan menimbulkan suara sedikit keras.

Gluk

Gluk

"Minum Asi apa minum es teh sih? Sampe bunyi begitu." Komentar Jevano.

"Deres banget soalnya. Seharusnya dari tadi udah diminum malah anaknya asik belajar jalan." Ucap Seina, sambil mengusap kening putranya yang bercucuran keringat.

Jevano mulai memoleskan salep ditangannya pada permukaan kulit lutut El. Supaya nanti tidak menimbulkan nyeri atau bengkak.

Dengan tingkat keusilan 99%, Jevano dengan sengaja menekan bagian lebam dilutut sang anak. Membuat El terkejut dan berakhir memekik.

"PAPIHHH!"

"EL!" Seina juga ikut memekik kaget, karena El tiba-tiba melepas hisapann dari putingnya, membuat air susunya memuncrat kemana-mana.

"Papi akal mami!" Ucap El garang, menatap nyalang sang ayah yang terlihat cekikikan.

"Dih pitnah nih El. Orang papi gak ngapa-ngapain kok."

"Papi gini," El bangun dari tidurannya, duduk lalu meluruskan kedua kaki kecilnya. Jari telunjuknya yang pendek itu, terulur menempelkannya diatas lututnya yang tadi sengaja di tekan sang papi "tutt.. aw aw El kaget telus teliakin papi!"

"El aja yang lebay."

"Papina yang akal."

"Pap-

PLAKK

"Ashhh.. sakit sayang."

"Udah dibilang kalau anaknya lagi nyusu jangan diganggu! Jadi kotor kan muka anaknya kena semprot ASI." Ucap Seina marah-marah pada Jevano.

"Iya, maaf."

"Maaf teros tapi besok di ulang lagi."

Jevano menggaruk pipinya yang tidak gatal. Yang diucapkan istrinya barusan memang benar, sehari tidak mengusik hidup sang putra baginya seperti makan nasi tanpa lauk, kurang enak.

"Wlee.. mami malahin papi wlee." El ngejek papinya sambil memeletkan lidah kedepan.

"Tidur dikandang kambing kakek aja kamu nanti."

OUR DESTINY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang